Chapter 22 - Ending

176 4 0
                                    

Persoalan gaby dan gabriel telah selesai, dan juga seharusnya dengan gilda dan giselle. setelah menjelaskan segala nya pada gilda, akhirnya ia mulai memahami bahwa ia terlalu menghakimi gabriel, memang rasa kesal itu masih ada namun ia sudah memaafkan gabriel. terlebih saat melihat kakak nya begitu bahagia ketika gabriel melamarnya.

mereka semua berkumpul didepan kamar gaby, tak ada satu pun dari mereka yang ingin meninggalkan titik itu, kalau bukan karna paksaan gabriel untuk meninggalkan ruangan, pasti mereka masih mengintrogasi kedua pasangan itu.

seperti biasa, adit dan putra yang bercanda dan saling mengejek, ditimpali oleh sarkasme gilda. mario dan giselle yang tak pernah malu menunjukkan kemesraannya, dan melly yang berbaur tertawa dengan mereka semua, melihat ini kesempatan putra meletakkan tangannya pada bahu melly.

pukul sudah menunjukkan jam 12 siang namun tidak satupun dari gaby maupun melly menghubungi paolo untuk sarapan, setelah merapikan penampilannya ia keluar dari kamarnya menuju kamar gaby. langkah nya terhenti melihat kawanan gabriel dan adik gaby disana, terlebih salah satunya merangkul melly dan gadis itu hanya tertawa! what?

dengan tatapan tajam dilihatnya si pria yang merangkul melly itu, dan dilepaskan tangannya dari bahu melly, dengan cepat melly melihat kebelakang dan mendapati paolo menatapnya tajam

"lah lu ngapain disini?" tanya putra dan adit kebingungan, hanya gabriel dan gilda yang mengetauhi keberadaan paolo dibali

paolo sendiri tak menjawab, ia malas harus berdebat se awal ini.

mario yang menyadari aura disekitarnya sudah mulai memburuk langsung berdiri dari duduknya dan mendekati paolo, "hi bro, apakabar?" ucapnya sambil menyodorkan tangannya

paolo menerima jabatan tangan itu dengan senyuman, untuk mengurangi ketidak nyamanan, melly berdiri menghampiri paolo dan merangkul lengannya,"gue yang minta dia dateng buat nemenin gue jagain gaby, tau kan bumil kalo ngidam ribet?" ucapnya sambil tersenyum

mendengar ini mau tidak mau mereka mengangguk dan menyetujui alasan melly, paolo sendiri memandang melly dan berterimakasih.

"ada apa nih diantara kalian?" tanya putra penasaran, rasa tidak terima itu masih sangat melekat

"keliatannya gimana?" jawab melly sambil bergelanyut manja di lengan paolo.

dan sedetik semua terbengong mendengar jawaban melly

"kalian ngapain disini?" tanya paolo pada kawan gabriel, atau lebih tepatnya mario

"nganterin gabriel ketemu gaby, tadi baru dilamar tuh" jawab mario santai, hanya pria ini yang tidak keberatan dengan keberadaan paolo

keterjutan paolo terpampang jelas diwajahnya, namun bukan dalam artian negatif. ia sudah bisa mengikhlaskan gaby

pintu kamar gaby terbuka dan memperlihatkan gaby dan gabriel yang masih bercumbu, gaby yang digendong gabriel dan tangan kiri gabriel membuka pintu, baju mereka sudah terpasang rapi hanya saja bekas merah berada disekujur tubuh mereka berdua, ciuman itu sangat bergairah membuat gaby menjambak rambut gabriel, dan bodohnya mereka berdua melakukan itu sambil menutup mata, menghiraukan ke 7 temannya didepan pintu yang memandang kaget ke arah mereka, mereka baru berhenti ketika gaby menciumi leher jenjang gabriel dan membuat gabriel membuka matanya sedikit, disaat itulah ia tersadar sudah menjadi tontonan.

"bi.." bisik gabriel mencoba menghentikan gaby, namun percuma saja ini membuat gaby semakin nafsu dan menciumi lehernya semakin ganas

"dikamar belum cukup gab?" tanya melly takjub melihat sahabarnya ternyata sebinal itu

suara melly mengejutkan gaby dan membuatnya melompat dari gendongan gabriel dan hampir saja membuatnya terjatuh, untung saja lengan besar gabriel menahan seluruh beban badannya.

Baby Gaby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang