okay?

473 34 3
                                    

"Kak, hm.." Jungwoo memecah keheningan diantara ia dan Doyoung, mereka sedang berada di meja makan, yup, sedang makan malam.

"Ada apa sayang?" Doyoung pun menatap Jungwoo.

"A-aku ingin bercerita sesuatu.." lanjut Jungwoo.

"Hm? Habiskan dulu makananmu, lalu ceritalah, oke?" Jungwoo pun mengangguk. Yah, padahal Jungwoo sedang tidak selera makan, maka dari itu ia mau cerita ke Doyoung, malah disuruh habiskan makanan.

"K-kak.. aku sedang tidak selera makan.. apakah boleh jika aku tidak menghabiskannya?" mata Jungwoo berkedip beberapa kali, tanda memohon.

"Ada apa? Bukankah biasanya kau selalu menghabiskan makananmu? Bahkan kau sangat menyukai waktu makan." Doyoung mengernyitkan dahinya. Biasanya, istrinya- hm, lebih ke.. suaminya ini, selalu menghabiskan makanannya, dan bahkan makan dengan perasaan sangat senang, mengapa kali ini ia tak menghabiskan makanannya?
Itu bahkan hanya tersisa sekitar 5 sendok makan lagi. Makanan ini akan mubazir dan tentu, sayang jika dibuang.

"Maka dari itu, dengarkan ceritaku dulu, kak" ucap Jungwoo.

"Baik, ada apa?" Doyoung pun menatap Jungwoo.

"Sejak di kantor, aku sudah tidak enak badan kak, aku sudah merasa bahwa aku sakit"

"Tunggu, mengapa kau bisa sakit? Bukankah vitamin sudah selalu kau minum, dan istirahatmu juga cukup?" tanya Doyoung memotong pembicaraan Jungwoo.

"Tunggu dulu kak, aku belum selesai"

"Oh, mian, lanjutkan sayang"

"Nah, lalu jam makan siang, aku tentu memakan bekal buatanmu, jujur itu sangat enak kak, tetapi setelah itu, aku merasa mual" lanjut Jungwoo.

"HAH?! Apakah aku memasukkan bahan yang sudah kadaluarsa?!"

Jungwoo hanya mengendikkan bahunya.

"Sebentar, aku akan mengecek bahan-bahan yang tadi aku pakai." Doyoung sudah akan berdiri, tetapi Jungwoo menahannya.

"Tunggu kak, sebenarnya a-aku tidak tahu, tetapi sepertinya sumber masalahnya bukan itu kak.."

"Lalu?" Doyoung pun kembali duduk.

"Saat istirahat, aku pun ke apotek, aku rasa, aku mual karena maag ku kambuh, ya.. t-tadi aku terlambat makan siang, karena pekerjaan.. l-lalu.. aku melihat ada sesuatu di meja kasir" kata Jungwoo sembari mengambil tasnya ke pangkuannya.

"Apa? Kau tidak mungkin melihat promo atau diskon di apotek bukan?" Jungwoo terkekeh.

"Tentu tidak kak, tetapi aku menemukan ini" Jungwoo mengambil barang dari tasnya.

"Sebelum aku menunjukkannya.. hm, aku sudah mencobanya kak, dan hasilnya.." Jungwoo memberikan sebuah barang putih, kecil, dan tipis ke Doyoung.

"S-seolma, Jungwoo-ya.. apa maksudnya ini?" Doyoung melihatnya dan segera menutup mulutnya, tanda, ia terkejut.

"Bagaimana kak? Kau senang?" Jungwoo tersenyum.

"J-Jungwoo-ya, i-ini.. positif? K-kau- hamil?!" Jungwoo menganggukkan kepalanya. Doyoung segera berdiri, dan memeluk Jungwoo dari belakang.

"Apa ini.. bayiku sudah akan memiliki bayi?" Jungwoo mendongak, untuk melihat Doyoung.

"Kak! Aku bukan bayi, kau tahu." Doyoung mengecup bibir Jungwoo.

"Tidak, kau tetap bayiku" Doyoung pun mengecupi pipi chubby Jungwoo juga.

"Lalu bagaimana kak?"

"Bagaimana apanya?"

"Kau senang?" Jungwoo mengusap perutnya.

"Menurutmu? Tentu saja, sayang. Kemari." Jungwoo pun berdiri, dan Doyoung memeluknya.

"Gomawo sayang, kau harus jaga kandunganmu baik-baik, ingat, kehamilan pada laki-laki akan lebih beresiko daripada perempuan." Doyoung mengusap rambut Jungwoo.

"Pasti kak, aku akan menjaga bayi kita dengan baik."

"Apakah kau masih mual sekarang?" Jungwoo menggelengkan kepalanya.

"Apakah kau akan menghabiskan makananmu? Jika tidak, aku akan membuangnya." tanya Doyoung, sembari melepas pelukannya.

"Aku rasa tidak kak, aku sudah tidak selera" jawab Jungwoo.

"Bagaimana jika kau lapar nantinya?"

"Hm, aku akan meminum susu saja kak, aku membeli 2 kotak susu tadi."

"Oh iya! Aku akan membeli susu khusus untukmu, akan ku pesan setelah ini" kata Doyoung. Jungwoo pun mengangguk.

"Bolehkah aku mendengar suaranya?"

"Bukankah ia masih terlalu kecil untuk bisa dideng- K-kak.." Doyoung sudah berlutut, dan menempelkan telinganya ke perut Jungwoo, tangannya pun memeluk pinggang Jungwoo.

"Iya, aku tidak bisa mendengar apapun, yang pasti, sehat-sehat di dalam ya, sayangnya Appa." Doyoung mengecup perut Jungwoo.
Jungwoo pun mengusak rambut Doyoung.

"Aku menyayangimu, Jungwoo-ya"

"Aku juga, kak"

Voment juseyo~

DoWoo one shot/two shotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang