06. Caper

553 96 38
                                    

"Yuan, Yuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuan, Yuan." Seorang perempuan mengekori Yuan setelah laki-laki berwajah tampan itu turun dari bus sekolah.

Yuan yang dipanggil namanya, menoleh-menatap perempuan tersebut. "Kenapa?" tanyanya.

"Gue Kiarra. Lo tau gue, kan?" tanya perempuan itu.

Yuan mengangguk singkat dengan senyuman yang sama sekali tak hadir. "Orang yang ngelempar muka Azura pake kue," jawab Yuan dengan jujur.

Kiarra menggaruk tengkuknya dan mengayunkan kedua tangannya ke belakang karena canggung. "Ah i-itu, gue gak sengaja. Iya, gak sengaja! Kemarin itu gue kesandung, jadi kuenya meluncur begitu aja deh ke mukanya Azura."

Yuan hanya menatap Kiarra dengan wajah datar setelah mendengar pernyataan perempuan itu, setelahnya ia pergi mendahului Kiarra yang masih diam di tempat. Kiarra bohong, Yuan melihat jelas kejadian kemarin. Jika memang tidak disengaja, Kiarra tidak akan tertawa seperti kemarin dan pasti sudah meminta maaf kepada Azura.

Baru saja Yuan berjalan beberapa langkah, Kiarra menahannya dengan kedua tangan yang menggenggam lengan laki-laki itu. Sontak Yuan menoleh ke arah Kiarra.

"Nanti pulang sekolah lo free gak?" tanya Kiarra.

Yuan mengangkat salah satu alisnya. "Kenapa?" laki-laki itu bertanya balik.

"Gak apa-apa kok, gue cuma pengen jalan bareng lo. Itung-itung mengenal lebih dalam. Lo mau gak?"

Yuan mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menghela napasnya. Yuan sedikit tidak menyukai perempuan seperti itu. Selain karena perbuatannya yang jahat, Kiarra berbicara dengan Yuan seolah-olah tidak pernah merasa bersalah pada orang lain, terutama Azura. Alih-alih meminta maaf, gadis itu malah caper.

Selain itu, Yuan kira Kiarra benar-benar menyukai Mahesa. Tetapi, gadis itu malah berbicara seperti itu kepada Yuan. Benar kata Mahesa, Kiarra agak tidak waras.

"Sorry, gak bisa," jawab Yuan dengan wajah yang terlihat tidak bersahabat. Wajah itu tampak tidak seperti biasanya.

Kiarra membulatkan matanya dengan sorot netra yang terkesan memohon. "Kenapaaa?" tanyanya dengan nada suara yang dibuat manja.

Yuan mengangkat kedua bahunya. "Gue gak perlu punya alasan buat nolak ajakan orang yang udah ngebuat orang lain merasa risih," sindir Yuan. Laki-laki itu mengangkat salah sudut bibirnya. Jarang sekali Yuan berekspresi seperti itu.

Yuan kembali berbalik badan dan melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda-meninggalkan Kiarra yang sedang menghentak-hentakkan kakinya ke jalanan aspal karena kesal.

"Aduh neng geulis, jangan marah-marah dong nanti geulis-nya ilang." Tama yang melintas dengan motornya terkekeh pelan.

"Sorry. Tama emang otaknya suka ilang tiba-tiba, harap maklum ya, Ki," ujar Jian yang baru saja turun dari boncengan Tama yang tengah cengengesan, seraya membungkukkan tubuhnya seperti drama Korea yang sering ditonton oleh saudara kembarnya.

Titik Sendu || YOSHI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang