TIDAK ada kesulitan berarti saat kelima anggota baru Eghost itu meneliti lebih dekat kearah ledakan. Polisi yang berjaga jelas tidak ingin peduli dengan hak akses Nash dan yang lainnya. Mereka tidak ingin repot-repot untuk beradu argumen karena putra presiden itu selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Atas asas kepentingan Eghost dan pelatihan, Nash dan yang lainnya melenggang dengan mudah. Meski tentu saja, formalitasnya dilarang. Bahwa setiap anggota baru Eghost tidak diizinkan dalam andil kasus internal. Tapi para polisi Soullet sepertinya lebih memilih menutup mata. Atau mungkin itu yang terbaik bagi mereka.
Kabar baiknya jilatan api yang beberapa saat tadi membumbung sudah seutuhnya padam. Nash hanya perlu bergerak lebih cepat ke arah kantor Taz. Diikuti oleh Sane dan Zemah, langkah mereka terhenti di pintu masuk. Tidak ada yang benar-benar tersisa dari kantor itu. Hanya abu yang menggulung berkat terbakarnya barisan kertas, meja juga almari. Nash mengambil sedikit puing dan menciumnya. Sebelum kemudian sebuah suara menyerukan nama laki-laki itu.
"Apa yang kau lakukan disini?" Nash dapat melihat Rau berdiri dihadapannya. Masih bersama Taz yang selalu setia layaknya gagak mengikuti calon jenazah.
Sane mengambil cerminnya dari balik saku. Ia mengambil satu langkah dengan percaya diri. "Hanya melihat-lihat, Pak. Ledakannya membuatku sulit tidur."
Nash menarik Sane mundur. Bukan keputusan yang baik menantang Rau dengan keadaan seperti itu. "Ada apa?"
"Kau tidak berhak disini. Terutama teman-temanmu--anggota baru Eghost. Ini masih dalam permasalahan internal distrik. Kembalilah pulang."
Zemah tertawa. "Kau menyuruhku membuka topeng karena aku sudah menjadi bagian Eghost. Dan sekarang tiba-tiba kau melarang kami karena kami anggota baru?" Zemah menggelengkan kepala. "Sulit dipercaya."
"Jaga bicaramu, Zemah." Taz menyela.
"Aku hanya bertanya. Peraturan tetaplah peraturan. Apa pengecualian selalu tertulis dengan huruf kecil sehingga mustahil semua orang bisa membacanya?"
"Aku katakan sekali lagi, Peacetrock. Kembalilah pulang!" Rau menunjuk pintu keluar dengan tongkatnya. Kali ini wajahnya berubah serius.
"Mungkin kami bisa membantumu, Pak." Lagi-lagi Sane melangkah maju. Ia memungut puing-puing ledakan dan memasukkannya pada sebuah plastik. "Kebetulan aku bisa menjadi petugas bersih-bersih."
Nash tidak tahu apa yang ia lakukan tapi ia paham dengan semua tingkah laku Sane. Pengaruh essen itu rupanya baru berkontraksi. Entah untuk alasan apa, Nash merasa takut kalau Rau mengetahuinya. "Baiklah, kita akan pulang. Pastikan investigasimu transparan, Ayah." Nash menekankan kata 'ayah' sementara ia menarik Sane dan menggiringnya pergi.
Zemah mengekori Nash dan tiba-tiba terkesiap saat mendapati Rau mencegatnya. "Aku mengawasimu."
Abby berbohong dengan dia yang meminta izin ke kamar kecil. Bahkan dengan ditemani Digael, itu jelas ide paling bodoh. Namun ia tidak menyesali keberadaannya di tempat ini. Seraya menyalakan senter kecil, ia dapat melihat lalu lalang anggota Eghost yang meneliti bekas ledakan.
"Mengapa kau mengajakku ke tempat ini?" tanya Digael. "Apa ini akan baik-baik saja? Aku tidak akan memantik api, Abby."
"Diamlah, aku hanya perlu memastikan sesuatu."
Digael tidak pernah berpikir bahwa Abigail Rope, si algojo Hanselqueen akan memilihnya untuk sesuatu yang bagi Dig terasa pribadi. Lebih-lebih lagi menyusup cerobong asap untuk memastikan sesuatu di kantor Taz yang semua orang tahu bahwa tempat itu sudah meledak.
Abby memikirkan ini sejak hari itu, hari dimana ia mencoba mengambil dokumen perjanjian darah di kantor Taz. Ia tidak bodoh bahwa kantor itu sudah dilengkapi jebakan untuk siapapun orang asing yang mencoba mengaksesnya. Terlalu jauh jika ia memikirkan tempat dimana Taz menyimpan dokumen perjanjian darah karena saat Abby hendak menyusup pintu kantor Taz, ia sudah disambut seseorang dengan belati di tangannya. Abby tahu bahwa seseorang itu adalah laki-laki. Postur tubuh dan cara ia memakai senjata. Rasanya terlalu gamblang. Sial karena wajahnya tertutup patriarki. Topeng kucing hitam dengan palet emas. Tidak ada distrik manapun yang mengindikasikan itu. Bahkan Peacetrock sendiri kemungkinannya nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Should See Me In The Crown
FantasíaPG-17 [FANTASY] Perebutan tahta di Northy Vez semakin panas berkat aksi pemberontakan Noses yang digawangi Leeno. Seolah semua itu belum cukup untuk menggetarkan keadidayaan Rau, beberapa pihak dari ketujuh distrik mulai mencanangkan aksi yang sama...