Enam

24 6 0
                                    

Yuhuuu, balik lagi di part enam. Jangan jadi silent readers, votenya jangan lupa. Komen juga biar saya lebih semangat updatnya.

Enjoyyy
ヘ(^_^)ヘ

🍳🍳🍳🍳🍳

Di perpustakaan sekolah yang sunyi, di sinilah Ainsley duduk seorang diri. Membaca sebuah buku sambil sesekali mencatat bagian-bagian yang penting menurutnya.

Yaa, Ainsley kembali sekolah di hari senin ini. Saat ini jam istirahat, banyak siswa dan siswi yang mengisi perut mereka di kantin, lain dengan Ainsley, dia lebih memilih duduk di perpustakaan yang sunyi untuk belajar.

Di manapun, di tempat apapun, sebisa mungkin Ainsley menyempatkan dirinya untuk belajar. Entah itu hanya sekedar mebaca, menulis, atau menghafal rumus-rumus.

Bukan kemauan dirinya yang menjadi seperti ini, dia hanya berusaha menjadi apa yang kedua orang tuanya inginkan. Menjadi seperti Ileen yang pintar dan rajin, dia berusaha sekuat tenaga untuk mendapat pujian itu. Perkataan-perkataan papahnya selalu terngiang di otaknya yang menyuruh dirinya untuk belajar, belajar, dan belajar!

Fokus Ainsley teralih saat ada seseorang yang menduduki kursi sampingnya, langsung saja Ainsley mengembangkkan senyumnya saat melihat orang itu.

"Loh, Adeen? Kok di sini?" tanya Ainsley.

"Lo sendiri ngapain di sini? Kok gak ke kantin?" Bukannya menjawab, Adeen malah melontarkan pertanyaan kembali.

Ainsley mendengus kesal, kenapa pertanyaannya dijawab juga dengan pertanyaan? Adeen yang melihat raut kesal Ainsley lantas terkekeh.

"Gue di sini cari lo."

Spontan Ainsley langsung menoleh lagi ke arah Adeen, lalu menujuk dirinya sendiri menggunakan jari telunjuknya.

"Cari gue?"

Adeen langsung mengangguk. "Iyaa Ain, gue cari lo. Ada masalah?"

"Gak ada. Kenapa nyari gue?" tanya Ainsley sambil tersenyum.

"Kok gak ke kantin, sih? Lo gak laper emang? Yang dihadepin buku mulu, gue aja yang liat bosen."

"Untuk pertanyaan pertama, jawabannya enggak karena gue males. Yang kedua jawabannya laper, tapi gue males ke kantin. Poin terakhir, gue sebenernya bosen. Cuma demi orang tua gue, gue harus semangat!" Ainsley terkekeh sebentar lalu mulai membaca lagi.

"Kenapa gak jadi diri sendiri aja Ain? Jangan memaksakan apa yang lo gak bisa capai," ucap Adeen tiba-tiba.

Ainsley diam tidak menjawab, dia lebih memilih fokus ke bukunya. Adeen yang diacuhkan lantas membuang nafasnya pelan, lalu merogoh kresek yang ia bawa sebelumnya dan menyerahkan sebungkus roti kepada Ainsley.

Ainsley menerima roti itu, lalu mebukanya. "Thanks Deen, baik bener."

Adeen terkekeh lalu kembali menyerahkan sebotol air mineral, dan lagi-lagi Ainsley menerimanya.

"Ehh, si Mora mana? Biasanya heboh banget kalau udah pisah sama kita," ucap Ainsley saat mengingat sahabatnya itu tidak ada di antara mereka.

Play Favor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang