Kembali update! Tinggalkan jejak setelah membaca, itu penting ygy. Happy reading!🍳🍳🍳🍳
Ujian kenaikan kelas akan segera tiba, sekitar tiga hari lagi ujian akan dilaksanakan. Ainsley mati-matian belajar dari pagi, siang, sore, dan malam. Tidak peduli kapan waktunya, intinya dia hanya belajar, belajar, dan belajar.
Seperti tak bosan dengan kata 'belajar' saat ini Ainsley duduk di meja belajar yang berada di dalam kamarnya, matanya terus bergerak lincah membaca setiap kata yang berada di buku, sesekali tangannya membenarkan kaca mata yang ia gunakan. Kepalanya berdenyut nyeri, tapi ia tak memperdulikan itu. Makan? Tidak teratur. Tidur? Juga tidak teratur. Hanya belajar terus menerus agar memperoleh nilai bagus dan membanggakan papahnya.
Ia bertekat bahwa ujian kenaikan kelas ini dia akan mengalahkan nilai Aileen, dengan begitu papahnya akan merasa bangga, dan memperlakukan dirinya sebagaimana dengan Aileen. Itu mimpinya! Semoga saja akan terwujud.
Brak!
Ainsley meletakkan bukunya dengan kasar, ia menghempaskan badannya di sandaran kursi kayu yang ia duduki. Satu hembusan nafas kasar keluar dari mulut Ainsley.
"Pusing banget," lirih Ainsley. Matanya melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, lalu tangannya meraih gelas air dan meneguknya.
"Harus makan dulu, nih. Baru lanjut tempur lagi." Ainsley bangkit lalu berjalan keluar.
Langkah Ainsley terhenti, hampir saja mulutnya mengeluarkan makian karena terkejut dengan kemunculan Aileen di depan pintu kamarnya.
"Apa, sihh. Ngagetin!" Aileen terkekeh menanggapi ucapan ketus dari adiknya. Ainsley yang melihat itu menatap abangnya jengah. "Minggir, aku mau makan."
"Tujuan Abang ke sini, ya itu. Nyuruh kamu makan," balas Aileen lalu sedikit menyingkir dari hadapan Ainsley.
Ainsley tidak memperdulikan itu, dia langsung berjalan menuju dapur. Aileen tentu saja mengikuti Ainsley ke dapur, dia ingin sedikit mengobrol dengan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Favor
Teen Fiction(TIDAK JADI HIATUS, KEMBALI SEPERTI SEMULA. ON GOING!) ~~~~~~~~~~~~~~~ "Ini bukan makanan kesukaan aku, Mah!" "Sampai kapan Mamah gini terus? Sampai-sampai makanan kesukaan aku aja Mamah gak tau!" "Bang Ileen, Bang Ileen, Bang Ileen terus! Akunya k...