"Valias! Aku merindukanmu!!!" Wistar memeluk Valias yang baru saja selesai berpakaian dan membenahi diri. Pelukan Wistar membuat pakaiannya berantakan lagi.
"Pangeran?" Valias tenggelam dalam kebingungan.
Wistar mencibir. "Lagi? Kita belum berpisah lama dan kau sudah melupakan permintaanku?"
Valias menaikkan alisnya. Sebelum mengingat dan mengerti maksud Wistar.
"Wissy," sebutnya. Wistar langsung tersenyum lebar.
"Ayo ke istana," senyumnya.
Valias menaikkan alis. Merasa bingung.
"Untuk apa?"
Wistar menyeringai. "Ada yang ingin aku tunjukkan."
Valias masih memiliki rasa heran. Tapi Wistar sudah lebih dulu menarik tangannya. Membuat dua jari Valias mengapit sebuah kertas. Kertas itu dirobek oleh Wistar dan tanpa bisa dicegah siapapun dia sudah tidak lagi ada di kamarnya. Meninggalkan Alister yang terdiam dengan wajah tanpa ekspresinya.
Valias membuka mata dan melihat dirinya berada di sebuah tempat yang familiar.
Sebuah gerbang. Yang membuatnya bisa melihat penampakan sebuah bukit yang menjadi tempat tinggal sebuah kelompok yang menjadi pendamping dari sebuah tokoh karakter bintang di sebuah cerita situs.
"Ayo." Wistar meraih tangan Valias dan menariknya pergi bersamanya.
Ada beberapa ksatria Kediaman Adelard. Mereka melihat sosok Wistar dan membungkukkan tubuh mereka. Wistar melambaikan tangan dengan senyum berkarisma sekaligus jenaka. Para ksatria itu juga menyadari keberadaan Valias. Warna rambutnya mudah untuk menarik perhatian siapapun.
"Di mana Dylan?"
"Tuan Muda Dylan sedang ada di ruang baca." Seorang pelayan pria menjawab sembari membungkukkan tubuhnya. Gaya berpakaiannya mengingatkan Valias pada sosok Reuben.
Wistar mengangguk. Mengucapkan terimakasih dengan senyum lebar. Kembali menarik tangan Valias menuju sebuah tempat. Menunjukkan bahwa Wistar sudah sering ke Kediaman Adelard hingga mengenal segala lika-liku bangunan itu.
Valias melihat sebuah pintu. Pintu itu dibuka oleh Wistar, mempertunjukkan pemandangan di dalamnya. Sebuah ruangan berbentuk lingkaran. Rak-rak tinggi berdiri menempel pada dinding dan menyimpan buku-buku yang terjejer rapih di atas selving kayu bertingkat.
"Dylan!" Panggilan Wistar membuat seorang remaja laki-laki yang sedang setengah mendudukkan diri pada pinggiran meja itu menoleh. Kerutan muncul di keningnya. Menunjukkan wajah terganggu, remaja itu langsung membawa dirinya pergi dari meja. Pergi menuju sebuah jendela.
"Kau mau kemana???" Wistar melihat Dylan yang memijakkan kakinya pada bingkai jendela seolah dirinya akan pergi melalui sana.
"Dylan!!" Wistar berseru melepaskan tangan Valias untuk berlari menghampiri remaja berambut hitam itu.
"Kau mau lari????"
"Tutup mulutmu."
"Kau harus ikut kami!!"
"Kami?" Dylan mengernyit tidak mengerti. Kemudian dia mengangkat wajahnya. Melihat sosok Valias yang masih berdiri di depan pintu.
Valias juga masih terlalu terperangah dengan yang baru saja terjadi. Hanya bisa berdiri di tempatnya menonton keributan Wistar. Dia menyadari Dylan yang melihat ke arahnya. Perlahan Valias memberikan senyum sapaan kecil.
Dari kejauhan Valias melihat Dylan menoleh ke arah sang adik dari sang putra mahkota Hayden. Memberikan tatapan tidak suka tapi Wistar hanya menyengir dan akhirnya Dylan menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM) | yoggu033🎐
Ficción histórica🎐 @yoggu033 | _CFYM_ (Unreliable Updates) Title 제목: Count Family's Young Master Judul Alternatif: Tuan Muda Keluarga Count _________ Berlatar dunia fantasi dengan sihir, Valias menyadari dirinya berada di dunia yang dirinya tidak kenali. Atau mung...