Dua

49 10 0
                                    

       FOLLOW SEBELUM BACA!    TINGGALKAN JEJAK YANG RAPI!
  FOLLOW&VOTMEN!
SUPPROT TERUSS:)

Happy reading^_^

🍒🍒🍒

Ainsley sampai di sekolahnya dengan selamat, dia memasuki gerbang sekolahnya dengan santai. Dengan seragam yang rapih, ditambah polesan make up sedikit membuat Ainsley tampil lebih natural.

Matanya menyesiri setiap sudut di sekolahnya, sambil sesekali tersenyum menyapa balik orang-orang yang ia temui.

"Ainsley!" panggil seseorang.

Ainsley menoleh ke belakang, ia tersenyum hangat kala Adeen---Temannya menyapa dengan girang.

"Lo diantar supir lagi, Ain?" tanya Adeen.

"Memang seharusnya gitu 'kan?"

"Lo gak minta beli motor atau apa gitu," ucap Adeen.

"Lo bakalan tau apa yang bakal terjadi, gak bakalan dikasih, dan pastinya gue harus dituntut ini itu."

"Huh! Iya juga. Lo udah belajar buat ulangan?" tanya Adeen.

Ainsley melangkahkan kakinya kembali menuju ke kelas, lalu diikukti oleh Adeen. "Gue selalu belajar setiap malam, gak ada alasan untuk gue berhenti belajar," ucap Ain.

"Gue paham. Gue belajar cuma sebentar, puyeng kepala gue baca buku lama-lama."

Ainsley hanya terkekeh menanggapi ucapan Adeen tadi, sudah seperti biasa temannya itu selalu saja begitu.

Adeen Leon Cesario, adalah salah satu teman dari Ainsley. Sifatnya yang kadang suka malas-malassan membuat dirinya dicap sebagai rajanya pemalas oleh teman sekelasnya. Postur tubuhnya yang dibilang sedikit tegap, dengan wajah yang biasa-biasa saja, membuat Adeen ini tidak terkenal di sekolahnya.

Sedangkan Ainsley Bina Adelard,  dia terkenal di sekolahnya karena kepintaran yang ia miliki. Selalu menjadi juara kelas, serta sering sekali mewakili olimpiade utusan sekolah.  Walau tak selalu menang, tetapi Ainsley adalah murid yang sangat-sangat dipercaya oleh guru, entah apa alasannya, Ainsley juga tidak tahu pasti.

Ainsley duduk di kursi yang biasa ia tempati, ia menoleh ke arah bangku sampingnya, kosong? Kemana dia?

Ain menolehkan kepalanya kebelakang menatap Adeen yang sibuk mengeluarkan buku-bukunya dari dalam tas.

"Ehh,  Mora mana?" tanya Ainsley kepada Adeen.

"Mana gue tau, kok tanya sama gue," jawab Adeen acuh.

"Biasanya juga sama lo," ujar Ain.

"Gak tau, biasanya gue bareng dari parkiran doang. Bukan gue jemput di rumahnya," ucap Adeen.

"Ck, gue tau kali.  Udah, ah! Lupain." Ainsley berbalik lagi ke arah depan.

Apakah Mora sakit? Pikirnya. Lamunannya buyar kala guru mapel matematika masuk, ulangan akan segera dimulai.

"Sesuai janji Ibu minggu kemarin, hari ini akan dilaksakan ulangan harian. Silahkan simpan buku yang berkaitan tentang matematika, keluarkan alat-alat yang diperlukan saja," ucap Mira---Guru matematika di sekolah SMP Airlayon ini.

Play Favor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang