-- 25 Ocbert, 1768
Valias menyaksikan darah keluar melalui luka gores di lehernya melalui cermin kamar mandi. Dia menggapai area leher itu dan darah tampak berada di jemarinya.
"Ini tidak seharusnya. Aku mungkin sering mimisan dari hidungku tapi bukannya aku butuh waktu yang lama untuk sebuah luka ku sembuh. Apalagi itu hanya sebuah goresan tipis, bukan?"
"Mungkinkah yang kemarin itu tumbuhan beracun? Kita harus mencoba bertanya pada para mage dan elf, Paman. Aku cemas jika racunnya lebih kuat dari perkiraan dan telah mempengaruhi bagian yang lain. Akan bahaya jika racunnya sudah menyebar, kau terluka di tangan, dan lukanya sulit sembuh juga. Berhati-hatilah Paman. Jangan sampai tubuh ini terluka sebelum kita menemukan penawarnya."
Valias juga sudah mempunyai pemikiran yang sama dengan Norra sedari awal.
Dia keluar dan disambut oleh Alister membalut tubuhnya dengan handuk.
"Hari ini saya akan pergi, Tuan Muda." Alister tersenyum, akhirnya tiba hari yang disebutkan Valias dimana Valias ingin dia melakukan hal yang serupa dengan yang sebelumnya, mengintai para bangsawan. Valias membahas ini sekembalinya dia dari istana di dua hari lalu, Alister berpikir Valias hanya habis bermalam di istana untuk tiga hari dua malam, tidak tau kalau Valias tidaklah hanya habis dari istana melainkan dia dibawa pergi ke Gerihat oleh Frey. Alister mengasumsikan Valias habis berbincang dengan Frey terkait bangsawan-bangsawan yang dikatakan melanggar kitab perjanjian lama Hayden itu. Valias memberitahunya kalau Alister sudah bisa memulai pengintaiannya di hari ini. Mengumpulkan barang bukti yang bisa mendukung Frey di waktu dia melakukan penegurannya nanti.
Valias mengiakan. Sebelum Alister memasangkan pakaian padanya dia menyempatkan waktu meminta Alister memasangkan kapas yang cukup tebal ke bagian lehernya. "Alister. Bisakah kau memasangkan kapas yang cukup tebal ke leherku bagian ini?"
Alister termenung, tidak menyadari sebelumnya kalau Valias mempunyai luka di sana. Setelah dia menelitinya, memang benar ada goresan tipis. Sangat tipis hingga harusnya Valias bisa mengesampingkannya saja. Luka setipis itu akan sembuh sendirinya hanya dalam waktu dua sampai empat hari. Itu juga luka yang hanya akan mengeluarkan darah ketika luka itu baru saja timbul dan tidak akan mengeluarkan darah lagi setelahnya.
Tapi lalu Alister melihatnya. Titik-titik darah keluar mengotori luka itu sekali lagi.
"Kapan Anda memiliki luka ini, Tuan Muda." Alister bertanya seraya dia menghampiri laci untuk mengambil kotak berisi barang-barang obat yang memang selalu ada di setiap ruangan di kediaman Bardev.
"Kemarin siang."
Alister menangkap kejanggalannya. "Apa yang menyebabkannya?"
"Sebuah duri tumbuhan yang mungkin beracun," respons Valias. "Aku berencana bertanya pada para mage atau elf."
Alister memasangkan kapas yang tebal pada leher Valias dan merekatkannya dengan plester. "Anda tau Anda harus berhati-hati, Tuan Muda. Dikhawatirkan reaksinya lebih kuat dan sudah mempengaruhi daerah tubuh yang lain juga."
Valias mengangguk. "Aku sudah menyadari hal itu."
"Jadi Anda akan ke istana?"
"Ya."
"Sudah tidak perlu memanggil Nona Mage Mareen lagi, hm?" Alister tersenyum hingga kedua matanya menutup.
Valias mengangguk. Edgar dan Mareen bersama membuatkan cukup banyak perkamen untuk Valias bisa pulang pergi kapan saja antara ruang kerja Frey dan kamarnya tanpa dia harus lebih dulu memanggil mereka berdua sang mage.
Frey melihat kapas yang terlalu tebal untuk luka setipis dan sekecil itu pada Valias. "Ada apa? Lukanya bertambah parah?"
"Tidak. Tapi luka setipis ini tidak seharusnya masih berdarah," jawab Valias. "Saya ingin mengantisipasi jika berarti duri tumbuhan yang menyebabkan luka ini berasal dari tumbuhan beracun. Dengan luka setipis ini seharusnya racun yang terlanjur masuk tidak akan begitu kuat. Tapi saya hanya ingin berjaga-jaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM) | yoggu033🎐
Ficción histórica🎐 @yoggu033 | _CFYM_ (Unreliable Updates) Title 제목: Count Family's Young Master Judul Alternatif: Tuan Muda Keluarga Count _________ Berlatar dunia fantasi dengan sihir, Valias menyadari dirinya berada di dunia yang dirinya tidak kenali. Atau mung...