21

85 16 2
                                    

"Seharusnya ini Happy ending kan Samchun? "

Nichkhun tersenyum.

"Sayangnya Tidak, Setelah kelahiran Somi, Yeobin berubah.."

"Waeyo?"

"Sikapnya yang percaya diri berubah menjadi pemurung, hal-hal kecil bisa membuatnya marah... "

"Pasti ada alasannya seseorang berubah"

"Iya, Aku berpikir hal yang sama denganmu Jungkook-ah.. Aku bertahan karena kupikir, Yeobin hanya lelah..
.
.
Sampai suatu ketika dia mengungkit kesalahan kami dimasa lalu, dimana dia bilang Aku adalah penyebab kesialannya...
.
.
Karena harga diriku tak menerimanya, Akupun meninggalkan keluarga kecilku itu"



Nichkhun menatap kosong keatas, menghela nafas lalu melanjutkan ceritanya.

"Ternyata, Yeobin melakukan itu, karena Dia sedang sakit keras dan tak mau membebaniku..
.
.
Dan kesalahan terbesarku adalah ketika egoku mengalahkan hatiku, sehingga Aku tak ada  dimasa-masa sulitnya sampai Aku kehilangannya"

Jungkook melihat penyesalan dimuka Nichkhun.

"Penyesalan terbesarku, kedua anakku tumbuh menjadi anak yang dingin.. Aku bisa melihat anak-anakku tapi rasanya Aku tak bisa menyentuhnya"

Nichkhun menghela nafas sambil tersenyum ke arah Jungkook.

"Jungkook-ah, maafkan orang tua ini yang terlalu banyak bicara.. "

"Ah, Tidak apa-apa Samchun, Aku merasa senang karena Aku bisa lebih mengenal sahabat Ayahku lebih dalam"

Mereka berdua saling melempar senyum.

"Jungkook-ah"

"Ne~"

Nichkhun menoleh kearah Jungkook. Dengan tatapan santai namun serius Nichkhun berkata.

"Tegaslah pada hatimu
.
.
Jangan melakukan hal yang sama sepertiku dan jangan sampai Somi seperti Ibunya.."

Jungkook terdiam menatap Nichkhun.

.

.

.

.

.

.

.

.

☀️

.

.

.

.

.

Sejeong merenggangkan tangannya, rasanya sangat lega setelah menyelesaikan semua matakuliahnya hari ini.

Dari jauh dia melihat beberapa gadis sedang berkerumun. Karena dia penasaran dia mendekati kerumunan itu.

Sejeong mendengar desas desus dari para gadis-gadis itu.

"Daebak.. Dia tampan sekali.."

" Iya, Seni musik punya cuci mata baru"

"Dia tak hanya tampan, dia bak pangeran"

"Benar.. Haaah beruntungnya kita"

Desas desus itu semakin membuat Sejeong penasaran. Sejeong makin mendekati sumber yang dibicarakan.







Circle VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang