Hari ini hanya ada dua mata kuliah, itu pun hanya mata kuliah pengantar. Keluar dari kelas, Vanilla melihat Della dan teman-temannya yang lain sudah menunggu di koridor lantai yang kebetulan siang ini lumayan ramai. Sesuai dengan rencana awal, Vanilla akan ikut ke apartemen Rain. Mereka akan menonton salah satu film Marvel yang baru saja tayang premiere di salah satu aplikasi.
Setiap hari, Karin yang membawa mobil ke kampus, jadi hari ini mereka berenam diangkut oleh Karin menuju apartemen Rain. Suasana di dalam mobil begitu ramai, celetukan dan tawa memenuhi kabin, sementara Vanilla duduk di kursi belakang, sesekali tersenyum mendengarkan lelucon yang dilontarkan temannya.
Sesampainya di apartemen, Rain segera membuka pintu dan memberikan instruksi sambil tersenyum tipis, "Tolong jaga apartemen ini supaya tetap bersih karena Kak Reno nanti sekitar jam enam udah pulang dan mau rapat di sini. Boleh ambil apa aja asal jangan sampai berantakan, itu aja."
Mereka pun mulai menyebar di dalam apartemen. Makan adalah kegiatan yang tidak tertinggal, disusul maskeran cantik sambil menonton film. Vanilla menyenderkan punggungnya ke sofa, merasa rileks, namun pandangannya tetap sesekali melirik ke arah jam dinding. Biasalah anak cewek, kalau tidak dandan ya apa lagi? Dan yang paling khas adalah keribetan anak cewek ketika memesan makanan di aplikasi online. Itu sih yang paling juara.
Apartemen Rain adalah yang paling ideal untuk dijadikan tempat nongkrong. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kampus, sehingga aksesnya jauh lebih mudah. Tidak seperti apartemen Vanilla dan Rain yang cenderung jauh dan tempatnya berada di tengah kota. Lumayan harus mau macet-macetan kalau jam pulang kerja seperti tadi.
Vanilla melirik jam di pergelangan tangan kirinya sekilas sebelum kemudian beranjak membenahi pakaiannya. Sudah jam lima sore, artinya sebentar lagi Reno beserta teman-temannya akan datang. Vanilla berdiri dari sofa, sedikit meregangkan tubuhnya yang mulai kaku. Dia tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, sehingga Vanilla memutuskan untuk segera pulang.
"Padahal gue udah bilang kalau hari ini nggak perlu masak," celetuk Della saat Vanilla sudah hampir siap untuk pulang. Della menatapnya dengan tatapan malas, tetapi ada rasa prihatin juga di sana.
"Buat besok pagi mau makan apa emang?" Vanilla sengaja agak ketus supaya Della sadar jika isi kulkas mereka juga sudah kering tak berisi. Dan untungnya Della hanya menghela nafas lalu membebaskannya pulang, sehingga Rain dan yang lain tidak bisa ikut-ikutan mencegahnya. Lagipula setiap hari mereka kan bertemu.
Itu sih yang aneh dari teman-temannya. Setiap hari bertemu tapi nongkrong juga tidak pernah putus. Vanilla mengangkat tas selempangnya dan berjalan keluar, menghela nafas panjang. Menurut Vanilla, pertemanan yang terlalu dekat justru membuatnya merasa sesak.
Vanilla lebih suka pertemanan yang biasa-biasa saja, dalam artian mereka akan selalu sama bagaimanapun keadaannya, entah itu karena sudah lama tidak bertemu ataupun sering. Semua orang pasti ingin yang seperti itu kan?
Sampai di lobi lantai satu, Vanilla melihat suasana yang lumayan ramai. Tangannya sibuk mengetik pesan ke driver ojek online, sambil matanya melirik sekeliling. Mungkin karena efek jam pulang kerja atau mungkin saja calon penduduk baru. Timingnya sangat pas dengan kedatangan driver ojek online yang Vanilla pesan, sehingga dia bisa langsung menuju supermarket tempat dia akan berbelanja.
Setibanya di supermarket, Vanilla mengeluarkan catatan dari dalam sakunya, lalu mulai mengambil satu per satu barang yang terdapat di dalam list belanjaannya. Lorong demi lorong dia lewati, matanya fokus mencari barang yang dibutuhkan. Lumayan agak lama, karena hari ini supermarket juga sedang ramai.
Namun, tidak pernah Vanilla duga dari sekian banyak tempat ramai yang dikunjungi oleh banyak orang, matanya menemukan figur Axel sedang berada di antrian kasir dengan satu troli belanjaan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanàtico
Romance[COMPLETED] Pipiku memanas dan gerak tanganku otomatis berhenti sehingga bentuk yang seharusnya hanya sebaris, kini telah menjadi titik gelap berwarna hitam yang tintanya merembes seperti tangisan. Aku tidak sadar karena aku seperti terhipnotis. Tub...