Ara pun berjalan di lorong rumah sakit dengan bingung, sedari tadi ia sudah berkeliling tapi ia belum menemukan dimana ruangan umma nya berada. Tanya suster? Tapi ia tak menemukan satupun suster yang lewat.
" Aish.. Susternya kemana sih, kok ngga ada yang lewat ya, apa Ara salah lantai?. " Monolog Ara.
Saking seriusnya bermonolog hingga Ara tak menyadari ada seseorang dibelakangnya yang mengikutinya. Hingga orang itupun menepuk pundak Ara.
Karena takut, Ara pun memejamkan matanya dan berbalik secara perlahan. "S-iap--a?. "
"Kau kenapa?. " Tanya seseorang tersebut.
Huft..
"Kirain Ara siapa, ternyata om Pram to. Ada apa om?. " Tanya Ara.
"Saya disuruh oleh tuan Agler untuk membangunkan kamu dan membawa kamu ke ruangan Dr. Hasad. " Ungkap Pram.
Ara pun ngangguk ngangguk "Oh.. Ayo. "
Pram pun berjalan di depan dan Ara di belakang truss hingga mereka berhenti di depan pintu ganda.
Tok.. Tok.. Tok..
Ceklek
Wow. Ara langsung terpesona saat melihat ruangan tersebut, sangat elegan dan berkelas. Tatapannya masih melihat kanan dan kiri ruangan, tak peduli pada tatapan sang pemilik ruangan.
Agler dan Hasad, mereka memandang Ara dengan tatapan menahan gemas. Melihat bagaimana tatapan kagum Ara pada ruangan Hasad, membuat mereka gemas akan tingkah Ara.
"Pagi Ara. " Sapa Agler.
Sapaan Agler pun menjadi pemutus kontak Ara dengan kekaguman akan sebuah ruangan. Lantas Ara pun menoleh ke kanan, dan terpampang lah Agler dan Hasad yang tengah memandangnya lembut dari Ara sofa.
Sontak Ara pun menundukkan kepalanya karena malu, malu akan tingkahnya yang seperti pertama kali melihat ruangan mewah.
"Ayo sini nak Ara. " Suara tak kalah lembut menyapa pendengaran Ara. Ara pun melangkahkan kakinya menuju sofa dan duduk di samping Agler.
"Bagaimana tidurnya? Nyenyak?. " Tanya Agler sembari mengelus rambut hitam Ara.
Ara pun mengangguk lucu "Nyenyak, kalau om?. " Tanya balik Ara.
"Pastinya." Jawab Agler sembari tersenyum.
Ekhem
Sontak Agler dan Ara menoleh ke kanan, ke arah Hasad yang duduk di sofa single.
"Hallo Ara, kita belum kenalan kan? Kenalin paman Hasad, adik dari om Agler. " Hasad pun menyodorkan tangannya.
Ara pun menjabat tangannya dan menciumnya "Ara, Dwi Sanara. "
"Nama yang indah." Ucap Hasad sembari tersenyum misterius " Ah, apa Ara sudah sarapan?. " Tanya nya.
"Belum, Ara baru bangun tidur. " Ucap Ara polos.
"Berarti Ara belum mandi dong. Pantesan ada bau bau apa gitu. " Ungkap Agler.
"Iya bener."
"Enak aja, Ara udah mandi dong. Tadi Ara nemu baju bagus ini di paper bag, lalu Ara mandi deh. " Jelas Ara sembari menunjuk nunjuk baju yang dipakainya.
"Wah, berarti ini bau dari siapa ya?. " Tanya Agler.
"Ara tidak tau, karena Ara tidak mencium bau apapun. " Ucap Ara sembari menggeleng geleng kan kepalanya.
"Jangan dengarkan om ini Ara, mending sekarang Ara sarapan dulu ya. "
"Sarapan? Paman Hasad menyuruh Ara sarapan kertas kertas itu?. " Tunjuk Ara pada kertas kertas di atas meja kerja Hasad.
Hasad pun tergelak " Bukan dong sayang, bentar lagi sarapannya dateng ko. "
"Oh.. "
"Tuan tuan, dan nona Ara saya permisi mengambil pesanan ke bawah, permisi. " Pamit Pram.
Setelah Pram pergi keluar Ara dan Agler pun kembali mengobrol seperti biasa, apapun mereka bicarakan, dari cara tidur Raja hingga menara monas yang pernah Ara kunjungi. Perbincangan tersebut pun usai setelah Pram datang dan Ara yang memulai sarapannya.
"Alhamdulillah, Ara kenyang. " Ucap Ara setelah meminum susunya.
"Ara suka sama makanannya?. " Tanya Hasad.
Ara mengangguk antusias " Tentu, Ara suka banget sama roti bakar isi daging apalagi ada susu full cream, Ara bisa gendut kalau setiap hari makan nya gitu terus. " Jelas Ara sembari tersenyum.
"Ya, Ara bisa gendut. Tapi, Ara pun makin lucu. "
Setelah ucapan Agler tadi mereka semua tertawa kecuali satu orang, Pram. Entah kenapa tetapi Pram, tak pernah tersenyum bila itu bersangkutan dengan Ara.
23.agustus.2021
|•|maafkan kebegoan Ara tadi ya, aku emang belum mahir buat bikin suasana yang humoris.. Jadi, kalo punya masukan langsung komen aja..
|•|diatas ada gambaran ruangan paman Hasad ya..
|•|salam manis dari penulis:)

KAMU SEDANG MEMBACA
AGLER
Novela JuvenilSeorang anak akan selalu mengingat jasa orang tua yang sudah membesarkannya. Entah itu hal kecil ataupun hal besar. Sama halnya dengan orang tua, ia akan menyayangi si anak tanpa lelah, orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk si anak. ...