Chapter 11 ♗

1K 208 33
                                    

"Count Bardev."

"Duke."

Hadden menghampiri seorang pria seumurannya. Ruri menyusul. Valias mengikuti bagaimana Danial dan Dina diam di tempat mereka. Menggunakan kesempatan yang ada untuk mengamati sekitarnya.

Memang tidak setinggi gedung di kota. Tapi kekaguman Valias juga tidak salah. Istana yang didominasi warna putih dan ornamen emas. Mansion Bardev pun tidak sebesar dan semewah itu.

Rasanya seperti sedang keluar negeri dan mengunjungi bangunan bersejarah.

"Danial. Dina. Valias juga." Valias mendengar Ruri memanggil ketiga dari mereka.

"Kesana kak." Danial memberitahu Valias untuk menghampiri kedua orangtuanya beserta orang tua tadi.

"Danial. Kau sudah besar. Namamu Dina?" Pria seumuran Hadden itu membuat sapaan.

"I- Iya." Dina menjawab malu-malu. Tangannya meremat gaun Ruri sebelum melihat Valias dan berganti meraih tangan laki-laki itu.

"Ini kakakku."

"...Ah ... Benarkah, Hadden?"

"...Iya..." Hadden melirik Valias yang dibalas dengan pandangan langsung anak itu. Wajah Hadden agak kaku. Valias tidak tahu kenapa Hadden melihat ke arahnya tapi sedetik kemudian wajah Hadden terlihat lebih rileks.

"Dia anak tertuaku."

"...Hadden?"

Orang tua itu terlihat terkejut sebelum menoleh pada Valias hingga akhirnya kembali pada Hadden. "Ah..." Dia terdiam sebentar sebelum menepuk pundak Hadden di dekatnya.

"Kau berniat untuk membiarkan orang-orang tau?"

"Iya." Hadden menjawab yakin.

Aku tidak akan membuat Valias hidup dalam bayangan lagi.

Valias adalah putra yang dia sayangi dengan sepenuh hati. Dia akan menunjukkan pada semua orang bahwa Valias adalah seorang Bardev dan merupakan putra yang amat berharga untuknya.

Hadden merasakan tangan Ruri yang memeluk lengannya. Ruri juga mengangguk mantap sebelum memalingkan wajahnya kepada orang itu. "Mereka adalah penerus keluarga Bardev. Mereka bertiga. Anda akan menjadi orang pertama yang mendapat pengumuman ini, Duke Adelard."

Vidor Adelard, mendengar itu dan memalingkan wajahnya pada Valias.

"Siapa namamu?"

Valias menerima tatapan mendominasi itu tanpa gangguan sama sekali. "Nama saya Valias Bardev. Putra pertama keluarga Count Bardev."

Valias membiarkan matanya memandang langsung orang yang Ruri sebut sebagai Duke Adelard.

Jika dia Duke, apakah dia di atas count atau di bawah?

Valias belum yakin tapi dia rasa berbeda sebutan berarti berbeda tingkatan. Beberapa saat kemudian wajah datar Vidor berubah menjadi tawa. "Kau memiliki anak yang begitu berani, Hadden. Kau harus bangga padanya."

"Saya sudah bangga padanya, Tuan Duke." Hadden berujar dengan senyum tulus.

"Kalian harus membiarkan mereka bertemu keluarga Adelard. Dylan."

Duke Adelard membalikkan badannya sebelum menggerakkan tangan memberi isyarat seseorang untuk mendekat.

Seorang anak laki-laki setinggi Hadden berdiri di sampingnya dan memandangi Valias.

"Dylan. Tuan ini adalah teman ayah. Count Bardev dan keluarganya. Perkenalkan dirimu," ujarnya pada yang baru saja datang.

"...Perkenalkan. Saya Dylan Adelard."

Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM) | yoggu033🎐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang