Vote dulu yukkk sebelum baca.
Happy reading...
°
•
°
•Hari senin, sekolah kembali efektif. Libur dua hari rupanya kurang cukup bagi kami para kelas dua belas yang sebentar lagi akan menghadapi simulasi unbk.
Seperti hari sebelumnya, aku berangkat barengan sama Gera dan turun sekitar tiga meteran dari gerbang sekolah, cari aman. Begitu kedua kaki ku menapaki ruang kelas, suasananya sudah agak gaduh. Menarik napas sejenak lalu melangkah memasuki ruangan, Chloe dan Bunga sudah duduk manis di kursinya masing-masing. Keduanya terlihat melempar senyuman hangat padaku yang aku balas dengan tatapan curiga.
"Akhirnya, setelah menanti cukup lama penyelamat kita datang huhuu hiks." Drama Bunga yang agak dibuat-buat lebay.
"Bagi contekan mapel matematika dong Fi, waktunya udah mepet banget ini. Lagian tumben-tumbenan datangnya paling telat, biasanya juga sebelum kita berdua datang kamu udah di sini duluan." Chloe menengadahkan tangannya ketika aku baru duduk di sebelahnya.
"Ayolahhh." Rengek Chloe yang merasa aku abaikan. Setelah melepas tas, aku berbalik pada keduanya. Di kursi belakang, Bunga sudah menatap memelas, lalu dihadapanku ada Chloe yang udah senyum-senyum gak jelas.
"Huft kebiasaan deh, kalian gak bisa apa ngerjain pr sendiri-sendi---"
"Gak bisaaa, kalau dibawa mikir kepala aku tuh bawaannya pusing... Banget." Sela Bunga sambil memijat kepalanya drama. Chloe mendengus jengah melihatnya. Aku hanya menghela napas gusar. Kalo gak dikasih kasihan, tapi kalo dikasih kebiasaan. Tapi gitu-gitu mereka sahabat aku, jadi serba salahkan?
Merogoh tas, aku menyodorkan buku yang mereka mau. "Nih, tapi besok-besok gak bakalan aku kasih contekan lagi."
"Gak bisa gitu dong---" Bunga keberatan, namun aku menyela ucapannya.
"Bisa, tentu bisa, ini demi kebaikan kalian juga. Udah, gak usah debat, mending cepetan salin jawabannya sebelum Ger..." Aku mengatupkan mulutku, hampir aja keceplosan kan.
"Ger apaan?" Chloe menatap heran.
"Sebelum Mr.Gerald ke sini maksudnya hee." Balasku cepat.
Bunga dan Chloe saling menatap lalu keduanya segera mencatat jawaban dibuku masing-masing.
"Hi," sapaan dari balik punggungku terdengar tak asing. Aku menoleh dan mendapati Alex sedang berdiri dengan seulas senyum lembut yang dia perlihatkan padaku. Aku membalas senyumannya lalu tanpa disuruh Alex membalik kursi kosong di depan mejaku menjadi menghadapku.
"Hi juga Lex." Balasku seadanya biar gak dibilang sombong.
"Gimana kabarnya? Kalau aku sih kurang baik hee." Alex melempar pertanyaan untuk memulai percakapan denganku.
Aku membenarkan posisi duduk ku jadi menghadapnya, gak enak juga kalau ada yang ngajak ngobrol tapi liatnya gak ke lawan bicara. "Mm baik kok. Kamu sendiri kenapa gak baik? Liburnya kurang ya?"
Alex menggeleng.
"Belum ngerjain pr juga?" Aku kembali menebak membuat Alex kembali menggelengkan kepalanya. Alex masih memintaku untuk menerkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Headmaster is my HUSBAND
RomanceStory ke-3📓 Awalnya kehidupan Fiona sama seperti remaja pada umumnya, bersekolah, menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya tanpa harus memikirkan beban apapun, dan melakukan kegiatan lainnya tanpa harus membatasi waktu. Namun, semuanya berubah...