4.Pria Itu Lagi

10 12 0
                                    

{Pria Itu Lagi}

Raya membuka gagang pintu dan memasukinya bersama Shakina. Dia terbatuk batuk begitu juga dengan Shaki.

"Waktunya beres-beres" ucap Raya semangat. Dia suka sekali mendekor kamar.
Diruangan ini tersedia dua kasur yg keduanya ditingkat keatas. Sprei berwarna putih yg kusam membuat kamar ini terasa seram. Lalu, jendela dan gordeng yg ditutup membuat kamar ini menjadi gelap remang-remang.

Pertama Shakina membuka gordeng itu dan..Woah! Kamarnya menjadi cerah karna cerahnya matahari diluar. Sembari menutup hidung Raya dan Shakina mengganti sprei keempat kasur itu dengan sprei yg mereka bawa dari rumah.

20 menit mereka habiskan untuk membereskan dan menjadikan nyaman tempat tidur mereka. Akhirnya Raya meregangkan tubuh lalu tepar dikasur bawah dan Shakina yg sedang Mandi karna merasa tubuhnya lengket-lengket.

• • •

Azila membuka pintu itu sedikit dan mengintip siapa yang sedang beberes didalamnya. Didalam terlihat perempuan cantik sedang membersihkan dan mengganti semua sprei kasur itu.
Azila pun masuk dan mengeratkan pelukannya pada boneka Pororo. Gadis imut yg sedang beres-beres tadi menyadari ada yg datang dan membalikan badannya.

"Halooo, aku Ciara!" Sapa gadis itu antusias melihat kedatangan Azila. Azila yg merasa gadis itu baik pun tersenyum dan bernafas lega.

"Hai Ciara, aku Azila salam kenal ya!" sapa balik Azila. Ciara mengangguk dan menyuruh Azila untuk meletakkan barang bawaannya.

Tunggu! Dimana koper Zila?!

Azila yg linglung dan khawatir karna Kopernya masih berada didalam bus. Ia menggigiti kukunya karna cemas. Ciara mengambil boneka yg sama seperti Azila.

"Liat! Boneka kita sama" Ciara memamerkan bonekanya kepada Azila. Merasa ucapannya tak di respon Azila, Ciara mengibaskan tangannya diwajah Zila.

"Ah iya sama" ucap Azila yg langsung tersadar.

"Kenapa?" Tanya Ciara.

"Kopernya Zila...masih ada dibus" ucapnya jujur dan masih cemas.

"Oh yaudah ayo,kita ambil. Aku anter" ajak Ciara lalu menarik tangan Azila yg sedang memegang boneka pororo. Polos sama polos? Okelah jauh lebih baik. Tapi nyatanya, Ciara tidak sepolos itu.

Kini jam menunjukkan pukul 17.56 itu artinya Sudah hampir gelap, mereka masih berjalan ke parkiran bus yg berada dipintu masuk Artapura. Dan akhirnya mereka sampai. Sebelumnya mereka memang sudah izin kepada mrs.Sekar yg sedang tidur untuk pergi ke parkiran.

Azila masuk ke dalam bus. Lalu mengingat-ingat dimana ia duduk. Rupanya koper itu berada dipaling belakang.
"Nah ini kopernya Azila" ucap Zila lalu menyeret turun kopernya ke bawah. Tapi ketika ia turun dari dalam bus kenapa tidak ada orang? Ciara kemana?

Azila panik. Dia bahkan lupa jalan pulang ke asrama. Dia ingin menangis, matanya sudah siap menumpahkan tetesan bening. Namun, itu tidak jadi Karena dia mempunyai ponsel. Azila kini masih diam di bus karena diluar sudah mulaii gelap.
Dia mengintip ke luar dan membulatkan matanya ketika samar-samar melihat siluet seorang pria membawa sebuah..cerulit?

"Ciara?" Panggilnya pelan.

Dia ingin mendekat namun terlalu takut. Akhirnya ia putuskan untuk tidak mendekat dan tetap berada didalam bus. Walau dia polos namun dia tidak bodoh dengan sikap dan gerak-gerik pria dari kejauhan yg mencurigakan.

"Shaki...Azila takut" lirihnya memanggil Shaki. Diantara yg lain Azila menganggap Shaki sebagai Ibu keduanya. Zila membekap mulutnya berusaha tidak membuka suara ketika suara grusak-grusuk seperti ada orang yg mendekat.

Baiklah Azila mulai menangis sekarang saking takutnya. Suara itu seperti seseorang yg sedang berusaha membuka pintu bus. Azila menangis makin kencang.

"Ada orang didalem? Buka pintunya!" teriak seseorang diluar. Dia sangat mengenali suaranya. Azila mengusap kedua kelopak matanya lalu bergegas melihat jendela bus.

Itu Khana!

Dia pun membuka pintu bus dan langsung memeluk Khana erat sambil menangis. Khana membalas pelukannya dan menepuk-nepuk punggungnya. Khana seringkali melihat Azila yg ditepuk-tepuk punggungnya oleh Shaki ketika sedang menangis.

"Zila takut hiks" ucapnya sesenggukan lalu melepas pelukannya dan mengusap kedua matanya.

"Khana kenapa ada disini?"tanya Zila yg mulai merasa aman saat berada didekat Khana. Khana menghela nafas. Memang ya, hobi Khana selain menyukai oppa koreyah dia juga suka sekali menghela nafas.

"Earphone gue ketinggalan. Lo ngapain disini sendirian? Kan udah pak Fahmi bilang kalo mau pergi bilang dulu jangan pergi sendiri" nasehat Khana yg mungkin Khawatir dengan Azila.

"Tadi Azila ditemenin Ciara kesini. Pas Azila bawa koper dibus, Ciara tiba-tiba gak ada"

Khana memutar bola matanya. Dia tidak tahu siapa itu Ciara. Namun dia kesal karena si Ciara-ciara itu berani sekali meninggalkan Azila sendirian disini apalagi, ini sudah Gelap.

Srrekk Srrekkk

Khana yg waspada lalu menarik koper Azila yg beratnya Masyaallah. Tangan kanannya menarik tangan Azila dengan tergesa. Azila yg heran dan perlahan mengingat bahwa ia melihat seorang Pria membawa cerulit tadi membuatnya ingin Menangis lagi.

Bukannya pria tadi yang bikin rusuh pas dijalan ya? Kok bisa dia ngikutin kesini?

Batin Khana. Dan tanpa basa-basi dia berjalan lebih cepat lagi ketika tahu ada seseorang mengikuti mereka. Zila berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Khana.

Ketika sampai di asrama,sosok Pria itu menghilang ditelan kegelapan. Khana menghela nafas dan berniat memberitahukan perihal ini kepada Raya dan temannya yg lain.

"Khana makasih ya, udah mau nolongin Zila tadi" ujar Azila dengan senyum senang.
"Hm"

Jawaban seperti itu sudah biasa didengar oleh Azila. Khana itu sifatnya seperti lelaki namun dia terlalu Feminim dengan penampilannya yg ceria berbalik dengan sifatnya.

"Zila masuk dulu,sekali lagi makasih. Bye Khana!" pamit Azila lalu menyeret koper besarnya menuju kamar atas.
"Ih berat banget sih, kalau Azila gak butuh mungkin udah dibuang Huh" keluhnya.

Azila masuk kedalam kamarnya dan disuguhkan pandangan yg tidak mengenakkan.

Aswan dan Ciara berada diposisi yang...anu

Dan itu? Arik iya Arik yg sedang pura-pura tertidur dikasur sampingnya. Azila mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia heran, kenapa hatinya sesak.

"Eum, m-maaf... tadi Cia gak sengaja. Oh iya Azila ayo masuk! Ciara udah siapin kasur atas buat Zila" terdengar suara Ciara yg membuat Azila tersenyum samar lalu masuk. Ciara lalu bangkit dan menepuk-nepuk bajunya begitu pun Aswan.

"Zila gak ganggu kan?" Tanya Azila.

"Nggak kok,tadi itu Ciara gak sengaja jatuh sama Bee Aswan"

Bee Aswan ya?

"Oh iya, kenapa tadi Ciara ninggalin Zila disana?" Tanya Zila berusaha melupakan kejadian yg tadi. Aswan berdehem lalu pindah ke kasur atas yang dibawahnya terdapat Arik.

"Ah itu, tadi Aswan yang narik-narik Cia kesini. Padahal, Cia gak mau ninggalin Zila"

Aswan melotot dari atas

"E-eum gitu ya?"

Serasa dihantam batu,dada Zila menjadi sesak untuk yang kedua kalinya. Namun, Zila yg kelewat polos tidak bisa menyalahkan dan memarahi seseorang. Dia tidak tahu apa itu cemburu. Azila memakluminya karena seorang perempuan memang harus dijaga.
Tapi, apakah pantas mereka asik-asik berdua. Sedangkan, Azila ketakutan diteror oleh pria asing diluar sana?



#IndonesiaMembaca

SalamSayang

Dara Selvia_

ARTAPURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang