tiga puluh tiga!

52 3 0
                                    



"Assalamualaikum mas alif."

"Waalaikumsalam habibi neo, saya meminta kalian kesini untuk membantu saya membersihkan majelis."

"Ada acara apa mas?"

"Tidak ada acara apapun neo, berhubung hari ini tidak ada kajian jadi saya ingin kalian membersihkan majelis, ohh iya tolong beri tahu santri putri juga ya."

"Na'am mas." Jawab neo

"Habibi apa kamu sudah memberi tahu santri putri soal lomba cerdas cermat?"

"Belum mas, tadi mau ngasih tau dipanggil mas kesini."

"Yasudah kalian boleh pergi, jangan lupa beri tahu santri putri ya."

Wajah mas alif kelihatan sangat tidak karuan, baru kali ini ia menyuruh kami untuk membersihkan majelis, jika ia tidak masuk kajian biasanya kami disuruh untuk menghafal saja. sekarang tugasku dan neo adalah memberi tahu soal lomba cerdas cermat dan kerja bakti di majelis.

Ini bukan pertama kalinya sebenarnya, aku sudah beberapa kali memasuki kawasan santri putri hanya untuk memberi tahu informasi, tapi entah kenapa kali ini aku sangat malu.

"Hayu bi."

"Malu ne, ente aja ah."

"Lah biasanya juga barengan, aneh pisan."

Aku menggeleng.

"Malu sama si maira?"

"Teu."

"Kan ane udah bilang, pura pura cuek aja kalo ente kaya gini ketauan banget bogoh na."

"Emang iya?"

"Tau ah."

"Ck, yaudah ayo."

Tujuanku kan memang itu, aku tidak ingin terlihat menyukai maira.

Tapi sebenarnya rasaku berjuta-juta untuknya.

•••

"Ra udah?"

"Tungguin dikit lagi, tinggal jemur baju gamis."

Perempuan itu sangat telaten menjemur satu persatu bajunya dengan hati hati.

"Ra buruan."

"Sabar may, nanti jatoh ke bawah bajunya."

"Sini dibantuin."

"Kenapa ga dari tadi."

"Kamu kaya mama aku ra, kalo jemur baju tu lama banget harus hati hati terus rapi."

"Kalo ga rapi gaenak diliat nya may."

"Selesai deh, yu ra."

Ia menaruh kembali ember yang dipakainya itu ketempat nya, matanya memicing melihat dua orang laki laki yang berjalan kearahnya.

Detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"May kak habibi may." Ucapnya sambil mengguncang lengan maya

"Hah? mana?"

"Itu sama bang neo."

"Omaygat iya."

cinta untuk habibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang