"Kita langsung ke bandara aja yah karna kalau kita kerumah Dinda dulu pasti nggak akan keburu"ujar Rendy pada Naya dan Fano
"Oke., kita langsung aja ke bandara"jawab Naya
"Yaudah., kita berangkat sekarang?"sahut Rendy sudah bersiap untuk pergi
"Ehhmm., tunggu bentar. Aku boleh nggak kalau ngajak seseorang buat ikut kita ke bandara?"
"Terserah kamu Nay., bebas"jawab Rendy pada Naya. Namun Fano masih tetap diam tak mau bicara sama sekali. Dia malah pergi mengambil motornya yang ada diparkiran.
"Aku coba telfon dulu. Bentar"Naya menelfon Kris. Dia ingin mengajak Kris pergi bersamanya.
'Hallo Kris., gimana? Kamu jadi mau nemenin aku nganterin Dinda?'
'Aduhh., kayaknya nggak bisa deh. Aku ada les hari ini. Nggak bisa ditinggal,, gimana aku jemput kamu aja nanti kalau kamu udah selesai? Kabarin aku aja yah.,'
'Ohhh., ya udah. Aku pergi sama Rendy sama Fano aja kalau gitu'
'Hati hati ya.,'
Naya menutup panggilannya"Nggak jadi, kita berangkat bertiga aja"ujarnya
"Yaudah yuk,!"kata Rendy yang langsung mengambil motornya diparkiran
"Kemana?"tanya Fano saat Naya hendak pergi keluar gerbang Nusa Bangsa
"Aku mau kedepan nyari taxi., kan mau ke bandara"jawab Naya
"Repot banget si., ayo naik!"Fano mempersilakan Naya untuk naik keatas motornya yang sudah dia naiki sedari tadi
"Naik motor kamu lagi? Enggak mau., kamu nggak ada helm buat aku. Bahaya kalau naik motor nggak pake helm. Apalagi kita lewatin jalan raya,,"ujar Naya
Fano dengan cepat mengambil salah satu helm yang ada diparkiran Nusa Bangsa tanpa ijin kepada pemiliknya.
"Nih., udah cepet pake!"ujarnya memberikan helm itu pada Naya
"Ihhh., ini punya siapa?! Nanti yang punya nyariin gimana?"
"Udah gampang, gue tau ini helm siapa. Gue nanti tinggal minta maaf aja selesai kok"Fano langsung memakaikannya pada Naya
"Cepetan naik!!"sambungnya
Naya pun segera naik pada motor Fano dan pergi berboncengan dengannya. Sepanjang jalan Naya hanya terdiam tidak berkata sepatah kata pun pada Fano. Namun Fano tiba tiba bertanya pada Naya"Tadi lo tadi nelfon siapa? Kakak senior lo itu?"
"Iya., kenapa emangnya kalau aku nelfon Kris?"
"Ya nggak papa., tapi cuma mau ngingetin lo aja buat ati ati sama dia"
"Kenapa.,? Kris orang yang baik kok. Dia perhatian, pengertian dan ramah beda banget nggak kayak kamu. Tiba tiba baik, tiba tiba aneh. Bisa berubah sewaktu waktu,, semau kamu sendiri"
"Kenapa si kamu bisa gitu?"sambung Naya pada Fano, namun Fano tidak menjawabnya sama sekali. Dia fokus terhadap jalan, dan Naya pun tidak masalah saat Fano tidak memberinya jawaban.
Fano sudah menghubungi Dinda dan Dinda bilang dia sebentar lagi sampai dibandara. Fano membiarkan Naya dan Rendy masuk dan menunggu didalam terlebih dahulu sementara dia ditinggalkann di parkiran.
"Kalian duluan aja.,"ucap Fano
"Kenapa nggak bareng aja?"tanya Naya pada Fano
"Gue ada urusan bentar., udah sana!"Fano menyuruh Rendy dan Naya untuk segera masuk. Dan Fano malah kembali kearah parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Luka
Teen Fiction~Jika bisa menerima cintanya kamu juga harus siap menerima lukanya~ -Nayuna B.A