tujuh belas!

41 4 2
                                    



"Ra tolong kasih ini ke mas alif ya, aku mau ngedekor lapangan dulu." ucap nadila sambil menyodorkan selembar kertas yang berisi daftar list lomba

"Loh kok aku?"

"Yang lain di suruh gamau, kamu aja yang kasih ke mas alif ya." pintanya

"Haduhh, yaudah deh sini."

"Makasih maira cantik, aku pergi dulu."

Setelah memberikan kertas itu, nadila meninggalkanku sendirian di koridor

Aku berjalan menuju rumah pak kyai, rumahnya pun tidak jauh dari kawasan pondokku, jadi aku tidak perlu takut jika ada yang menggangguku di jalan.

Ketika aku sampai di depan rumah pak kyai, dan aku mulai mengetuk pintunya dengan pelan pelan.

"Assalamualaikum mas alif."

"Waalaikumsalam, maira sini masuk." jawabnya

"Eumm gausah mas, aku kesini cuma mau ngasih ini." kataku sambil memberikan kertas itu

"Ohh sudah di list ya, terimakasih ya maira."

"Sama sama mas alif, kalau begitu maira balik lagi ke asrama ya mas, asalamuala-"

"Maira tunggu sebentar." ucapanku terpotong dengan ucapan mas alif

"Ada apa mas?" tanyaku heran

"Saya boleh mengobrol sebentar dengan kamu?"

Bagaimana ini, kenapa mas alif ingin mengobrol denganku. bagaimana jika ada santri yang melihatku berduaan dengan mas alif.

"T-tapi mas-"

"Gapapa maira, lagian saya hanya ingin mengobrol dengan kamu, tidak lebih."

Aku mengangguk dengan apa yang mas alif katakan.

"Kita ke taman situ ya."

"Iya mas."

Mas alif dan aku beranjak untuk pergi ke sebuah taman, dan ada tempat duduk yang di sediakan disana.

"Ada apa mas?"

"Apa papa kamu sering menceritakan soal saya?"

Mengapa mas alif menanyakan ini, "Ga sering kok mas, cuma waktu itu aja papa bilang kalo pak kyai punya anak laki laki, dan ternyata itu mas alif."

"Kamu tahu soal perjodohan saya?"

"Aku cuma ngedenger aja dari santri santri yang lain kalo mas alif mau di jodohin."

"Sebenarnya saya ingin menolak perjodohan ini, tapi abi yang memaksa saya untuk menikahi latifah-"

Aneh, berarti mas alif sama sekali tidak menyukai kak latifah.

"Saya tidak mencintai latifah maira-"

"Saya hanya ingin menikahi perempuan yang ada di samping saya." lirihnya.

Deg!

Apa maksud perkataan mas alif tadi, dia hanya ingin menikahi perempuan yang ada di sampingnya. aku? apa aku yang di sukai mas alif? bagaimana bisa.

"Hah?"

"Saya mengagumi kamu sedari dulu maira, saya selalu memperhatikan gerak gerik kamu sebelum kamu memasuki pondok ini, dan hari itu tiba hari dimana kamu akan memasuki pondok pesantren ini, hati saya sungguh berdesir maira."

"Tapi gimana bisa, aku aja baru kenal mas alif mana mungkin mas alif suka sama aku yang baru beberapa hari aja kenal." ucapku

"Kamu salah, kamu salah kalau bilang saya baru saja mengenal kamu."

"Gamungkin mas alif suka sama maira."

"Saya tidak memaksa kamu untuk kembali menyukai saya maira, saya hanya mengutarakan perasaan saya yang sebenarnya-"

"Abi selalu menceritakan soal kamu, dan dari situ saya penasaran dengan sosok kamu, sebelum kamu memasuki pondok ini saya sudah ada niatan untuk meng khitbah kamu."

Omong kosong apa yang mas alif katakan, kenapa aku merasa takut ketika mas alif mengatakan bahwa dia menyukaiku.

"Kenapa mas alif suka aku?"

"Karena saya melihat sisi lain dari diri kamu maira, saya melihat ada sisi yang berbeda dari diri kamu dari perempuan manapun-"

"Tolong jangan bicara soal ini kepada siapapun maira, sekalipun itu abi. saya juga tidak memaksa kamu untuk kembali menyukai saya."

Aku bingung dengan yang mas alif katakan saat ini, bukannya senang aku malah merasa takut dibuatnya. bagaimana ini, kepada siapa aku harus bercerita.

"Kamu boleh kembali ke asrama maira."

"Maira balik ke asrama dulu mas, asalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Kenapa hal ini terjadi padaku, seorang anak kyai yang di kagumi semua orang karena ketampanan dan kecerdasannya, sekarang ia mengutarakan perasaan nya padaku? sungguh aku tidak percaya ini.

Aku berjalan dengan tatapan kosong dan kebingungan, bagaimana jika kak latifah mengetahui soal ini, pasti hatinya sangat sakit.

Apa yang harus aku lakukan sekarang, hanya karena melihat sisi lain dari diriku mas alif jadi sampai seperti ini, ia seperti bukan mas alif yang kukenal cuek dan tidak perdulian.

•••

wahh gimana nihh part yang ini? kalian tim mana nih, mas alif atau habibi hayooo 🤪

cinta untuk habibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang