U N D E R T H E G O O D
di bawah kebaikan
. . . . .
"Karena sebuah roti, aku di pertemukan olehnya."-----
enjoy!Sejak kejadian itu -mereka, kedua mata berbeda pemilik saling bertemu pandangan, Jaehyun tak hentinya datang kesana. Untuk sekedar melihat anak beruntung akan mendapatkan tempat tinggal bagus disertai pendidikan tinggi yang Jaehyun tanggung dengan sukarela dan. . . pria manis akan menjadi istrinya, Lee Taeyong.
Nama yang indah. Terlampau hafal, pria itu bahkan menyebutkan nama si manis setiap detik, menggumamkan dengan nada merdu hingga jadi sebuah alunan musik.
Manis sekali, interaksi selama Jaehyun berada disana ia tek henti mengumbar senyuman manis, ketelitian mengajak mereka tertawa semakin membuat Jaehyun menguatkan tekad. Bagaimana dengan teliti Taeyong mengajarkan anak anak berpakaian lusuh, compang camping.
Biasanya seseorang jijik dan tidak ingin berinteraksi, memilih menjauh ketimbang mengasihi. Beda halnya pada malaikat Jaehyun temui tidak sengaja. Turunnya hujan bagaikan membawa berkah, awalnya Jaehyun tidak percaya dengan kata cinta -definisi itu ia ibaratkan adalah orang tua.
"Aku tidak butuh roti, aku membutuhkan cintamu, apakah bisa?" dalam benak terdalam, Jaehyun melirik dadanya sendiri. Jantung dan hatinya seolah merespon senyuman Taeyong mengajarkan mereka cara menulis.
Debaran kuat menghambat pernafasan. Jaehyun menyentuh detakan kuat itu, mengelusnya dengan kepala mendongak. Kata lain, Jaehyun juga menjadi murid, ia duduk manis di barisan belakang mengawasi semua anak anak berebutan untuk maju.
"Lihatlah sayang, tubuhku merespon kedekatan kita. Padahal jarak tidak begitu mendukung." Jaehyun terkekeh bak orang gila. Mengamati cantik menerangkan materi matematika dengan sabar sesekali akan memberikan hadiah kecil berupa permen kepada anak menjawab benar.
Rasanya, Jaehyun mendapatkan dorongan hati merengkuh mereka, tak adil ia memberikan fasilitas pendidikan pada satu anak saja.
Sedangkan raga mungil lain berhak mempunyai potensi mengembangkan diri selama mampu. Sungguh, Jaehyun tidak ada maksud seperti itu. Entahlah, ia akan mempertimbangkan keputusan besar nanti setelah berbicara dengan Jungkook.
Sekarang, hal paling Jaehyun tunggu. Memandang penuh puja seorang pria lemah lembut, bibir tipis berwarna merah alami dipadukan dengan wajah mungil begitu tegas mencuri semua pusat Jaehyun, pria itu bahkan melukis senyum indah di sebuah kertas tipis, memanjang nya di dinding kamar dengan bingkai bertuliskan nama pujaannya.
Terdengar bodoh memang untuk pria dingin tak pernah tersentuh ber bucin pada laki-laki sama sekali tidak mengenalnya, tak apa, Jaehyun tak membenarkan Taeyong harus dekat -layaknya orang asing saja Jaehyun sudah dilingkupi rasa bahagia tiada dua.
Rambut berkibar ria bak bendera pusaka menambah kecantikan dalam diri Taeyong, akibat terfokus memandangi.
Jaehyun tidak menyadari ada satu anak menggoyangkan tangannya, anak mungil itu mengumbar lengkungan manis melihat orang baru sangat baik hati sendari tadi tertuju pada guru mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
( ✅ ) under the good, jaeyong
FanfictionIni perkara kecil mengenai takdir di pertemukan dengan mudah -roti dan hujan. Satu ikatan menyebabkan dua orang menemukan cinta dalam pandangan pertama, lelaki mungil baik hati dikirimkan tuhan untuk manusia teramat dingin -Jung Jaehyun. jaeyong sto...