Ini perkara kecil mengenai takdir di pertemukan dengan mudah -roti dan hujan. Satu ikatan menyebabkan dua orang menemukan cinta dalam pandangan pertama, lelaki mungil baik hati dikirimkan tuhan untuk manusia teramat dingin -Jung Jaehyun.
jaeyong sto...
U N D E R T H E G O O D di bawah kebaikan . . . . . "Karena sebuah roti, aku di pertemukan olehnya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----- enjoy!
Dengan setelan ala kadarnya lantaran keterbatasan ekonomi tetapi tidak memudarkan pancaran kebaikan dalam diri si manis yang selalu berbuat baik kepada siapapun tanpa pandang jenis. Taeyong tersenyum hangat, tubuh mungilnya terlonjak kecil menghampiri sang bunda berada di kamar sedang terbaring seperti biasa.
Kedua tangan mungilnya membawa nampan berisi penuh akan kebutuhan yang bundanya perlukan kala tidak ada di rumah, membawa segelas teh herbal ia racik sendiri juga satu botol air putih sedang dan sepiring makanan ringan Taeyong sajikan rapi.
Sesampainya di samping ranjang tempat bunda biasa membaringkan tubuh lemahnya, Taeyong menaruh nampan dengan gerakan pelan. Melepaskan ransel tas berisi mata kuliah hari ini ke lantai. Ia memandang sejenak wajah sudah termakan usia, mengusap punggung tangan lembut untuk membangunkan pria sangat Taeyong sayangi.
"Bunda ga mau bangun? Yongie mau pergi belajar, mau pamitan sama bunda biar selamat." anak itu bergumam masih mengelus tangan terasa kasar di telapak tangannya.
Bukti perjuangan selama dirinya hidup, memberikan yang terbaik ke anaknya sampai tubuh di serang oleh penyakit mengakibatkan tidak bisa bergerak dengan leluasa. Bohong jika Taeyong tak pernah menangis malam hari menganggap ia adalah beban begitu besar untuk bundanya.
"Bunda?" Taeyong kembali memanggil dengan nada lirih, bibirnya tak henti menampilkan senyuman indah. Lantas dengan hati-hati ia membaringkan tubuh tepat di sisi kosong, menjadikan lengan bundanya sebagai bantalan dengan tangan memeluk pinggul ramping sangat nyaman.
Merasa ada pergerakan juga beban menimpa perut, pria cantik tengah berlabuh ke mimpi indah mengerjapkan mata beberapa kali sebab sinar matahari menusuk ke dalam retina dengan sangat pas membuat ia mengerutkan dahi tak suka.
"Tae?" pria itu mengusap tangan melingkar di perutnya, lantas ia menolehkan kepala mendapati buah hati tercintanya memejamkan kedua mata. "Ah anak bunda sudah siap siap pergi ya? Cantik sekali." ia mengukir lengkungan kecil merapikan anak rambut berjatuhan di wajah cantik Taeyong.
