Tapi nyatanya cahaya lagi-lagi muncul di lingkaran sihir di depan mereka.
Dan kali ini yang muncul adalah kelompok orang dengan jumlah yang sama. Namun dengan anggota yang berbeda.
Valias tidak menyangka akan melihat kehadiran orang-orang itu di waktu sekarang. Terutama salah satu yang ada di antara mereka.
"Kau di sini?" tanya Valias. Memasang senyum tanpa ekspresi di akhir.
Kei memandangi Valias datar sebagaimana dirinya biasanya. Laki-laki tinggi itu kemudian melirik ke arah lain. Bertemu tatap dengan Alister yang memandangnya datar di sisi belakang Valias.
Frey terdiam di tempatnya. Tidak menyangka akan mendapat tamu lain di jam malam itu. "Tuan muda rambut merah. Kami sudah melakukan sesuai permintaanmu." Radja tersenyum lebar. Merentangkan kedua tangannya seolah siap untuk memeluk tubuh Valias dan meremasnya di antara kedua tangan berotot besarnya. Dia bersuara dengan penuh kebanggaan dan kepercayaan diri. Dari lengkungan bibir yang menampilkan dua barisan gigi itu siapapun bisa melihat bahwa dia sungguh-sungguh dengan ucapannya.
Valias tersenyum. "Terimakasih."
"......Kau tidak terlihat sehat."
Yang berucap tadi adalah Oza. Dia memiliki wajah sinis, tapi mengernyit melihat sosok Valias di depannya.
Valias tertawa kecil. "Kurasa aku memang sedang merasa tidak begitu baik." Dia selalu ingin mengelak, membantah fakta bahwa dirinya lelah. Masih tidak terima merasa letih hanya karena beberapa kunjungan tempat.
"Benar! Kau terlihat sangat tidak sehat! Kau harus istirahat," Radja ikut bicara. Siapapun bisa melihat bahwa sang pemuda berambut merah di dalam ruangan itu sedang tidak dalam kondisi yang begitu baik.
"Hm. Aku akan." Valias meyakinkan dirinya bahwa dia akan mengambil waktu istirahat sebentar. Dia takut sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi jika dia memaksakan diri terlalu jauh. Lagipula dia sedang menggunakan tubuh Valias Bardev. Bukan tubuhnya sendiri yang memiliki daya tahan tubuh yang bagus dan juga cukup berbobot.
Tubuh Valias Bardev sangatlah ringkih. Valias mulai khawatir akan sesuatu terjadi pada tubuh yang dia tempati itu. "Zia. Kau bisa mengirimnya ke rumahnya?"
Oza bicara pada seorang anak yang tubuhnya terselubungi oleh jubah berwarna hitam. Anak itu berambut hitam juga dan juga bermata gelap sewarna gelap langit malam.
Valias menyadari tatapan datar anak itu padanya dan mulai memasang senyum. "Aku akan berterimakasih jika kau melakukannya."
Anak yang bernama Zia itu masih memandangi Valias sebelum kemudian menunduk. Menganggukkan kepala.
"Anak pintar." Radja tertawa dan menepuk kepalanya.
"Mari kita kembali, Tuan Muda. Anda harus beristirahat dengan baik." Alister tersenyum di sampingnya.
Valias mengangguk. Menyetujui hal itu.
Keduanya berdiri di atas lingkaran sihir. Anak yang bernama Zia mengaktifkan mantra dan kedua orang itu pun menghilang dari ruangan.
Frey menontoni kepergian kedua orang itu dan menghela nafas. Menyadari dirinya sekarang harus menghadapi Kei dan teman-temannya seorang diri. Harus dia akui dia merasa lebih aman dan nyaman ketika memiliki Valias di sisinya. Dia benar-benar merasa dia akan baik-baik saja selama dia memiliki pemuda berambut merah itu di dekatnya.
Tapi Valias sedang tidak sehat. Dia harus beristirahat. Sudah sewajarnya Frey menghadapi hal ini sendiri.
"Kei-"
"Baiklah. Ayo kita kembali."
".......???"
Frey melihat keempat orang di dalam ruangannya itu memberdirikan diri mereka di atas lantai sihir. Seolah mereka sudah bersiap pergi. Yang bersuara tadi adalah Radja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM) | yoggu033🎐
Historische Romane🎐 @yoggu033 | _CFYM_ (Unreliable Updates) Title 제목: Count Family's Young Master Judul Alternatif: Tuan Muda Keluarga Count _________ Berlatar dunia fantasi dengan sihir, Valias menyadari dirinya berada di dunia yang dirinya tidak kenali. Atau mung...