6.Doppelganger

7 10 2
                                    

{Doppelganger}

"Anak-anak karna hari sudah pagi kita akan Olahraga terlebih dahulu. Setelah itu kita pergi ke Air Terjun untuk membersihkan badan agar terlihat Fresh dan terasa sensasi liburannya" celoteh Mrs,Sekar. para guru sejak kemarin tidur dilantai bawah. Pak Fahmi bersama Supir dan bu Arini bersama mrs,Sekar.

"Azila sama Kierra kemana?" tanya Raya mencari-cari sosok perempuan polos itu. Anara, Khana, dan Shakina mengendikkan bahu. Masih dengan mrs,Sekar yg sibuk menjelaskan didepan.

Ini sudah pukul 06.00.

Sedangkan disisi lain Regan dan Kierra masih tidur nyenyak dikasurnya. Reno? Dia sudah duluan turun ke bawah. Guling, bantal dan kaki mereka sudah tidak beraturan. Kierra bangun kemudian menguap dan meregangkan ototnya. Dia melihat seisi kamar ini sangat berantakan seperti kapal pecah. Kemudian, matanya menangkap sosok Regan yg sedang tertidur dalam selimut sembari memeluk guling hulknya. Terlintas sebuah ide jahil dibenaknya.

"BANGUN OI BANGUN,KEBAKARANNN!!!" teriak Kierra heboh menggusur-gusur tubuh Regan. Tapi...





"Heh cempreng, lo ngapain teriak-teriak? Kayak orang autis tau gak?!" Regan keluar dari dalam kamar mandi. Kierra yg kaget sontak menatap ke arah selimut dan kasur.

Tidak ada Regan disana!

Kierra masih terpaku. Jelas-jelas tadi Regan sedang memeluk guling hulknya? Bahkan tadi dia sempat menyentuh tubuhnya. Tapi, kenapa tiba-tiba Regan datang dari dalam kamar mandi? Creepy!

"Heh cempreng lo denger gak sih? Lo kenapa?" Tanya Regan heran kala melihat Kierra yang melamun sambil memegang selimutnya. Kierra tersadar.

"Lo kok ada disitu?bukannya tadi..." Kierra menunjuk kasurnya. Lalu memalingkan wajah.

"Bukannya tadi?" tanya Regan mengangkat sebelah alisnya.

"Gak papa, berenti panggil gue cempreng!" ucapnya masih dalam mode keterkejutan. Regan menaikkan sebelah alisnya. Tangan satunya memegang handuk guna mengeringkan rambutnya yg basah.

"Reno bilang kumpul dibawah buat Olahraga pagi, udah gitu mau ke air terjun yg ada didekat Asrama"

"Gue duluan ya caplang, bye!" pamit Kierra lalu keluar dari kamar. Dia mulai turun kebawah menemui yg lainnya.

"Dih caplang apaan" ucap Regan tak suka. Baru satu hari mereka kenal, sudah membuatkan nama satu sama lain panggilan sayang.

• • •

"Helo guyss, maaf gue Lama" sapa Kierra pada Raya, Shakina, Khana dan Anara.

"Dari mana aja lo?" Tanya Shaki. Raya didepan sedang berolahraga bersama yg lain. Sedangkan Khana seperti biasa hanya menatap malas dan memakaikan earphone ditelinganya.

"Sakit perut,hehe biasalah" ujar Kierra. Tadinya dia ingin menceritakan tentang yg tadi. Namun, dia urungkan ketika Raya mengajak mereka bergabung untuk olahraga.

Pukul 06.36 mereka selesai  berolahraga. Tapi, Azila belum nampak batang hidungnya. Seluruh siswa dan guru pun tampak beristirahat dan duduk lesehan.
"Si Azila kemana si? apa masih ngebo kali ya?" Ucap Anara yang sedang mengipasi wajahnya. Raya menoleh ke suatu arah. Itu Aksa dan teman-temannya yg menuju ke tempat mereka sedang duduk. Tapi, dimana bang Aswan?

Terlihat Aksa menenteng sepasang sendal. Lho? Itu kan sendalnya Raya!

"Sendal lo ketinggalan" kata Aksa menyodorkan sepasang sendal bermotif bunga. "Tadi lo ke bawah gak pake sendal kan?" Tanya Aksa.

"E-eh eum makasih" Raya hampir saja baper. Dasar hati tisu, apa-apa gampang baper. Raya lantas mengambil Sendalnya. Aksa lalu menggangguk samar. Dibelakang Aksa terdapat teman-temannya yaitu Arik, Deon, Rangga, Alam, Mohan, Reno dan terakhir si wajah L-men kelakuan Bebelac yaitu Regan.

Kierra menatap sinis Regan. Regan tak ingin membalasnya bisa-bisa Kierra membeberkan kelakuan memalukannya semalam didepan teman-temannya.

Setelah beberapa menit para siswa perempuan disuruh memasak untuk makan di air terjun nanti. Raya, Shakina, dan Kierra ikut membantu dan pergi ke dalam. Sedangkan Anara dan Khana masih stay ditempat untuk menunggu Azila.

"Itu Zila" tunjuk Anara pada dua orang yg sedang berjalan menghampiri mereka. Itu Aswan dan Zila Mereka terlihat dekat.

"Cieee bakwan, baru satu hari aja udah saling deket. Tipe si Aswan gak berubah ternyata. Sukanya yg imut-imut" ujar Mohan menggoda dan mencolek dagu Aswan. Aswan menepis tangan Mohan kasar.

"Apaan sih Han, gue kan cuma nganter dia kesini" balas Aswan. Diangguki oleh Azila.
"Iya, bang Aswan cuma nganter Zila kok" Zila memandang Mohan dan tetap memegang boneka pororonya.

"Yaudah atuh, aa' Mohan mah sama neng Khana aja. Duh neng Khana meni cantik pisan" puji Mohan lalu mencolek dagu Khana dengan jarinya. Khana menghindar dan menatapnya malas.

"Buaya" akhirnya Alam berbicara

"Aa' Mohan mah bakalan setia kalau sama Neng Khana yg cantik ini" masih dengan gombalan mautnya. Tetapi tidak Khana gubris. Alam merotasikan matanya.

"Eh, Raya sama yang lainnya pada kemana?" Tanya Aswan celingak celinguk mencari Raya.

"Ke dalem, bantuin yg lain masak" jawab Aksa yang sedang santai memainkan ponsel dan bersandar di tembok. Anara berdiri dari duduknya. Begitu juga Khana.

"Zila, Nara, sama Khana pergi dulu ya, mau bantuin Raya masak" pamit Azila kepada yg lain. Diangguki semua kecuali si bintang kulkas siapa lagi kalau bukan Alam?

"Gue disini aja, gue gak bisa masak" ucapan Khana itu membuat mata Anara melotot. Khana berdecak.

"Cewek harus bisa masak, dibuang suami tau rasa ntar" Alam memasukan tangannya ke dalam saku dan menatap remeh Khana.

"Tau apa lo" balas Khana sengit. Dia lalu berdiri dan masuk kedalam berniat membantu masak. Dia pikir iya juga sih, jika tidak bisa memasak? Bagaimana kedepannya?

Anara tersenyum dan pergi dari sana bersama Azila untuk menyusul yg Lain.

"Lo kalau tertarik ya bukan kayak tadi caranya" ucapan Deon sontak membuat Alam mendelik dan berdecak. Alam maju selangkah mendekati Deon dan menunjuk dadanya.

"Gue gak tertarik sama Khana" Alam mendorong pelan dada Deon. Deon menggelengkan kepalanya. Dia tak habis pikir dari sorot mata Alam ketika menatap Khana itu terlihat sangat berbeda.

"Emang gue bilang lo tertarik sama Khana ya?"

Skakmat

"Aduh saingannya berat euyyy" ucap Mohan.

"Udahlah guys ayo bantuin yg lain. Liat noh karpet itu belum kita gulung" ucap Arik mengalihkan atensi mereka. Mereka serempak mengangguk dan mulai bekerja sama untuk menggulung karpet.

Sebelum menyusul yg lain Deon menatap pantulan seseorang diatas. Itu Ciara. Dari jauh terlihat tengah memperhatikan seseorang dengan tatapan kosong. Ciara berdiri dijendela yaitu dikamar Aswan.

Deon menolehkan pandangan pada Ciara yg sedang membantu menggulung karpet untuk ke air terjun nanti. Dia sedang bercanda ria bersama Aswan.

"Ciara kan lagi bantu gulung karpet. . . Terus itu siapa?"



#IndonesiaMembaca

Vote n Komen yuk!

SalamSayang

Dara Selvia_



ARTAPURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang