12.Cincin Nikah

275 14 0
                                    

Selamat malam dan selamat membaca part ini📓

Semoga syukak🐰

Jangan lupa vomentnya oghey?

Oh ya, gambar cincin berpasangan di atas adalah cincin yang dipilih Elnathan untuk Fiona. Cantik ta? Muehehe.

SeeU Next Part💙

And....

Happy reading📓

°

°

Tamu tak diundang. Yap, begitulah dia hadir pagi ini. Datang tanpa diundang, duduk manis di ruang tamu menungguku tanpa diminta.

"Bersiaplah! Waktu saya terlalu berharga untuk dibuang cuma-cuma kayak gini." Ucapnya tanpa melirikku sedikitpun ketika aku baru saja akan duduk di sofa yang berseberangan dengannya.

Aku gak jadi duduk. Sambil bersedekap dada aku menatapnya kesal, tapi dia masih saja sibuk dengan benda kotak sialannya itu. Ck, sok sibuk banget.

"Yaudah," balasku singkat.

"Eumh, cepatlah!" Gumamnya.

Aku tak merespon, tidak juga beranjak untuk bersiap sesuai perintahnya. Aku mau melihat bagaimana reaksinya ketika aku hanya berdiri sambil memandangi dirinya dengan tatapan malas.

Di menit ke tiga Mr.Gerald menghentikan kegiatan mengetiknya, dia mendongakan wajahnya, tatapan kami pun bertemu.

Deg..

Kok agak aneh gini yak pas Mr.Gerald menatapku dengan tatapannya yang sulit untuk dimengerti itu. Tatapan dingin, tajam, tapi diwaktu yang bersamaan terasa meneduhkan.

"Kenapa masih berdiri kayak anak cacingan? Bukannya tiga menit yang lalu saya meminta kamu untuk bersiap?" Ucapannya sedingin tatapannya.

Aku menghela napas kasar lalu menurunkan kedua tanganku kembali ke samping tubuhku. "Tepatnya memerintah, bukan meminta Mr.Gerald yang terhormat." Di akhir kalimat aku memutar bola mataku malas. Malas melihat wajah datar yang sedang menatapku dengan tatapan penuh emosinya itu.

"Cepat pergi bersiap atau.." Mr.Gerald menggantung ucapannya, membuat rasa penasaran akan kelanjutan ucapannya itu menghampiriku.

"Atau apa?" Tanyaku menantang.

"Atau saya akan meminta ayah saya untuk membatalkan kontrak kerjasama dengan perusahaan papah kam--"

"Jangan!" Selaku sebelum Mr.Gerald selesai berucap. Tanpa Mr.Gerald lanjutkanpun aku sudah bisa menebak hal apa yang akan dia katakan berikutnya untuk dia jadikan ancaman.

"Yaudah, tunggu apa lagi? Lima menit. Hanya lima menit gak boleh lebih. Lebih satu detik aja.. Saya bakalan telpon ayah saya. Paham?" Mr.Gerald berdiri, mencondongkan tubuhnya ke arahku hingga kedua lututnya bersentuhan dengan pinggiran meja yang menjadi pembatas kami.

Glek..

Kalau sudah begini aku hanya bisa mengangguk patuh. "Baik."

Mr.Gerald mengangguk pelan lalu kembali duduk dan berkutat lagi pada ponselnya. "Lima menit dimulai dari sekarang." Intruksinya.

Aku mendengus kesal sambil berbalik badan, lalu melangkah santai. "Dih, udah berani ngancam. Dia kira dia siapa berani ngancam aku ini it--"

"Telinga saya masih berfungsi dengan baik kalau kamu lupa."

Tanpa memperdulikan tegurannya, aku pergi gitu aja. Biarin, biar dia nyadar kalau aku sama dia tuh gak sejalan, terus dia bakalan batalin perjodohan ini yeiyy finally.

Headmaster is my HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang