{Ancaman Baru}
"Lo dari mana?" Tanya Kierra pada Anara yang baru bergabung dengan mereka. Khana memperhatikan mata Anara yg sembab dan pelipisnya yg mengeluarkan keringat dingin.
"Gue abis dari belakang, buang sampah sisa-sisa sayuran tadi" ucap Anara bohong. Kierra mengangguk percaya tetapi Khana tidak. Dia tidak mudah dibohongi dengan ucapan yang nyata nol.
"Ish ini gurunya kemana sih? Azila kan gak sabar mau ke air terjun. Ini udah hampir siang, tapi Azila belum mandi huweeee" rengek Azila lalu jongkok dan memeluk kaki Shakina. Shakina mendengus kemudian menggerak-gerakkan kakinya.
"Lepas Zil, katanya lo udah dewasa, Kok gini?" ucap Shakina. Azila tetap memeluk kaki Shakina dan membiarkan Boneka pororonya terdampar begitu saja.
"Azila, buruan bangun. Lo liat tuh bang Aswan jalan ke arah kita" ucap Anara. Azila menggeleng dia polos tapi dia tidak mudah dibohongi. Tapi, nyatanya Aswan dan teman-temannya memang sedang berjalan ke arah mereka.
Anara melebarkan matanya. Mantannya ikut bersama mereka. Dia benar-benar takut dan trauma. Anara memutuskan untuk pura-pura tidak tahu. Yakali dia bilang, ntar digorok yang ada.
"Zila, ini minuman buat lo, diperjalanan nanti kita bakal agak Jauh takutnya lo haus" Aswan menyodorkan susu kotak. Azila menoleh ke atas dan melihat susu kotak dihadapannya. Dia berdiri dan memungut boneka pororonya dibawah.
"Wah susu" Azila menerima susu kotak itu dengan senang hati. Matanya berbinar menatap Susu kotak kesukaannya apalagi itu diberi oleh orang yg dia taksir. "Makasih"
Aswan mengangguk.
"Ekhem, neng Khana... Aa' Mohan kang-" belum sempat melanjutkan bicaranya, Alam menoyor kepalanya gemas. Mohan mengaduh.
"Aduduhh, sakit apaan sih Lam" ketus Mohan. Alam mengendikkan bahunya acuh.
"Nama gue Alam, bukan Lam."
Khana menatap datar mereka berdua. Sudah seperti jalan aspal di Khana ini. Dia tidak tertarik dan risih jika diperlakukan seperti itu.
"Neng Khan-"
"Abis Khana, siapa lagi yg mau lo godain?" ucap Arik lalu menoyor kepalanya untuk yg kedua kali!
"Sakit o'on, Habis Khana terbitlah Kierra, asoyyy" ucapnya heboh serasa menemukan penemuan dunia. Kierra bergidik dan menatap sinis kepada Mohan.
Regan berdiri dibelakang mereka sambil memainkan ponsel. Dia seperti pura-pura tidak tahu, dan itu lebih baik. Dia melirik Kierra yg sedang debat dengan Mohan.
"Tetep jadi bucinnya Khana walau gak diterima" ucap Mohan lalu menyugar rambutnya dan mengedip-ngedipkan matanya seperti kelilipan. Khana menaikkan sebelah alisnya. Lalu merogoh earphone disakunya dan memakainya. Dia stress mendengar ocehan Mohan tentang dirinya. Bukan Khana sok jual mahal, namun dia hanya ingin mendapat ketenangan.
Raya, Shakina dan Anara hanya cekikikan melihat Mohan yg tidak digubris sama sekali.Anara tetap mengobrol seperti biasa dan tidak menimbulkan kecurigaan. Sesekali dia memperhatikan gerak-gerik mantannya yang terlihat seolah semua baik-baik saja setelah dia mengambil nyawa seseorang secara sadis.
"Eh eh itu Gurunya udah pada jalan tuh" ucap Anara menunjuk para guru yg berjalan keluar area asrama diikuti siswa siswi dibelakangnya. Raya dan teman-teman yg lainnya membawa keperluan yg sudah mereka siapkan ditas.
"Yaudah yuk!"
"Let's go!" Azila mengangkat susu kotaknya lalu berjalan riang.
Akhirnya Shakina, Raya, Khana, Kierra, Anara dan Azila pergi beriringan bersama yg lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAPURA
Mystery / ThrillerSinopsis : Liburan yang seharusnya menyenangkan menjadi sebuah ancaman bagi mereka semua. Perlahan, satu persatu misteri terkuak disetiap orang. "Ternyata... kalian semua pake topeng ya?" - Raya - Kala itu diakhir tahun, SMA Pancadarma mengadakan L...