—
Dua puluh tahun yang lalu.
Suara gemuruh memenuhi telinga gadis kecil itu, yang membuat kedua tangan mungilnya menutup telinganya rapat-rapat. Gadis kecil itu terus terisak sembari tersentak ketika suara suara gemuruh besar itu datang.
"Appa, eomma nini takut.." gadis kecil itu memejamkan matanya ketika kilatan putih itu datang.
Gadis kecil itu sendirian di depan halte taman kanak-kanak. Ia pikir ayahnya telah menunggu disini tapi ternyata tidak ada siapapun di sana.
"Appa.." gadis kecil itu duduk memeluk lututnya dengan kedua tangan mungilnya serta air mata mengalir di pipi chubby karena ia sangat ketakutan.
CLETAZZ!!
Suara petir putih paling besar itu menggelegar sehingga membuat gadis itu semakin ketakutan, kepalanya amat sakit, ia semakin mengeratkan pelukannya pada lututnya. Di saat bersamaan seorang anak laki-laki seumuran dengannya datang. Baju anak laki-laki itu basah karena dia menerobos hujan.
Anak laki-laki itu mengibaskan bajunya. "Nona pasti marah karena mobil bisa basah nanti," gumam anak laki-laki itu.
GLUDUK!!
Baik Jennie kecil maupun anak laki-laki itu sama terkejut dengan suara petir yang kembali datang.
Anak laki-laki itu segera memalingkan wajahnya ke arah gadis kecil itu setelah mendengar isakkan darinya. Dia baru menyadari jika ada orang lain di halte itu. Anak kecil itu berjalan mendekat ke arah gadis itu, ketika gadis kecil itu memejamkan matanya sembari menutup telinganya rapat-rapat.
"Hei! Kau baik-baik saja?" Anak laki-laki itu melambaikan tangannya di depan wajah Jennie kecil yang jelas-jelas masih menutup matanya.
Gadis kecil itu membuka matanya ketika mendengar suara di depannya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya kembali.
Jennie kecil tersentak dan spontan memejamkan matanya kembali ketika suara petir itu datang lagi. Wajah gadis kecil itu sudah sangat pucat.
"Tidak usah takut. Petir itu tidak akan menyakitimu." Ucap anak laki-laki itu sembari mengusap pelan pucak kepala Jennie kecil.
"Kau siapa?" Tanya Jennie kecil dengan pelan.
"Aku?" Jennie kecil mengangguk.
"Yang pasti aku manusia,"
Jennie kecil mendengus, melihat itu anak laki-laki kecil itu terkekeh lucu. "Sudah tidak takut lagi?"
Gadis kecil itu menggeleng tapi masih tersentak ketika suara petir itu kembali. Lantas anak kecil itu duduk di samping Jennie kecil.
"Kau belum di jemput oleh eomma-mu?" Jennie kecil mengangguk. "Iya. Biasanya appa sudah menungguku disini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐍𝐑𝐈𝐒𝐄
Fanfiction[ SEBELUM MEMBACA FOLLOW TERLEBIH DAHULU. ] Nct Taeyong - Blackpink Jennie ◉ Fanfiction, Drama, Romance, Idol Life. Baku ━ so Lee Taeyong Fiancé❣━ Dua Idol besar di korea selatan ternyata di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. T...