dua puluh dua!

52 4 0
                                    

eitss, jangan lupa baca part sebelumnya!


"May buka pintunya." Ucapku

Jujur aku jadi sangat merasa bersalah kepada maya, sampai maya semarah ini.

"Aku minta maaf may, keluar dulu biar aku jelasin."

cklek

Maya membuka pintu dengan raut wajah yang sembab, ia menangis karena aku..

"May aku minta maaf ya, aku tadi cuma mau nenangin kamu."

"Tapi ga seharusnya kamu kaya tadi ra."

"May udah jangan nangis, maira juga udah minta maaf lagian ini cuma salah paham aja gausah lah di perpanjang." Bela nadila

"Gausah di perpanjang kata kamu dil? kamu gapernah ngerasain kan gimana rasanya ngeliat orang yang kamu suka ngobrol sama cewe lain dan temen kamu malah ngebela cewe lain itu?"

"May gausah gini, kaya anak kecil banget sih." Timpal aprila

"Pril udah, may ini ga kaya apa yang kamu pikirin."

"Egois banget ya kalian."

"May apansih gajelas tau ga."

"Kenapasih kalian selalu ngebela maira dalam hal apapun, kenapa kalian gapernah ada di pihak gue." Sejak kapan maya berbicara 'gue' seperti itu

"Ya allah may, aku tadi cuma mau nenangin kamu biar kamu ga nangis lagi bukan mau ngebela kak aurelia, tapi ternyata kamu malah salah paham sama apa yang aku bilang tadi. aku tau kamu cuma lagi emosi mangkanya kamu kaya gini."

"Gue ga emosi, gue sadar maira!" bentaknya

"Ada apa ini" Ucap seseorang

Mas alif, kenapa ia bisa disini bukan kah laki laki tidak boleh memasuki asrama putri.

"Mas alif ngapain disini?"

"Saya kesini nyari kamu, saya udah izin sama pengurus putri dan abi buat datengin kamu."

"Kenapa mas?" tanyaku heran

"Kamu di cariin ustadz zaki."

"Mas alif mendingan mas duluan aja ke ruang cerdas cermat, biar nanti aku nyusul." ucapku

"Baiklah maira saya tunggu, asalamualaikum."

"Waalaikumusalam."

Untung saja santri yang lain sedang berada di lapangan, kalau mereka tahu soal ini pasti aku menjadi bahan gosip mereka.

Aku takut jika ada yang mengetahui soal aku dan mas alif.

Maya menatapku tajam, "Urusan kita belum selesai."

"Aww." Ringisku ketika maya mendorong bahuku, yang seraya meninggalkanku

"Astaghfirullah, kamu gapapa ra?" Tanya aprila

"Kenapa maya jadi gitu sih." Ucap nadila

"Maya cuma lagi emosi aja kok, mangkanya gitu." Jawabku

•••


"Kemana ya dia." gumamku

Setelah mengerjakan 30 soal cerdas cermat tadi, maira di perintahkan untuk menunggu santri yang lain di luar, tapi kenapa dia tidak ada di luar.

Aku berhasil mengerjakan soal itu dengan sangat mudah, dan ada beberapa soal yang menurutku sulit, tapi aku bisa menjawabnya.

"Bii udah selesai?" Ujar neo yang tengah berlari kecil ke arahku

"Udah barusan, ane lagi nyari maira kemana ya dia."

Neo menyerit, "Maira siapa?"

"Itu yang ane ceritain."

"Lah udah tau namanya ga ngasih tau ane."

"Ngapain ngasih tau, nanti suka lagi." Ucapku malas

"Astaghfirullah, ane juga milih milih kali ga mungkin ngambil punya temen." Ucap neo sembari merangkulku

Aku melepaskan rangkulannya, "Ngapain ente rangkul rangkul ih geuleh euy."

"Bii mas alif sama santri putri liat tuh."

Aku membuang nafas kasar, "Itu maira neo."

"Kenapa berdua sama mas alif atuh."

"Au ah."

"Hahaha gusti, demi allah bi ane baru liat es batu cair kaya ente."

"Es batu es batu, naon mereun ah."

"Wallahi bi lucu pisan kamu kalo udah suka sama cewe, baru liat ane selama dua tahun temenan sama ente bi."

Benar juga yang neo katakan, selama ini aku selalu bersikap tidak peduli kepada perempuan manapun kecuali maira.

"Eh bi tapi kenapa ente gamau ketauan kalo ente suka sama dia."

"Gatau trik, kudet."

"Dihh apaan trik begitu, nyembunyiken rasa etamah namanya bi."

"Biarin we, terserah ane."

Aku melakukan ini karena aku tidak mau rasa sukaku ini tidak terbalas nantinya, jika aku mengatakan hal ini kepada maira pasti maira akan di teror oleh para santri putri yang menyukaiku.

"Ente pasti takut kan kalo ada yang gangguin maira."

"Yaa iya, tapi bukan itu aja. ane sengaja keliatan biasa aja di depan dia ane takut nanti dia ga suka balik sama ane ne."

"Kalo mau ga ketauan, ente harus perlakuin maira kaya santri putri yang ngejar ngejar ente bi, jadinya pada ga curiga tuh."

"Bener juga, ane seolah-olah gasuka gitu ya."

"Ho'oh."

Sepertinya benar yang neo katakan, maira tidak boleh sampai tau jika aku juga menyukainya, aneh memang tapi ini sudah menjadi keputusanku.

Jika maira menyukaiku, aku akan melihat perjuangannya sampai mana. aku ingin melihat seberapa besar ia menyukaiku.

Hari ini aku akan mulai bersikap bodoamat kepadanya, seperti apa yang aku lakukan kepada santri putri yang lainnya, dengan begitu maira akan merasa penasaran mengapa aku sangat cuek padanya.

Bukan hanya karena takut rasaku yang tak terbalas nantinya, tapi jika maira memang menyukaiku aku ingin melihat sejauh mana ia berjuang untuk mendapatkan cintaku.

•••

gimana ya kira kira perjuangan maira nanti

jangan lupa🌟💬🗣️📣

GAIS MAAF YA AKU UP SEKARANG, SOALNYA BESOK GA BISAA, MAACII ALL🧚🥺

cinta untuk habibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang