EMPAT.

48 19 13
                                    

"Aduh, gimana ya gua gak enak nih jadinya. Bukan kalian udah di tunggu sama mereka." ucap Salma, sembari melirik kearah Adhinath dan teman-temannya.

"Mereka mah emang gitu, udah santai aja kali." timpal Rere.

Sudah Lima belas menit lamanya, tapi supir Salma belum datang juga. Suasana sekolah kini mulai sepi, tinggal merekalah yang belum pulang.

"Re lu nungguin ape si, lama bener." teriak Topan dari atas motor Rey, yang sudah mulai mengantuk.

Rere menatap ke arah Salma yang tengah sibuk menelepon supirnya, tapi tidak di angkat-angkat malah tiba-tiba nomornya tidak aktif.

"Gimana?" tanya Rere.

Salma hanya menggeleng pasrah, "Kalian balik aja gapapa, biar nanti gua cari ojek atau angkot gitu." ucap Salma.

"Kalo gitu mending lo bareng sama kita aja gimana." ucap Rere mengajak Salma, untuk pulang bersama.

"Tap--," belum selesai Salma berbicara tangannya, langsung di tarik oleh Rere menuju teman-temannya.

"Ga ada tapi-tapi'an." ucap Rere.

"Nath lo anterin Salma pulang." pinta Rere kepada Adhinath.

"Gak!" tolak Adhinath.

"Nath, ayo dong kasian." pinta Rere memohon agar Adhinath mau, menghantarkan Salma.

"Re udah gapapa, gue balik naek angkot aja." ucap Salma.

"Nah lo denger sendiri kan dia mau balik naek angkot," ucap Adhinath seraya memainkan helmnya. "Cepet naik kalo gak, gua tinggal." perintah Adhinath kepada Rere.

"Nath." Rere tetap memohon. "Naik, kalo gak gue tinggal." Adhinath mulai menyalakan motornya.

Rere ambigu disisi lain dirinya kasian dengan salma, disisi lain juga dirinya tidak mau pulang jalan kaki.

Kudu eotteoke ini. Batin Rere.

"Lo balik sama gue aja." sahut Aldo, dengan muka datarnya.

"Kenapa gak dari tadi sih Do, yaelah gua mah." ujar Topan, kesal.

"Yaudah Sal, lo sama Aldo ya pulang nya." ucap Rere sebelum menaiki motor Adhinath.

Salma mulai menaiki motor Aldo dengan perasaan yang dag-dig-dug sebab ini pertama kalinya dirinya diboncengi cowok.

"Udah?" tanya Aldo dingin.

"Udah." balas Salma.

Aldo langsung melajukan motornya pergi, dari area sekolah. Dan menghantarkan Salma pulang.

-Adhinath-

Adhinath memasuki rumahnya, terlihat Wisnu dan Ayu yang sepertinya sudah menunggu kepulangannya.

"Adhinath," teriak Wisnu "Sini kamu."

Plak!

Wisnu menampar wajah Adhinath dengan sangat keras, hingga membuat sudut bibir Adhinath mengeluarkan darah.

"Memalukan!" ucap Wisnu lalu pergi dari hadapan Adhinath.

Adhinath sudah tau, kenapa ayahnya menamparnya. Pasti si Shopiah itu sudah memberitahu orang tua Adhinath, tentang apa yang terjadi di sekolah tadi.


Cuih! Sangat tidak bisa di andalkan.

Ayu menghampiri Adhinath, dengan muka yang merasa bersalah karena tidak bisa melindungi putranya.

Adhinath & SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang