Story ke-3📓
Awalnya kehidupan Fiona sama seperti remaja pada umumnya, bersekolah, menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya tanpa harus memikirkan beban apapun, dan melakukan kegiatan lainnya tanpa harus membatasi waktu. Namun, semuanya berubah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Jangan menjadi bodoh untuk hal bodoh yang kamu anggap benar, itu bisa saja menipumu. ~Mr.Gerald'
Happy reading📓
° • ° •
Ah itu dia, aku mengingatnya sekarang.
Dia..
Dia lelaki yang tak sengaja bertabrakan denganku tadi pagi bukan?
Lelaki angkuh yang memaksa aku untuk meminta maaf padanya, padahal di sini akulah korban sesungguhnya. Tanpa belas kasih dia hanya berdiri sambil memasukan kedua tangannya kebalik saku celananya, menatapiku yang duduk bersimpuh di lantai tanpa niatan untuk membantu.
Satu kata untuknya.. Keterlaluan.
Oh astaga, matilah aku, jika Mr.Gerald sungguh lelaki angkuh itu gimana dengan nasibku ke depannya?
Ya Tuhan, semoga dia tidak mengingat kejadian tadi pagi, kalau bisa buat dia hilang ingatan dengan kejadian itu. Lalu buat dia melupakan wajahku juga.
"Fi, kok wajah kamu pucat gitu. Kamu gak papa'kan?"
Aku menoleh dengan gerakan lamban, Chloe sudah memasang wajah cemasnya, namun tidak dengan Bunga, ck dia malah asik bergumam tidak jelas dengan atensi berpusat pada satu titik di mana malaikat kejam tanpa sayap itu berada.
"Eumh, aku gak papa kok."
"Yakin nih? Kalau semisal kamu sakit kita ijin ke UKS aja, gimana?"
"Gak perlu Chloe, aku masih kuat kok lagian kita'kan duduk bukan berdiri." Dan aku tidak apa-apa, hanya saja.. Aku memikirkan nasibku ke depannya jika Mr.Gerald sungguh lelaki yang berdebat denganku tadi pagi.. Matilah aku.
"Baiklah, jika kamu merasa kurang sehat atau apapun itu beritahu aku, oke?" Chloe tersenyum konyol sebelum akhirnya kembali memperhatikan Mr.Gerald.
"Oke."
Owh, bagaimana ini, bahkan udara di sekitar sini terasa panas sekarang. Pasrah sajalah, kalaupun dia sungguh lelaki itu aku bisa apa, paling dia akan mencapku sebagai murid gak ada akhlak, tapi kejadian itu bukan sepenuhnya salahku juga, aku tidak sengaja oke, kalau tahu ada orang mana mungkin itu terjadi.
📓
Satu minggu berlalu, semenjak penyambutan kepsek baru di ruang aula itu digelar, aku tidak lagi melihat Mr.Gerald selama satu minggu terakhir ini.
Entah ke mana kepsek baru itu. Tapi dari rumor yang beredar katanya selain menjabat sebagai kepsek di sekolah ini dia juga mempunyai pekerjaan lain. Pekerjaan apa ya? Eumh tunggu! Aku perlu waktu untuk mengingatnya.
Kalau tidak salah.. Dia mempunyai perusahaan yang dia kelola sendiri. Dia memulai bisnisnya itu dari nol tanpa ada campur tangan keluarga.
Patut untuk diacungi jempol gajah memang. Bagaimana dia bisa sesempurna itu, selain kaya dia juga.. Lupakan, itu tidak penting.
