SEMBILAN BELAS.

29 6 0
                                    

Adhinath masuk kedalam kelasnya, namun terus disusul oleh Salma dibelakangnya. Gadis itu terus saja mengikuti kemana Adhinath pergi.

"Please gue mohon sama lo, jangan laporin gue. Please!" ucap Salma. Gadis itu menjegat langkah Adhinath dari depan.

"Gue mohon lu jangan laporin gua ke BK." Salma menangkup kedua tangannya, seraya memohon dihadapan Adhinath.

"Oke gue gak bakal laporin lo ke guru BK, tapi ada syaratnya." ujar Adhinath.

"Syarat! Syarat apa?" Salma langsung mendongakkan kepalanya, menatap Adhinath yang lebih tinggi darinya.

"Syaratnya, lo harus mau jadi babu gue, selama satu bulan." ucap Adhinath.

"Jadi babu lo! Oh enggak-enggak gue gak mau." tolak Salma mentah-mentah.

"Yaudah kalo gak mau." ujarnya lalu meninggalkan Salma.

"Jangan satu bulan dah, dua minggu gimana?"

Adhinath menggeleng cepat.

"Dua minggu, tiga hari?" tawarnya lagi.

"Gak!"

"Oke fine!" Salma menarik napasnya lalu melanjutkan ucapannya, "Satu bulan, gua jadi babu lo. Tapi lo janji, Lo gak bakal laporin gue."

Adhinath tersenyum mendengar ucapan yang keluar dari mulut Salma, cowok itu membalikkan badannya menatap ke arah Salma.

"Oke!" Adhinath mengulurkan tangannya, untuk menandakan bahwa Salma menyetujui syarat yang Adhinath beri.

"Deal!" ucap Salma meyakinkan, saat kedua tangannya mulai bersalaman dengan tangan Adhinath.

"Deal." balas Adhinath.

Salma mengeluarkan buku serta pulpen dari dalam tasnya, ia mencatat nomor telponnya di buku tersebut. Lalu merobeknya dan memberikannya kepada Adhinath.

"Ini nomor gue, kalo lu butuh sesuatu tinggal telepon gue." ujarnya memberikan sepotong kertas itu.

Saat Adhinath hendak menerimanya, Salma malah menarik kembali. "Ets! Tapi lo jangan telpon gue pas di jam belajar, okey."

"Oke." Adhinath menerimanya.

Salma langsung keluar dari kelas Adhinath, dan bergegas pergi menuju kelasnya yang tepat bersebelahan dengan kelas Adhinath.

Adhinath duduk di bangkunya, ia terus menatap sepotong kertas yang diberikan Salma tadi.

“Dasar cewek bodoh.” ucapnya pelan di akhiri dengan senyuman.

"Hayo kenapa lo senyum-senyum? Kesambet lo ya!" tanya Topan yang baru kembali dari kantin bersama teman-temannya.

"Abis dapet surat cinta nih, kiw kiw kiw." sahut Aldo.

"Ck! Apasih." tukas Adhinath.

"Coba liat dong suratnya, uhhh dari kelas sebelah nih, bau-baunya." ujar Reskal mengintip kertas yang digenggam Adhinath. Adhinath tidak merespon ucapan Reskal, ia malah menjitak kepala sahabatnya itu, saat hendak mengambil kertas ditangannya.

Obrolan mereka langsung terhenti, karena pak Subhan guru matematika tiba-tiba saja masuk, dan langsung memulai pelajarannya.

....

Salma mengendap masuk kedalam kelasnya. Gadis itu menyuruh teman satu kelasnya untuk mengalihkan pandangan bu Sri, yang kini tengah mengajar dikelasnya.

Salma berjongkok sambil berjalan menuju tempat duduknya, saat salah satu murid. Sengaja disuruh untuk bertanya, untuk melancarkan aksinya.

Depta melirik ke arah Salma, tiba-tiba saja cowok itu malah mengangkat tangannya. Tepat Salma didekat mejanya.

Adhinath & SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang