Yuan menjelajahi setiap rak buku yang berada di dalam perpustakaan. Ia terlihat bingung harus membaca buku yang mana.
Siang ini, laki-laki itu tidak sibuk seperti biasanya. Tadi ia ingin mampir ke kantin hanya untuk membeli beberapa makanan, namun hal itu ia urungkan karena harus meminjam buku di perpustakaan untuk keperluan salah satu mata pelajaran sekolah.
Tangan Yuan mengambil salah satu buku dari rak—setelah menimang-nimang buku apa yang harus dipilih. Di sela-sela rak tersebut, tanpa sengaja netranya menangkap Azura yang duduk di salah satu kursi dan terlihat tenang membaca buku.
Senyum Yuan mengembang. Entah mengapa, Yuan selalu teringat akan kehadirsn seseorang yang ia rindukan jika melihat Azura dalam versi tenang seperti saat ini.
Akhir-akhir ini Yuan selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mengapa ia selalu bertemu Azura secara tidak sengaja? Sungguh, Yuan tidak tahu jika Azura berada di tempat yang sama dengannya.
Setiap kali Yuan menatap gadis itu perasaannya menghangat, terutama jika Azura terlihat tenang seperti itu dan tidak meluapkan emosi apapun pada sekitarnya. Bahkan senyum Yuan otomatis muncul ketika ia berbicara atau melihat Azura dari kejauhan—walaupun memang pada dasarnya Yuan itu murah senyum dan mudah berteman dengan siapapun.
Setelah sekian lamanya melihat Azura dari kejauhan, Yuan semakin penasaran dengan gadis itu. Ditambah lagi, ia sudah mulai berbincang dengan Azura.
Suara buku-buku yang berjatuhan menarik atensi Yuan. Laki-laki itu menoleh dan mendapati seorang gadis seusianya membawa cukup banyak buku di kedua tangannya. Gadis itu terlihat kesulitan untuk memungut buku-buku yang jatuh ke lantai.
Yuan menghampiri gadis itu dan mengambil buku-buku yang berjatuhan serta membawa tiga per empat buku yang dibawa sosok cantik di dekatnya itu.
"Yuan?" tanya Silvia—gadis yang kini bersebelahan dengan Yuan. Gadis dengan iris berwarna cokelat terang itu mengerjap-ngerjapkan matanya karena terkejut melihat kehadiran Yuan.
Fisik Silvia sangat cantik. Ia berdarah campuran Indonesia, Rusia, dan Belanda. Ibunya orang asli Indonesia, sedangkan sang Ayah berdarah campuran Rusia dan Belanda. Rambut gadis itu berwarna cokelat terang bercampur sedikit pirang, kulitnya berwarna putih pucat dengan pipi berwarna kemerah-merahan, hidungnya pun mancung khas gadis Eropa. Tinggi Silvia cukup tinggi jika dibandingkan dengan wanita lokal, namun jika ia bersisian dengan Yuan, tingginya hanya sebatas mata laki-laki itu.
Bagi para siswa lainnya, Silvia merupakan seorang perempuan yang sempurna. Selain karena fisiknya yang mempesona dan membuat para kaum Adam jatuh hati, Silvia memiliki otak yang cerdas dan aktif berorganisasi.
"Buku sebanyak ini buat apaan?" tanya Yuan kebingungan.
"Buat belajar, biar bisa ngalahin si nomer satu," Silvia menyengir—menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Sendu || YOSHI✔
FanficDi bawah rintiknya hujan, Yuan bertemu dengan seseorang yang membuat seluruh perhatiannya tertuju pada gadis itu. Tentang segala sendu dan pahitnya kehidupan di buana fana, mempersatukan mereka untuk bertahan dari ombak yang menerjang. ❝Titik sendu...