Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인 (🌘CFYM) | yoggu033🎐

Chapter 140 ♗

Ruangan sang Markuis hanya diisi dengan keheningan dengan sesekali suara gesekan antar kertas. Sang pemilik ruangan mempunyai wajah muram frustasi tidak menyukai apa yang berada di kepalanya.

Frey bilang dia akan menegur beberapa bangsawan dengan sebuah unit buatannya sendiri. Melihat yang ada di hari penobatan itu maka Willard sudah bisa menebak sendiri para ksatria ber-armor serba hitam itulah yang dimaksud. Bangsawan mana saja waktu itu Frey menolak memberitahu. Dia justru balik bertanya apakah Willard sudah mempunyai pengetahuannya sendiri.

Willard meraih rambut di keningnya lalu menyeret mereka ke puncak kepalanya dengan jemari tangannya, membuka keningnya yang sebelumnya sedikit tersembunyi.

Yang Hadden tau adalah yang dia juga tau. Itu saja. Dia tidak tau apakah hal-hal itulah yang Frey maksud. Tapi dia juga tidak akan memperjelasnya.

Willard ingin tau, apakah yang Frey maksud adalah mereka, atau ada lagi hal lainnya yang tidak diketahui olehnya, lalu, dari mana Frey bisa tau? Atmosfer yang dimiliki Frey sedikit berbeda sejak dia menjadi dekat dengan Valias Bardev. Pengakuan Hadden bahwa dia juga tidak tau banyak tentang anak itu membuat Willard makin mengerutkan kening lagi.

Sekarang ini dia malah jadi ingin membiarkan Frey berbuat sesukanya. Jika sesuatu menjadi buruk dia hanya perlu mengatasinya. Dia merasa sudah menjadi tugas orang yang lebih dewasa untuk membersihkan kekacauan yang dilakukan oleh anak muda di bawahnya.

Langit Hayden senantiasa berwarna biru di kala siang seperti sekarang. Terik matahari memberikan kehangatan melindungi manusia dari rasa dingin. Ketika malam langit pun akan terlihat indah juga, udara sejuk membelai kulit, pakaian yang membalut tubuh melindungi tubuh dari membuat nafas beku.

Willard bertanya-tanya apakah Hayden akan terus seperti ini sampai selama-lamanya, Hayden yang dia kenal yang benar seperti ini sedari dia masih berusia belia. Jika benar begitu maka dia berharap Lucius dan keturunannya nanti akan memiliki Hayden yang dikenalinya sekarang juga.

Di bagian wilayah Hayden lain, di kediaman salah satu bagian dari keluarga Osmond. Hadden dengan Ruri berada di kamar tidur dari Vinnyl Osmond. Terbaring di tempat tidur dengan fisik dari seorang wanita yang sudah menemui masa tua. Cincin, kalung juga gelang sudah dilepaskan darinya, yang dikenakannya hanyalah satu setel piyama berbahan lembut dan rambutnya juga dibiarkan terurai gerai. Bersandar pada tumpukan bantal dan setengah badan ditutupi selimut dia sudah tidak mempunyai banyak-banyak tenaga dan hanya bisa bertempat di tempat tidur saja.

Wajahnya penuh haru melihat Hadden di depan matanya. Melihat menantunya itu selamanya dia tidak akan pernah dapat berhenti bersyukur dan tidak dapat menyangka kalau dia akan memiliki seseorang seperti Hadden sebagai menantunya, pasangan dari putri sulung kesayangannya. Ruri adalah putri yang paling lembut dan mempunyai tempat spesial di hatinya dan kemudian laki-laki muda yang menjadi pasangan menikah dari putrinya itu sesosok orang yang juga lah akan menjadi figur pasangan idamannya jika saja yang berada di posisi putrinya itu adalah dirinya sendiri. Hadden adalah laki-laki yang mempunyai paras yang cukup tampan bagi Vinnyl. Meskipun mungkin masih ada orang dengan penampilan yang lebih tampan dari Hadden tapi baginya Hadden sudahlah menjadi laki-laki yang seolah ada memang untuk putrinya Ruri.

Melihat pria yang merupakan menantunya itu dia hanya menghela napas lega, melihatnya bersama Ruri dan keduanya masih saja terlihat seperti pasangan yang diberkahi langit. Meskipun dirinya sendiri tidak mempunyai keberuntungan yang begitu bagus dalam hal menemukan cinta hidup tapi dia bersyukur Ruri mempunyai nasib yang jauh lebih baik darinya. Dirinya ikut senang dan juga bersyukur.

Melihat Hadden dia pun tersenyum lembut. "Kau dan kedua anakmu sehat?"

Hadden membalas dengan senyuman yang sama. "Ya, Nyonya. Ku harap kau selalu damai setiap harinya."