41

17K 1.4K 106
                                    

Happy Reading!!


Bianca mengelus wajah mungil yang berada dalam gendongan nya.

"Ciee Mama muda." Teman-teman dan keluarga nya memasuki ruangan.

"Sstt Baby lagi bobo." Interupsi Bianca.

"Congrats young Mommy."

Bia terkekeh dan membalas pelukan Sang Mommy dengan satu tangan. "I Love you Mom. Really-really love you." Gumam Bianca menangis kembali.

"Sst.. Don't Cry sweetheart." Meera menghapus air mata Bia.

"Kamu hebat. Anak Mommy hebat."

Mereka bergantian memberikan ucapan selamat dan pelukan untuk Bianca dan Bayi laki-laki tampan yang sudah berpindah tangan pada Meera. Nenek itu tidak mau berbagi pada yang lain untuk menggendong Cucu nya itu.

"Selamat Pak Bos! Jadi ayah. Makasih udah kasih dede Bayi buat Alle" Kekeh Alle yang dibalas dengusan Agarish.

Laki-laki itu sedari tadi selalu menatap anaknya itu. Candu rasanya.

"Selamat Bro!" Keempat sahabat itu saling merangkul dan menatap bahagia ruangan ini.

"Bang Arda?" Panggil Bia pelan saat Arda tidak mengucapkan sepatah kata pun sedari tadi.

Mereka semua diam menatap Arda. Suasana menjadi awkward.

Arda mendesah pasrah dengan menghalau air mata yang memberontak sedari tadi.

"Pelukan ini, dari Bang Cakra buat Bia."

Bia menangis, "A-abang..." Bianca memeluk erat tubuh Arda.

"Selamat, adik Abang udah jadi seorang Ibu hebat, sama seperti Mommy."

Pecah sudah tangis Bianca mendengar bahasa yang sama dari orang yang berbeda.

"Bang Cakra akan sangat bangga sama kamu. Seharusnya Bang Cakra sendiri ucapin itu sama kamu. Tapi Maafin dia ya? Dia nitip sama Abang." Gumam Arda memejamkan mata.

"Bang Caka hiks, pengecut ya? Gak berani buat datengin Bia langsung. Gak mau liat ponakannya ya?"

Arda menggeleng dan mengelus surai panjang Bianca. "Dia akan melakukan semua itu nanti. Percaya sama Abang."

Setelah itu Satria, Rey, dan Atha memeluk adik mereka bersama-sama.

Ada kesedihan besar dibalik kebahagiaan ini. Cakra belum sadar sampai saat ini, semakin hari kondisinya semakin memburuk saja. Sudah banyak dokter handal yang dipanggil untuk menyadarkan Cakra, tapi hanya Tuhan yang memberi jalan.

"Udah dong, jangan nangis nangis. Anak-anak daddy semuanya kuat. Apalagi Princessnya kita ini." Gavin menjawil hidung Bianca yang memerah.

Oek.. Oek..

"Cup cup cup, Cucu Oma kenapa sayang?" Meera menimang-nimang Sang pangeran tetapi tangis nya tak juga reda.

Akhirnya Meera menyerahkan nya pada Bianca.

"Kenapa anak Mama, hm?" Bia mengelus kepala Anaknya dengan sayang.

AGARISH 2 [After Marriage] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang