DUA TIGA

12 5 0
                                    

Adhinath melangkah keluar dengan menenteng tas ranselnya. Namun saat ia hendak menaiki taksi. Leon datang mencegat taksi tersebut.

"Keluar lo." ucap Leon.

Adhinath keluar dari dalam mobil.

"Kenapa lo malah gak nepatin janji lo Adhinath!" ucap Leon tiba-tiba.

“Maksud lo?"

Adhinath masih belum mengerti apa yang dimaksud oleh adiknya.

“Lo lupa sama kesepakatan kita semalem?" tanya Leon.

"Kesepakatan? Kayanya gue gak ada kesepakatan apa-apa deh sama lo." jawab Adhinath.

"Gak usah pura-pura lupa deh, semalem lo udah sepakat. Buat bikin pertandingan ini, tim gue yang menang. Dan lo udah tanda tangan tentang hal itu."

"Kayanya lo ga teliti deh Le," kata Adhinath.

"Maksud lo??"

kali ini Leon yang tidak mengerti, apa yang dimaksud oleh Adhinath.

.

Semalam  sebelum pertandingan, Leon tiba-tiba datang menghampiri Adhinath.

"Bang." panggil laki-laki tampan itu.

"Ngapain lo, tiba-tiba masuk kamar gue."

"Ternyata kamar lo tetep ga berubah yah, tetep kumuh jelek kaya gini, betah juga lo tinggal di tempat kaya gini." ucap Leon namun tak didengar oleh Adhinath.

"Sebenernya lo mau apa?" tanya Adhinath

"Oke gue mau langsung, to the point  aja. Gue dateng kesini karna gue mau ngajak lo buat satu kesepakatan."

"Kesepakatan apa?" tanya Adhinath

"Kesepakatan buat pertandingan besok tim gue yang menang, dan kalo lo setuju gue bakal ngasih fasilitas apapun yang lo mau dirumah ini, dan yang paling penting lo bisa deket lagi sama ayah." ujar Leon, Adhinath masih terdiam tanpa membalas ucapan adiknya tersebut.

Lalu Leon mengeluarkan selembar kertas yang sudah ada tulisan serta materai yang sudah tertempel di kertas tersebut, dan memberikannya kepada Adhinath.

"Gue tunggu besok pagi!" ujar Leon lalu ia pun keluar dari kamar Adhinath.

Satu barisan demi satu barisan kata, mulai Adhinath baca dengan teliti. Namun ada satu kalimat yang  tidak setujui oleh laki-laki bermata sipit itu, dengan kesepakatan yang dibuat oleh Leon.

- Saat pertandingan berakhir, dan gue berakhir sebagai pemenang nya. Lo dan tim lo harus berlutut dihadapan gue dan tim gue.

Tentu saja Adhinath tidak setuju dengan hal seperti itu.

Lalu ia pun langsung bergegas menyalin dan mengubah kata demi kata dari lembaran kesepakatan tersebut.  Lalu membuat ulang kembali dan memberikannya kepada Leon esok pagi.

Keesokan paginya, Leon dan Adhinath bertemu di meja makan.

"Lo udah tanda tangan kan, selembaran yang gue kasih semalem?" bisik Leon.

Adhinath menggeser lembaran kertas tersebut kepada Leon, dan Leon pun langsung memeriksa nya.

"Bagus! Gue bakal tunggu lo dipertandingan nanti." kata Leon.

Adhinath & SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang