"Baiklah cukup sekian informasi yang bisa ibu berikan. Silahkan kembali ke rumahnya masing masing. Ingat, RUMAH MASING MASING ibu tidak ingin besok ada yang izin tidak mengikuti MPLS karena capek lah, kesiangan lah dan lain lain. Dan jangan lupa untuk membawa persyaratan yang tadi telah ibu sebutkan untuk keperluan identitas tahap dua. Sekali lagi silahkan kembali ke rumah masing masing. Terima kasih. "
"IYA IBUUU... "
Semua murid kelas X langsung keluar dari aula dengan langkah gontai. Bagaimana tidak? Informasi yang segitu singkatnya tapi memerlukan 3 jam untuk membahasnya.
Memang bukan hanya satu guru yang memberi informasi tapi ada lebih dari 2 guru yang memberi informasi, meski begitu informasi yang diberi sangat sedikit dari setiap guru, tapi entah bagaimana waktu 3 jam itu terlewati dengan akh.. Berat..
"Parah, gue kira bakalan 1 jam paling lama. Lah eta 3 jam, ini sekolah basa basi nya muantep. " Alfi cowok itu memberikan jempolnya sambil berjalan menuju parkiran.
"3 jam!! Gila.. Kok lama bener yak? Perasaan setengah jam dah." Ivan memasang tampang berfikir yang langsung ditepis oleh Alfa.
"Lo kan tidur angsa!. " Sarkas Alfa.
"Caksa sayang bukan angsa. " Ucap Ivan sembari menggandeng lengan Alfa.
"Najis."
Bremmm.. Bremm..
"Gue duluan. " Setelah mengatakan itu kamil, ia langsung pergi meninggalkan pekarangan sekolah tanpa mau mendengarkan pendapat temannya yang sedang berseteru itu.
"Eh.. Lah si kamil, gue ditinggal.. " Lesu Ivan.
"Ara, aku juga pulang dulu ya, tuh ayah aku udah jemput. " Pamit Risa.
"Iya Sa, hati hati ya.. "
"Iya, byee. "
Setelah kamil dan Risa pergi, Ara, kembar D, dan Ivan pun segera menyusul setelah mengingat perintah guru galak di aula tadi.
-----⭐-----
"Makasih ya Alfa, Alfi.. Kalau gitu Ara masuk dulu.. Dahh.. "
"Iya."
"Fa, main basket kuy di lapangan komplek depan. Ajak si Ivan ama kamil juga. " Ajak Alfi sembari berjalan ke rumah nya.
"Ogah."
"Ayolah.. Ya ya ya. " Alfi mengeluarkan puppy eyes nya pada Alfa.
Alfa pun menatap Alfi jijik dan langsung masuk ke dalam rumah.
"Lah.. Gue ditinggal. "
-----⭐-----
Matahari mulai condong ke arah barat. Menandakan sang surya akan segera tenggelam dan tergantikan oleh cahaya lembut sang bulan. Ara, gadis itu sekarang tengah mondar mandir di kamarnya dengan perasaan cemas.
Sang ummah belum pulang hingga sore hari, padahal tadi siang ummah mengechat Ara dan bilang bahwa ia sedang di perjalanan, tapi sampai sore hari ummah belum pulang juga.
Ditelfon ngga diangkat, di chat pun ngga dibales. Ingin pergi mencari ke kampus, tapi Ara tak tau jalan. Kalau begini ia jadi bingung.
"Huft... Umma kemana sih, udah sore juga.. " Cemas Ara sembari meremas handphone nya. " Jadi kebelet kan. "
Ara pun menyimpan handphone nya dikasur dan pergi ke kamar mandi di kamarnya.Kringg.. Kring... Kring... Kringgg...
Hap
"Hallo? "
"Hallo, dengan keluarga ibu Sinta? "
"Ia, betul saya anaknya.. Ada apa ya?. " Cemas Ara.
"Kami dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan bahwa ibu Sinta mengalami kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit kami. "
Deg..
Ara langsung mematung dan menjawab dengan terbata. "A-pa? Ke-celakaan?."
"Betul, apakah anda bisa kemari. Di Euan Hospital. " Jelas sang suster.
"Ba-ik Terima ka-sih. "
Tut..
Ara pun masih mematung, kaget dengan kabar yang ia dengar. Apakah ummanya itu kecelakaan saat mengendarai mobil? Tapi setau Ara sang umma sangat berhati hati. Tapi..
"Akh.. Kenapa Ara diem aja sih, harusnya Ara kan pergi ke rumah sakit. Tapi, Ara ngga tau dimana rumah sakitnya. Hiks.. " Ucap Ara dengan akhir yang mulai menangis.
"Ah.. Aku minta anter ke si kembar. "
Setelahnya Ara langsung berganti baju dan langsung pergi ke rumah si kembar.Tok.. Tok.. Tok..
"Asalamu alaikum, bunda.. "
"Asalamu alaikum. "
Ara mondar mandir di depan rumah si kembar."Kok ngga nyaut nyaut ya, gimana dong ini.. "
"Eh, neng Ara. Kenapa neng? " Tanya wanita paruh baya.
Ara pun mendekati seorang wanita paruh baya tersebut. "Eh, bu Maya. Bu ibu tau Euan Hospital ngga?. " Tanya Ara.
"Tau, emang ada yang sakit?. " Tanya bu Maya.
Ara pun mengangguk "ummah katanya kecelakaan dan ada di rumah sakit itu. " Sendu Ara. "Dan Ara tak tau dimana rumah sakitnya. " Lanjut Ara.
"Innalillahi. Yasudah, kamu naik taksi aja ya, lalu bilang aja ke si supirnya ya. Maaf ibu ngga bisa nganter, ada tamu di rumah. " Saran bu Maya.
Ara pun menepuk jidatnya "Akh.. Kenapa ngga kepikiran, yaudah bu kalau begitu Ara pergi dulu ya. Asalamu alaikum. " Pamit Ara dan langsung berlari ke depan komplek.
"Wa alaikum sallam. HATI HATI ARA."
21.agustus.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLER
Fiksi RemajaSeorang anak akan selalu mengingat jasa orang tua yang sudah membesarkannya. Entah itu hal kecil ataupun hal besar. Sama halnya dengan orang tua, ia akan menyayangi si anak tanpa lelah, orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk si anak. ...