dua puluh tiga!

46 3 2
                                    

jangan lupa baca part sebelumnya ya hara geng!🧚


Setelah kesalahan pahaman yang terjadi di antara maya dan aku, nadia dan aprila memutuskan untuk membujuk maya, sedangkan aku di panggil ustadz zaki untuk kembali ke ruangan cerdas cermat.


Tapi aku terkejut ketika melihat mas alif bersandar di dinding koridor.

"Loh mas alif belum masuk?" Tanyaku

"Saya nungguin kamu ra."

Bukan kah tadi aku sudah bilang kepadanya jika aku akan menyusulnya nanti, kenapa ia harus menungguku seperti ini.

"Kan tadi maira bilang kalo-"

"Sudahlah maira, mari masuk." Ajakannya

Aku duduk kembali di tempat yang aku tempati tadi, aku melirik sekilas ke arah meja kak habibi, ia tertidur.

Ia tertidur dengan tumpuan kedua tangannya di atas meja, aku mengukir senyum sekilas ketika melihatnya tertidur seperti itu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam ustadz zaki

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Alhamdulilah sekali akhirnya kalian bisa menyelesaikan 30 soal cerdas cermat ini dengan sangat tepat, untuk pemenang lomba cerdas cermat ini akan mengikuti lomba kembali yaitu cerdas cermat lisan, pengumuman nya akan di umumkan setelah perlombaan 17 agustus ini selesai."

"Terimakasih karena kalian telah mengikuti lomba ini dengan sangat baik, baik kalau begitu kita tutup saja lomba cerdas cermat ini dengan membaca hamdalah." Timpal mas alif

"Alhamdulillahi rabbil 'alamin." Ucapku serempak

"Kurang lebihnya mohon maaf, asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Lomba cerdas cermat ini akhirnya selesai dan seperti apa yang ustadz zaki tadi katakan bahwa pemenangnya akan di umumkan setelah perlombaan 17 agustus ini usai.

Aku keluar ruangan untuk mencari maya nadila dan aprila.

Pikiranku masih tertuju kepada maya, aku takut jika maya tidak akan memaafkanku nantinya, maya tidak pernah sampai semarah ini kepadaku sebelumnya, maya selalu bersikap baik padaku walaupun aku kadang membuatnya kesal.

Langkahku terhenti ketika ada yang sengaja menyiram bajuku dengan air, "Astaghfirullahh." Pekik ku

"Aduhh, kena ya maaf deh gue sengaja soalnya hahaha."

Siapa lagi kalau bukan kak nadia dan kedua temannya itu.

"Aku punya salah apa sih sama kakak." Ucapku menahan tangis

"Lo nanya punya salah apa? ga salah lo nanya gitu?"

Bagaimana ini aku sangat takut, aku hanya sendirian, disini sangat sepi.

"Kenapa kakak selalu ngeganggu aku?"

"Denger ya, gue punya banyak duit buat bayar orang supaya nyelakain lo disini, gue bisa ngelakuin apapun yang gue mau, tapi gue masih kasian sama lo."

"Jangan sombong kak, harta ga dibawa mati."

"Diem lo, santri baru aja songong banget mau ngedeketin mas alif."

"Aku emang santri baru, tapi insyaallah akhlak aku ga minim kaya kakak."

"Bilang apa lo!"

plakk

Satu tamparan mendarat dipipi kananku.

Aku meringis pelan sambil memegang pipi kananku, aku membulatkan mata tidak percaya dengan apa yang kak nadia lakukan padaku.

Dia menamparku.

"Gue ga terima karena lo bilang gue minim akhlak, songong banget lo. heh, mas alif itu punya gue, cuma punya gue." Katanya dengan penuh penekanan

Aku tidak pernah mendapat perlakuan kasar dari siapapun seperti ini, papa dan bunda pun tidak pernah menamparku seperti apa yang kak nadia lakukan.

Kenapa kak nadia sangat membenciku, apa salahku? sampai dia tega menamparku seperti ini.

"Lo pasti nanya nanya kan apa salah lo sama nadia." Ucap salah satu temannya

"Orang kaya dia gabakal sadar rel." Ucapnya sinis

"Mau tau apa salah lo?" Ucapnya

Aku hanya terdiam ketika mendengarkan apa yang mereka ucapkan itu, aku tidak bisa berkutik, aku hanya menahan tangis dan rasa sakit karena tamparan yang kak nadia lakukan padaku.

"Denger ya, gue gasuka kalo lo deket deket sama mas alif, gue bisa aja ngelakuin hal yang lebih dari tamparan buat lo tadi, ngurung lo di kamar mandi kosong misalnya hahaha."

Mereka tertawa puas, "Aku gaada hubungan apa apa sama mas alif aku juga gapernah ngedeketin mas alif, dan satu lagi aku gaakan pernah takut sama anceman kalian itu." Tegasku

Aku meninggalkan mereka. tangisku pecah setelah apa yang kak nadia lakukan padaku, aku sangat tidak percaya ini.

Aku ingin pulang rasanya.

"Hiks..kenapa m-mereka jahat banget hiks." Isakku

Aku menyenderkan punggungku di sudut kamar, hanya ada aku seorang diri.

Maya tidak ada disini padahal aku sangat ingin bercerita kepadanya sekarang. kenapa kak nadia sangat membenciku padahal aku tidak tahu apa apa soal mas alif.

Aku pun tidak pernah merasa mendekati mas alif, seperti apa yang mereka katakan.

"M-mau pulang..."

Kenapa masalah selalu datang padaku di waktu yang tidak tepat, saat aku sedang tidak baik baik saja dengan maya, bagaimana caranya aku menceritakan kepada maya bahwa kak nadia telah menamparku tadi.

Aku melihat ke arah cermin, pipiku merah akibat tamparan tadi.

Bagaimana bisa perempuan berparas cantik seperti kak nadia sekasar itu, aku sungguh tidak mempercayainya.

"Ya allah maira kenapa?"

•••

halo cemuaa, apa kabar hihi

gimana nih menurut kalian kak nadia ituu

cinta untuk habibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang