U N D E R T H E G O O D
di bawah kebaikan
. . . . .
"Karena sebuah roti, aku di pertemukan olehnya."-----
enjoy!"Kok mendadak banget perginya?" pertanyaan itu Jaehyun berikan kepada Jeno. Mereka berdua sekarang berada di taman belakang rumah Jung, tepatnya di sebuah gazebo yang menghadap ke kolam ikan mas. Mengambil lokasi sedikit jauh dari anak anak dan pamil (papa hamil) sebab keduanya kini tengah merokok sembari berbincang kecil.
-atau tepatnya Jeno yang merokok, Jaehyun telah berhenti menghisap nikotin tersebut sejak Taeyong mengandung. Pria itu benar-benar mencintai keluarga kecilnya.
Jeno menganggukkan kepala singkat, senyum tipis ia berikan ke Jaehyun, seolah memberitahukan ke kakaknya itu jika dirinya terpaksa. Terlebih membawa Jaemin dan Jisung, Jeno lebih takut kesayangannya kenapa-napa dalam perjalanan. Tetapi mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi tanggung jawab Jeno sebagai seorang pekerja, dan dia harus bisa profesional dalam menjalankan tugas.
"Doain aja kak, selamat sampai tujuan." Jeno terkekeh.
Matanya berpaling ke sosok Taeyong yang bermain dengan anaknya. Sedangkan Jaemin ada di dalam, membuatkan minuman. Mana mungkin Taeyong hamil tua disuruh untuk membuat jamuan, Jaehyun bisa menggantung langsung orang tersebut.
Untuk sesaat, kedua manusia itu terdiam. Melihat ke arah sama, sebuah senyuman manis juga tawa bocah menggema di penjuru taman. Jaehyun lagi lagi dibuat jatuh cinta untuk sekekian kalinya. "Kakakmu cantik, cantiknya melebihi bulan purnama." puji Jaehyun menatap damba sang istri.
"Iyaa, dan dia akan selalu cantik serta memancarkan cahayanya sendiri." bener bukan? Jika bulan selalu bersinar terang kecuali kala langit mendung, dan Taeyong selalu memancarkan cahayanya meskipun badai hujan datang untuk menutupi.
Lelaki paling kuat yang pernah Jeno temui, lelaki paling sederhana tetapi berpengaruh besar bagi sekitarnya. Bahkan anak yang Taeyong ajarkan kala di rumah terdahulu sering berkunjung, mereka tidak pernah melupakan jasa sang guru, sekedar menanyakan kabar Taeyong atau membawa oleh oleh untuk lelaki itu.
Kabar baiknya, Jaehyun memberikan mereka semua fasilitas pendidikan hingga sarjana beserta uang saku, tidak lupa lelaki Jung itu juga memberi pekerjaan pada orang tua mereka. Meskipun atas permintaan sang istri, Jaehyun tidak keberatan. Ia sebelumnya telah berpikir demikian, hanya menunggu waktu yang tepat.
"Kak?" panggil Jeno pelan, nada bicaranya terdengar serius. Membuat Jaehyun memandang adik angkatnya itu dengan tatapan bertanya. "Aku nitip kak Taeyong ya, ke kakak? Jaga dia, kalaupun kakak nggak sayang lagi sama kak Taeyong, jangan sakiti. Kasih tau ke aku, nanti aku jemput kak Taeyong. Dia sudah banyak mendapatkan luka semasa hidupnya."
"Kak Taeyong orang baik, lemah lembut tapi hatinya sangat kuat." Jeno tersenyum getir, entah kenapa perasaannya sedih. Apakah karena ia akan jauh dengan Taeyong? Jeno sudah terbiasa berada di sekitar pria itu sendari kuliah, menganggap pemuda itu adalah kakak sekaligus ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
( ✅ ) under the good, jaeyong
Hayran KurguIni perkara kecil mengenai takdir di pertemukan dengan mudah -roti dan hujan. Satu ikatan menyebabkan dua orang menemukan cinta dalam pandangan pertama, lelaki mungil baik hati dikirimkan tuhan untuk manusia teramat dingin -Jung Jaehyun. jaeyong sto...