4.Koko

241 11 0
                                    

'Terkadang apa yang kita harapkan di masa depan, hasilnya belum tentu akan sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Terkadang apa yang kita harapkan di masa depan, hasilnya belum tentu akan sama. Paham?'

Happy reading📓

°

°

"Fio," panggilnya pelan.

Aku menoleh. "Ya, kak?"

"Apa kamu bisa berhenti memanggilku.. Kakak? Eumh aneh aja rasanya dipanggil kakak sama pacar sendiri nanti orang lain ngiranya aku kakak kamu lagi." Endrico menggembungkan kedua pipinya, please deh, dia manis banget.

Sambil nahan senyum aku bertanya. "Terus maunya aku panggil apa?"

Endrico mengelus dagunya berpikir. Ganteng banget, pacarnya siapa sih? Pengen peluk rasanya. Eh, astaga sadar Fi sadar.

"Apa aja, asal jangan sayang."

Lah kok, asal jangan sayang katanya.

Aku ikutan ngelus dagu, memikirkan sekiranya panggilan apa yang cocok buat dia.

Hening beberapa saat hingga..

"Ah aku tau." Ujarku ketika menemukan secercah cahaya setelah beberapa saat berpikir.

Endrico tersenyum penasaran, dia sampai memajukan tubuhnya mendekat saking penasarannya dengan panggilan yang akan aku berikan untuknya. "Apa tuh?"

"Berhubung nama kamu Endrico, dibelakangnya kan ada kata co, aku bakal panggil kamu Koko, gimana?" Aku menaik turunkan kedua alisku sok keren.

"Kedengarannya bagus, aku juga suka, berarti.. Mulai detik ini kamu harus panggil aku dengan sebutan itu. Hanya kamu, yang lain gak boleh manggil aku dengan sebutan itu, anggap aja panggilan sayang kamu ke aku hehe."

Aku menahan tawa pas melihat Endr-- ah Koko maksudnya, dia mengusap tengkuknya salting. Ditambah kedua pipinya yang ikutan bersemu merah pftt-- haha, baru tahu kalau lelaki juga bisa salting.

"Siyapp Koko sa-yang hehe." Sengaja nyempilin kata sayang, mau tahu aja gimana reaksi Koko kalau aku panggil sayang. Kata dia kan panggil apa aja asal jangan sayang dan.. Kalian tahu reaksinya bagaimana?

Wajahnya yang tadinya cuma bersemu kemerah-merahan kini terlihat bertambah merah kayak tomat matang. Koko melirikku sekilas lalu detik berikutnya dia cepat-cepat memalingkan wajah ke arah lain.

Aha, aku tahu maksudnya dia jangan panggil dia sayang, jadi itu toh, haha, wajah dia bakal berubah merah kalau dipanggil sayang. Lucu banget sih, jadi emes.

"Iih kok wajah Koko merah sih?" Godaku sambil menoel-noel pundaknya dia. Tapi Koko gak mau natap aku. Aku yang emang pada dasarnya suka jahil kalau lagi khilap semakin semangat buat ngegodain Koko. Lucu aja lihatnya.

Headmaster is my HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang