Broken

215 25 0
                                    

Warning !
OOC, Drama, Typo(s), Crack Pair, TIDAK JELAS.
Seluruh tokoh adalah milik Masashi Kishimoto.

Mind to RnR? Jangan lupa vote dan komen🤗

oOo

"Hfffft..hiks..hiks."

Dalam hitungan jam, Neji menghela nafas setidaknya sudah lebih dari seratus kali. Entah apa yang tengah terjadi hari ini, tetapi perubahan adik sepupunya terlalu mencengangkan. 

Tidak seperti biasanya yang malu-malu, sopan, juga berwajah ceria. Hari ini Hinata datang untuk ajang bercerita tentang kegalauannya yang bahkan Neji tidak mengerti apa yang dirisaukan. Bukan sekali dua kali sejujurnya, ini sudah kesekian kali Hinata akan berceloteh tidak jelas dan meraung kepadanya.

"Jadi, kali ini apalagi? Aku tidak mengerti sama sekali dengan masalahmu jika kau terus menangis." keluh Neji yang sudah tidak tahan. Tahu akan ada saat seperti ini, ia akan dengan senang hati menerima ajakan Lee untuk menginap di kostnya hari ini.

"N-neji-nii, hatiku sakit sekali huhuhu." adu Hinata sembari terus mengelap ingusnya.

Neji bergidik. "Kenapa hatimu sakit? Kau diselingkuhi?" tanyanya dengan curiga.

Tapi tidak, Hinata menggeleng lemas. "Hatiku lebih sakit daripada diselingkuhi huaaaaa sakit sekali." raungnya dengan wajah begitu tersiksa.

Saat itu juga Neji merasa dirinya hampir gila dengan tingkah Hinata. Tanpa basa-basi laki-laki itu bangkit, mendial orang paling menyebalkan dalam hidupnya.

"Ada apa?"

Suara berat diseberang telepon membuat Neji menghela nafas kasar. "Cepat datang kemari dan urusi dengan benar pacarmu!" serunya sebelum kemudian menutup telepon.

Entah harus bersyukur Hinata memiliki pacar, ataukah harus kasihan karena si cengeng itu mendapat laki-laki yang seperti kulkas berjalan. Masa bodo, Neji akan kabur dari rumah setelah ini.

"Neji-nii jangan pergi..hiks..hiks." rengek Hinata dengan pandangan yang seolah akan kembali menumpahkan segala rasa sedihnya.

Jangan salah paham, Neji sayang Hinata. Sungguh, dengan berani ia berkata 100% menyayangi dan selalu ingin melindungi adik sepupunya itu. Tetapi dalam keadaan darurat seperti saat ini, ia memilih untuk kabur daripada frustasi jangka panjang.

"Tidak, Hinata. Nii-san hanya ingin melihat apakah Hanabi sudah pulang atau belum. Ini sudah jam 4 sore." Alasannya mencoba meyakinkan.

Ia menyayangi Hinata, tentu saja. Tetapi disaat sepupunya tengah dalam mood yang menyebalkan seperti saat ini, Neji lebih membilih pamit undur diri.

Bukannya mengerti, tangisan gadis itu justru semakin meraung saat ini. "Huaaa Nii-san kejam. Aku tidak suka huhuhu." Katanya dramatis.

Dengan mengambil langkah seribu, Neji tetap pergi dari sisi gadis itu. Biarkan saja. Ketika si pantat ayam datang tangisannya pasti segera mereda.

Lima belas menit berlalu, kemunculan Sasuke membuat Hinata bangkit dari duduknya dan memeluk pemuda itu. "Huaaa Sasuke~" rengeknya dengan cairan yang ikut meleleh dari hidungnya.

Sasuke sedikit terkejut. Dengan kesabaran ia menuntun Hinata kembali duduk di sofa.

"Bicaralah pelan-pelan. Oke?" Bujuknya sembari mengelap sisa ingus dengan tisu di atas meja.

Dengan sesegukan Hinata mengeluarkan ponselnya, menunjukkan sesuatu yang awalnya tak Sasuke pahami. Hingga akhirnya kedua iri onyx laki-laki itu melihat rentetan kalimat yang tersaji disana.

Kalian tahu apa?

'Uzumaki Naruto dan Yamanaka Ino mengonfirmasi putusnya hubungan mereka melalui agensi masing-masing. Hal tersebut diakui keduanya yang terlampau sibuk hingga jarangnya komunikasi.'

Mungkin orang-orang jarang mengetahuinya, tapi Hinata sangat menyukai kedua artis itu setelah menonton film Janji Cinta Kita dua tahun lalu, hingga kemudian mereka terlibat cinta lokasi dan mengumumkan secara resmi beberapa bulan lalu.

Berkat naskah manis dan editan fans yang menyajikan keharmonisan keduanya, Hinata menjadi ikut dalam klub penggemar. Bahkan tak jarang ikut dalam acara tayangan perdana film mereka di bioskop.

Sejujurnya Sasuke senang dengan berita ini. Sungguh. Dua manusia yang tak dikenalnya itu seringkali menyita perhatian Hinata darinya, bahkan ketika mereka tengah berkencan.

Yah, meski akhirnya harus melihat wajah penuh air mata Hinata menghantuinya lebih lama lagi.

"Berpisah dalam sebuah hubungan itu hal yang wajar, Hinata. Lagipula sudah dijelaskan apa masalah mereka." Hibur Sasuke sembari mengusap surai gadis dalam pelukannya itu.

Kedua mata amethys yang sayu itu berubah tajam. Dengan kuat ia melepaskan pelukan mereka dan menyilangkan kedua tangannya. "Oh, kau pun akan seperti itu?! Semua lelaki sama saja!" Serunya.

Sasuke menghela nafas. Kan? Kemana perginya air mata itu? Saat ini gadisnya bahkan bisa membuat wajah marah.

"Bukan seperti itu-" Sasuke mencoba kembali meraihnya ke dalam pelukan, tapi dengan gerakan cepat Hinata menepis tangan itu.

Gadis itu berdiri. "Sudahlah. Aku tidak mau mendengarkanmu! Hiks huaaa Sasuke sama aja." Potongnya cepat sebelum berlari ke arah kamarnya drngan berderai air mata.

Disisi lain, Neji yang kembali datang dengan membawa satu toples keripik terheran-heran. "Ada apa lagi dengan anak itu?"

"Entahlah. Kupikir sudah mendekati tanggal merahnya."

Neji tersenyum mengejek. "Ah, kupikir daripada artis itu kaulah yang lebih menyedihkan." Katanya disusul tawa puas yang ketara.

Oh, Sasuke tahu maksud terselubung Neji menghubunginya. Ia ingin Sasuke yang terkena imbas ketika Hinata dalam mood yang tidak baik.

"Ya, kurasa memang aku yang patah hati." Sinis Sasuke sebelum berlalu menyusul Hinata.

Meninggalkan Neji yang masih tertawa diatas penderitaan calon sepupu iparnya itu.

- FIN

Oneshoot | SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang