Balik lagi, nih. Jangan lupa vote jika sudah membaca, terima kasih!
Duduk bersama sebungkus chiki, memegang buku, dan mata yang fokus membaca materi. Tiada hari tanpa belajar, yaa ... dia Ainsley. Gadis manis yang selalu saja belajar di manapun ia berada, saat ini Ainsley sedang berada di bangku yang terletak di taman sekolahnya. Kelasnya sedang jamkos, karena itulah Ainsley lebih memilih untuk belajar di luar karena sudah pasti kelasnya akan riuh seperti pasar.
Tangannya meraba ke dalam bungkus chiki yang berada di sebelahnya, tak mendapat apapun dari bungkus chiki tersebut, Ainsley berdecak kesal. Namun, setelahnya matanya kembali berbinar mendapati sebungkus chiki yang masih baru disodorkan ke arahnya. Langsung saja Ainsley menatap siapa si pemberi, lalu tersenyum mendapati Adeen yang berada di hadapannya.
Dengan senang hati Ainsley menerima jajan favoritnya itu. "Makasih, Adeen. Pas banget chiki gue habis."
"Yoi, sama-sama. Gue tau pasti lo kehabisan chiki, jadi gue susul ke sini," balas Adeen, lalu ikut duduk di sebelah Ainsley.
"Belajar apa, nih?" tanya Adeen.
"Nih, fisika." Ainsley menjawab, dan langsung menatap Adeen.
Adeen diam ditatap oleh Ainsley, sedangkan Ainsley malah terpanah dengan pesona bola mata indah milik Adeen. Sadar akan tingkahnya yang sudah kelewatan, Ainsley langsung memutus kontak mata mereka, lalu cepat-cepat beralih membaca buku lagi dengan kikuk.
Adeen tertawa, Ainsley yang mendengar tawa Adeen semakin membuatnya merasa malu. Pipinya terasa panas, mungkin sekarang ada semburat merah di area pipinya.
Ainsley yang makin meresa malu karena Adeen yang tak kunjung menghentikan tawanya, langsung saja membekap mulut Adeen. Namun, bodohnya dirinya, bukannya meredakan keadaan jantungnya, malah makin menambah kekacauan. Posisi Ainsley yang membekap mulut Adeen, dan Adeen yang menatap tepat di bola mata Ainsley membuat keduanya menjadi salah tingkah. Beberapa menit mereka terdiam, sampai akhirnya Adeen berdehem yang membuat Ainsley langsung membuka dekapan tangannya di mulut Adeen.
"Duhh, sorry! Gue reflek nutup mulut lo, Deen."
"Iya-iya, gapapa santai." Adeen bergerak memegang dadanya yang berdegup kencang, lalu beralih menatap Ainsley yang memalingkan wajahnya dari dirinya.
"Ain," panggil Adeen.
"Apa?"
Tangan Adeen langsung meraih tangan Ainsley, dan meletakkannya ke dada milik cowok itu. Ainsley sungguh kaget dengan tindakan Adeen yang mendadak, tapi ekspresi kagetnya diatur sedemikian rupa agar tak kedua kalinya kembali malu.
"Bisa rasain jantung gue jedag-jedug, gak?" tanya Adeen menatap Ainsley.
Ainsley membalas tatapan Adeen, lalu mengangguk sebagai jawaban. "Lo rasain hal yang sama gak, sih?" Adeen kembali bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Favor
Teen Fiction(TIDAK JADI HIATUS, KEMBALI SEPERTI SEMULA. ON GOING!) ~~~~~~~~~~~~~~~ "Ini bukan makanan kesukaan aku, Mah!" "Sampai kapan Mamah gini terus? Sampai-sampai makanan kesukaan aku aja Mamah gak tau!" "Bang Ileen, Bang Ileen, Bang Ileen terus! Akunya k...