09. akhirnya, untuk pertama aku bisa berdiri di hadapanmu -langsung.

1.4K 273 5
                                    

U N D E R T H E G O O D
di bawah kebaikan
. . . . .
"Karena sebuah roti, aku di pertemukan olehnya."

-----enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----
enjoy!

Deru mobil mahal kepunyaan Jaehyun berhenti tepat di pinggir jalan sepi, pria berperawakan gagah berani masih mengenakan pakaian biasa dengan jaket membungkus lengan berototnya itu hendak menuju rumah seseorang yang diyakini adalah lelaki pujaan hati.

Berita terbaru dari sahabat baiknya cukup membuat Jaehyun menyadari kebodohannya selama ini, mengapa ia tak pernah menjenguk salah satu kampus dibangun sang ayah. Jelas jelas Jaehyun mempunyai amanat untuk merawat peninggalan orang tuanya, selagi mampu.

Memasuki jalanan sempit, Jaehyun menjepit hidung mancung antara sela ibu jari dan telunjuk. Bau di keluarkan begitu menyengat hingga ia tidak tahan menghirup lebih lama.

Meskipun waktu sudah menunjukkan malam, Jaehyun yakin pria cantik itu sedang terlelap di dalam rumah. Tak apa, Jaehyun hanya berniat melihat tempat tinggal lelaki itu, ia sama sekali tidak mempunyai maksud lebih di kedatangan mendadak ini -yeah, sangking paniknya ia sampai lupa berpamitan dengan Johnny juga mengucapkan kata terima kasih.

"Ku rasa Johnny membual, tak mungkin pria cantik itu tinggal di sini. Huh, ini mengganggu penciuman ku." Jaehyun mengerang, mengeratkan jaket pada tubuhnya sebab hembusan angin tak bagus untuk kesehatan.

Busuk dan dinginnya malam beradu menjadi satu menari di ruang udara, beterbangan layaknya seekor hewan bersayap berenang di langit luas.

Melangkahkan kaki semakin masuk dalam, Jaehyun dibuat tercengang oleh pemandangan di balik gang kumuh baru saja ia lewati. Bagaikan sebuah sampul buku usang namun terdapat banyak makna kiasan balik itu.

Jaehyun menurunkan tangan, bibirnya terbuka sedikit melihat jejeran rumah dengan lampu remang remang menyinari.

"Sungguh??!! Ini bersih dan tertata rapi, bahkan suasananya seperti di pasar malam." pria itu menarik dua sudut bibir membentuk seulas garis tipis samar. Ia tak pernah datang ke tempat namanya hiburan, paling Jaehyun akan melewatinya begitu saja dan memilih langsung pulang ke rumah untuk beristirahat.

Mendongakkan kepala, Jaehyun melihat aqua tempat biasanya kemasan minum kini berubah menjadi hiasan indah tergantung -dengan warna terang di tambah lampu kecil menambah kesan lain, mereka menjadikan wilayah ini hidup sesuai porsi kantong.

Atau mungkin Jaehyun rasa mereka memanfaatkan limbah dikumpulkan menjadi sebuah karya seni. Tanpa pria tampan itu sadari, ada orang lain di belakang memperhatikan gerak gerik dengan dahi berkerut sambil menenteng karung.

Bocah kecil habis pulang dari pekerjaan itu memandang Jaehyun dengan perasaan was-was, ia takut seseorang di hadapannya bukanlah manusia baik atau memiliki niat jahat. Walaupun penampilan tidak memperlihatkan Jaehyun adalah penjahat namun tetap saja harus waspada akan orang baru.

( ✅ ) under the good, jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang