07. kamu seperti mawar, indah dan menyakitkan.

1.5K 261 11
                                    

U N D E R T H E G O O D
di bawah kebaikan
. . . . .
"Karena sebuah roti, aku di pertemukan olehnya."

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-----enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----
enjoy!

"Nana, bisa bicara sebentar?" tawar halus Taeyong duduk bertempat di samping si manis sedang membaca buku di sebuah taman kampus tak jauh dari gedung-gedung saling berjajar rapi. Sejenak, Jaemin menutup buku tebal tersebut lepas menandai halaman, ia akan melanjutkannya di rumah nanti jika ada waktu luang.

Mengesampingkan tubuh menghadap lawan, pemuda bermarga Na itu menggoyangkan kepala pertanda menyanggupi permintaan Taeyong. Seulas senyum manis dapat membuat Jeno luluh terpatri begitu apik menularkan pada lebih tua. "Boleh, kelas Nana belum mulai kok." jawab anak itu dengan nada lucunya.

Ya Tuhan, pantas saja Jeno sangat perbudak cinta pada Jaemin. Lihatlah pacarnya ini sangat menggemaskan, dengan pipi bulat tertarik ke atas ingin sekali Taeyong cubit dan mengunyel unyel sampai puas. Taeyong yakin Jeno pasti tak kalah berbeda darinya -atau mungkin lebih, cium misalnya.

"Na, apa kamu tidak risih dengan interaksi ku dan Jeno?" tanya Taeyong sambil menggenggam halus jemari mungil Jaemin, pandangan menyorot begitu lembut masuk ke bola mata bersinar terang bawah mentari siang. Membawa kedua tangan bertautan itu di atas pangkuan lalu memberikan remasan pelan.

Jaemin mengerjapkan sepasang mata, bulu mata lentik bak sambungan itu bergerak indah di depan mata Taeyong. Ia mengulas senyum sebelum menjawab pertanyaan lebih tua. "Kak, aku percaya kakak dan Jeno tak akan berbuat lebih dari seorang adik juga hyungnya. Aku tau kalian saling menyayangi -terlebih Jeno, meskipun ada aku sebagai pacarnya namun ia lebih membutuhkanmu untuk sandaran. Mungkin karena hubungan kita terlalu singkat, sebab itu Jeno belum bisa mengutarakan perasaannya padaku. Tak apa, sungguh. Waktu berlalu Jeno pasti akan terbiasa."

Angin menerpa anak rambut berkibar ria, Jaemin semakin cantik. "Kakak jangan merasa begitu, aku malah sangat berterima kasih mau menjaga dan mendengarkan keluh kesahnya. Sangat malahan, kak Taeyong hyung nya Jeno, otomatis kakak juga hyungku. Tidak ada kata risih, aku ikut senang Jeno bisa berinteraksi kembali." Jaemin tersenyum hangat.

( ✅ ) under the good, jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang