Chapter 6 - failed plan

67 2 0
                                    


"ga gue mau kebawah bentar ya, pengen cari boba" dan tanpa menunggu jawaban dari gabriel dia sudah berlari keluar dari kamar, gaby menghindarinya. dan gabriel dapat merasakan itu.

suasana pagi ini begitu menenangkan, tidak banyak orang berlalu lalang mengingat ini bukan hari libur dan ini masih pukul 9 pagi, gaby hanya perlu menjernihkan pikiran kalutnya, sesekali ditengok belakang memastikan gabriel tidak mengikutinya.

dia berdiam diri dipojok ruangan, starbucks menjadi pilihannya kali ini. dipandanginya cotton candy frappe di mejanya dengan lesu, dia tidak mau kehilangan gabriel dan dia masih memikirkan ciuman paolo malam itu.. dan dia tidak salah liat, gadis disisi paolo malam itu adalah aliyah! musuhnya dari smp, dulu dia ingin merebut gabriel dan kini paolo? dia membenci aliyah lebih dari apapun! dia meremas tisu ditangan kirinya, bahkan lantunan lagu favoritnya tidak membantunya meredakan emosi, handphone nya berdering menunjukan nomor tak dikenal, dengan enggan gaby mengangkat telpon tersebut, "halo"

"we need to talk" suara itu, suara yang tak ingin didengarnya lagi, "i just want to talk and i promise i'll dissapear" suaranya parau.

"starbucks bukit bintang, meja belakang, 15 mins from now or never" dan gaby mematikan sambungan itu.

tidak sampai 15 menit pemilik suara itu sudah ada dihadapannya, memandangnya nanar, dan demi tuhan mata nya bengkak! apakah dia menangis?

"kasih aku kesempatan untuk jelasin.." ujarnya lirih seraya memandang tepat kedalam bola mata gaby, anggukan gaby ternyata membuatnya tersenyum tipis.

"aku brengsek aku tau, aku selingkuh aku tau. waktu di tokyo dia temen satu team aku, aku yang kurang ajar goda dia duluan, kita sebatas kiss ga lebih dari itu, dan kita ga pacaran walaupun dia selalu minta status sama aku, dan selama di tokyo aku jarang hubungi kamu karna aku banyak habisin waktu sama dia dan projectku. aku emang brengsek banget, ada wanita yang cinta sama aku, sabar sama aku dan selalu nunggu aku tapi malah aku sia-siain. aku terlalu cemburu awalnya liat kedekatan kamu sama gabriel, aku tau dia sahabat kamu tapi itu bikin aku ga nyaman sampe akhirnya aku mulai hilang peduli sama kamu dan nyakitin kamu kaya gini. tapi lihat gimana dia ngelindungi kamu kemarin bikin aku marah sama diriku sendiri, aku nyesel ketika aku punya kesempatan kenapa bukan aku yang lakuin itu untuk kamu. kamu perempuan terbaik yang pernah aku temuin, dan aku cintai. aku tau aku ga pantes ngomong gini tapi aku mohon kasih aku kesempatan kedua.. kalau emang aku gabisa jadi pacar kamu sekarang, kasih aku kesempatan untuk tembus kesalahanku dan kasih kamu hatiku sepenuhnya" diraihnya tangan gaby dan akhirnya pertahanannya pecah, saat itu juga air mata menetes dari matanya.

gaby mendengar semua penjelasan paolo dalam diam, apakah dia masih mencintai lelaki dihadapannya? apakah benar gaby menginginkannya? mereka sibuk dengan pikiran masing-masing selama beberapa lama kemudian, tanpa ada yang ingin berusaha memecah suasana, mereka terdiam.

"aku gabisa kasih jawaban sekarang.." akhirnya gaby membuka suara, ditatapnya mata paolo dalam

"aku akan tunggu.." dan dengan itu pertemuan mereka berakhir, gaby meninggalkan tempat itu tanpa menoleh lagi.

---

ada yang berbeda dari gaby setelah pulang dari malaysia, dia menjadi pendiam dan sesekali melamun. terkadang beberapa kali gabriel harus menegur gadis itu disaat mereka sedang berbincang.

perkataan paolo membuatnya berfikir dan merenung, bertanya pada diri sendiri apakah gaby masih mencintainya? atau dia sudah menghapus dari hatinya?

aliyah.

gadis itu selalu mengacau di hidup gaby, tidak terhitung berapa kali dia ingin menghancurkan masa smp gaby, mulai dari membully nya secara fisik maupun mental,"ga, lo inget aliyah gak?"

Baby Gaby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang