Pada malam itu, suasana di villa di Lembang begitu tenang setelah semua teman-teman mereka kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.
Vanilla merasa perlu sedikit waktu untuk dirinya sendiri setelah hari yang penuh dengan aktivitas. Dia keluar dari kamar dan berjalan menuju halaman belakang villa, melewati lorong gelap yang diterangi oleh lampu-lampu kecil di tepi jalan.
Ketika mencapai halaman belakang, Vanilla terduduk di tepi kolam renang yang tenang, bulan purnama menerangi air dengan cahayanya yang lembut. Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan dari Axel yang tidak semoat dia buka sejak tadi.
|Axel
Hey love, hope you're having an amazing time there. Missing you a lot tonight. How's everything? Seneng nggak disana?Vanilla mengernyitkan dahi melihat pesan yang didominasi bahasa inggris tersebut. Agak aneh bagi Vanilla, tapi dengan segera Vanilla membalas.
|Vanilla
Suka! Aku seneng karena bisa healing bentar. Tapi ini masih belum genap sehari ya, Xel. Please jangan lebay😨Sambil menunggu balasan dari Axel, Vanilla memandangi kerlap-kerlip lampu yang terlihat ketika dia tegakkan punggungnya. Namun terpaan angin malam yang semakin kencang tidak juga membuatnya kedinginan, karena baginya tidak ada tempat di Indonesia yang lebih dingin daripada Rusia.
Dan tidak berselang lama, Axel telah membalas pesannya. Dia kembali duduk bersandar sambil fokus membaca pesan di layar.
|Axel
Aku nggak lebay😥 memang rasanya aneh aja karena kamu nggak ada di Jakarta. Kebayang terus momen kemarin malam yang ngebuat aku makin tersiksa. Cepet balik ya?Vanilla merasakan pipinya menghangat membaca pesan tersebut. Bingung harus membalas bagaimana karena tidak terbiasa membahas hal semacam ini ada di dalam obrolannya.
Tapi mau bagaimana lagi? Bukannya percuma dia sok tidak peka disaat semuanya sudah terjadi?
|Vanilla
Kalau aku balik memangnya mau apa?Vanilla belum mengirimkan pesan tersebut. Dia membaca pesan itu berkali-kali sambil berpikir keras. Kirim atau tidak. Tapi kemudian tangannya dengan cepat menekan tombol hapus dan memilih untuk mengetikkan jawaban yang lain. Dia masih belum siap meladeni dirty talk semacam itu.
|Vanilla
Mending kamu tidur deh, Xel. Udah malem ini, bukannya besok ada mata kuliah ya? Aku inget besok kamu nggak kerja dan bisa ke kampus.|Axel
Aku besok diantar jemput supir. Pulang ngampus ada rapat bulanan sama keluarga. Kamu nggak pengen ikut? Mamaku pasti seneng ketemu kamu lagi.Dan untungnya Axel menanggapi pengalihan isu yang dia lakukan dengan baik. Sehingga mereka bisa terus melanjutkan obrolan lewat chat dengan lancar untuk waktu yang cukup lama.
Saking fokusnya Vanilla, dia tidak sadar saat ada langkah kaki terdengar di sebelahnya. Dia baru menoleh saat merasakan adanya gerakan, yang ternyata adalah Vero, duduk di sampingnya dengan wajah tenang namun penuh dengan ekspresi penasaran.
"Hey, Van," sapa Vero pelan, mencoba tidak mengganggu ketenangan malamnya, meskipun sebenarnya sudah.
"Oh, Vero," balas Vanilla sambil tersenyum tipis, berusaha tetap ramah. "Kenapa?" Tanyanya basa-basi.
Vero menggeleng, matanya terfokus ke permukaan air kolam. "Nggak ada. Gue kebetulan keluar sebentar dari kamar dan liat lo sendirian disini."
Vanilla kemudian mengangguk, bingung harus bereaksi seperti apa lagi. Keduanya terlalu canggung untuk membuka pembicaraan, sehingga selama beberapa saat hanya ada keheningan di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanàtico
Romance[COMPLETED] Pipiku memanas dan gerak tanganku otomatis berhenti sehingga bentuk yang seharusnya hanya sebaris, kini telah menjadi titik gelap berwarna hitam yang tintanya merembes seperti tangisan. Aku tidak sadar karena aku seperti terhipnotis. Tub...