a/n: bisa direvisi kalau ilmu nulis aku udah tambah tinggi setinggi menara Eiffel
___________
Dari menara, Alister melirikkan matanya datar ke arah sekelompok kecil keluarga yang sedang bermain di kota dengan dua figur pelayan dan juga dua figur ksatria yang ikut serta mendampingi mereka. Satu di kelompok itu mempunyai surai yang membedakan dirinya dengan yang lain dengan begitu kentara.
Dia berpindah mendelik pada yang sudah menyerah dan pasrah setelah tidak dapat bahkan untuk sekedar menekuk diri karena lilitan tali tebal yang mengurungnya. Dirinya bisa saja menginterogasi pengintai muda itu sekarang. Tapi rasanya dia ingin mengikutsertakan sang yang diintai ketika dia melakukannya.
Tuan Muda yang sudah dinantikan olehnya telah hadir di depannya. Penampilan remaja itu tidaklah jauh berbeda dari biasanya seperti ketika Alister memilihkan pakaian untuknya. Namun kali ini ada yang berbeda di kepalanya.
"Tuan Muda ingin membuat tren dandanan baru di kota wilayah Bardev ini?"
Di rambut Valias tertambat hiasan-hiasan rambut yang akan digunakan oleh seorang anak gadis seperti Dina. Dengan wajah yang bisa ditebak sebagian besar mengikuti wajah dari ibunya itu sebetulnya penampilannya jadi tidak mengerikan namun siapapun tidak akan bisa menetapkan ekspresi serius di wajah mereka.
Di saat dirinya sedang memandangi Dina dan Danial yang tengah melihat-lihat toko buku bekas dari kejauhan tadi, sesuatu tiba-tiba memantulkan cahaya ke arah matanya. Mendapati asalnya dari menara, dan ada sesosok orang yang dia yakini sebagai sang pelaku, Valias dengan cepat bisa menebak siapa kira-kira orang itu.
Valias dengan perlahan melepaskan hiasan-hiasan rambut anak perempuan itu dari rambutnya sendiri.
"Dina sedang bersenang-senang."
Jika Alister masih di usia muda senyumnya sekarang akan meluluhkan hati seorang wanita. Namun di usianya ini senyumnya hanya menciptakan kecemasan pada yang melihatnya.
Valias melihat ke arah yang tengah terdampar bagai seekor ikan yang tengah diikat lilitan tali. Matanya dengan kesulitan mengintip dirinya yang ada di sana. Valias membuka mulutnya. "Kau sudah memberi pertanyaan padanya?"
"Tidak. Saya ingin Tuan Muda melihatnya ketika dia diinterogasi. Tapi sekarang saya ingin melihat jika Tuan Muda yang melakukan interogasinya."
Valias tidak mengucapkan apapun dan langsung berjongkok di depan yang diikat. Melepaskan ikatan kain yang menghalangi mulut orang itu untuk bicara.
Dia menoleh pada Alister. "Apa yang dilakukannya?"
"Dia memata-matai Anda," jawab Alister dengan senyum. "Kita perlu tau atas perintah apa dan siapa dia melakukannya."
Valias berpindah bertanya pada yang terbaring telentang. "Kau mengawasiku? Siapa yang menyuruhmu?"
Sang pesuruh menggeretakkan giginya.
"Mana mungkin aku menjawab dengan mudah?"
Alister menyeringai panjang. Kakinya bergerak mendekati Valias. "Serahkan pada saya."
"Tunggu sebentar," Valias berujar pelan. "Di rumahku apakah ada tempat tahanan?"
Alister menaikkan alis. "Ada. Tuan Muda ingin dia ditahan di sana?"
Memikirkan tentang Alister, pasti dia akan berbuat sesuatu yang serupa dengan penyiksaan. Valias tidak menyetujui itu. "Bisa jadi."
Dia kembali melihat pada sang mata-mata. "Mungkin kau tidak mau memberitahu siapa yang menyuruhmu. Kurubah pertanyaannya. Apa yang orang yang menyuruhmu itu inginkan? Informasi apa yang dia cari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM) | yoggu033🎐
Historical Fiction🎐 @yoggu033 | _CFYM_ (Unreliable Updates) Title 제목: Count Family's Young Master Judul Alternatif: Tuan Muda Keluarga Count _________ Berlatar dunia fantasi dengan sihir, Valias menyadari dirinya berada di dunia yang dirinya tidak kenali. Atau mung...