lima!

76 8 1
                                    




"Kamu lupain semuanya disini ya ra, buka lembaran baru" Benar kata maya, aku harus membuka lembaran baru dan memulai semuanya dari awal, aku akan merubah sikapku dan membuang semua kenanganku bersama gio.

Aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum kepada maya.

"May aku ke bawah dulu ya, kebelet"

"Jangan lama lama ra" aku mengacungkan kedua jempol ku kepada maya

Aku turuh ke bawah dan menyusuri koridor seorang diri, sepi sekali.

BRUKKK

Aku terburu buru sampai tidak melihat ada seseorang di depanku, ya Allah

"Ente gapapa?" Tanya nya, aku meliriknya betapa terkejutnya aku ketika seseorang yang ada di depanku ini adalah orang yang aku lihat di depan pintu majelis tadi

"G-gapapa kok" Aku gugup, aku malu sungguh

"Maaf ya ane ga liat tadi" Kenapa dia yang meminta maaf?! sudah jelas jelas aku tadi yang menabraknya

"Eh aku yang harusnya minta maaf, maafin aku ya"

Dia mengangguk, dan meninggalkanku begitu saja

"Eh tunggu, siapa nama kamu?" Jujur aku sangat malu mengatakannya

Dia tersenyum lalu berkata "kekasih" apa maksudnya, apa namanya kasih? mengapa aku di buat bingung seperti ini.

•••

Aku tersenyum ketika mengingat kejadian tadi, perempuan itu sangat lucu dia bahkan sangat kebingungan ketika aku menjawab pertanyaannya dengan jawaban 'kekasih' padahal kan itu memang arti namaku 'habibi', sepertinya dia santri baru

"Senyum senyum sendiri aja ente, kesambet apaan" Ucapan abidzar membuatku merubah raut wajahku, dia memang pengganggu

"Gajelas kamu zar, mana si neo" tanyaku

"Di asrama, kamu ngapain di koridor sendirian lagi, kasian euy" Aku melirik sinis abidzar

Aku tidak boleh menceritakan soal tadi kepada abidzar, dia selalu menjadi ember bocor ketika aku menceritakan hal apapun

Siapa nama perempuan tadi dia sangat lucu dan lugu, aku harus mencari tahu namanya. ya, aku akan memberi tahu soal ini kepada neo.

Aku kembali ke asrama untuk menemui neo, dan akan menceritakan soal kejadian tadi

"Neo, ane mau cerita nih" Aku membangunkan neo yang sedang tertidur, kasihan tapi aku sangat butuh bantuan neo

"Aahh apasih ai kamu bi" lenguhnya, sepertinya dia sangat ngantuk

"Bangun dulu, ane mau cerita"

"Cerita apa, cepet" neo memang sudah bangun, tapi matanya masih tertutup dengan rapat

"Aku nabrak santri putri di koridor tadi" ucapku

"HAHH" sentak neo, aku di buat terkejut bukan main

"Jangan kenceng kenceng bilang hah nya neo!" aku menceritakan bagaimana aku bisa menabrak perempuan tadi kepada neo

"Oke oke, gini aja kita cari tau bareng bareng. Tapi kalo kamu dapet namanya, traktir aku jajan di bi aen, gimana?" Tawar nya, aku meng-iyakan apa yang neo ucapkan tadi, bagaimanapun caranya aku harus tahu namanya.



•••

HALOWWW SEMUAAA

jangan lupa vote ya🤩

cinta untuk habibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang