cheat⁉️ (2)

74 4 0
                                    

Dia lagi, dia lagi..

"Ngapain lagi?"

"Woo.. Aku boleh menjelaskan semuanya?"

Aku menghela nafas lalu masuk kedalam, dia pun juga, lalu menutup pintunya.

"APA LAGI YG HARUS KUDENGERIN KAK?! 4 TAHUN KAMU KEMANA, HAH?!" air mataku mengalir sangat deras, hatiku panas dan sangat marah terhadap Kak Doyoung. Ia bahkan sangat terkejut melihatku marah seperti ini.

"Jungwoo-ya.. please, kali ini, dengarkan aku dulu" ia berusaha menggenggam tanganku, tetapi aku melepasnya.

"Aku tahu, kamu selingkuh kan? Ya sudah, selingkuh saja sana! Kenapa balik sini lagi?! 4 tahun Kak! 4 tahun, kau menghilang!! Tidak bisa dihubungi, nomorku kau block, bahkan DM ku tak pernah kau baca. Kak, aku istrimu, sah, Kak." aku menunjukkan tanganku dengan cincin yang terletak di jari manisku itu.

"Aku sudah menunggumu selama ini dan kamu dimana, Kak?! Selama ini aku sudah berpikir, aku lebih baik cerai sama kamu, Kak. Cincin di jariku ini ingin aku lepas!
Namun... Bagaimana dengan Jaemin, Kak?! Aku ingat, kemarin dia menangis karena ada acara father's day, dan semua teman² nya ke sekolah sama Papanya. Sedangkan kamu?! KAMU DIMANA, KAK?!" aku sangat marah, emosiku sudah meluap kali ini

"Kakak gak mikir ya?! Jaemin sudah 4 tahun bernafas di dunia ini tanpa sosok Appa di rumahnya. Aku harus bekerja, sembari menjaga dia, dan terkadang Jaemin terpaksa aku titipkan ke Kak Taeyong, kau tahu?!"

"Kakak gak peduli sama sekali kan?! Kakak mau lanjut kan sama Sejeong? Silahkan! Aku buka pintunya lebar-lebar, Kak!"

"Kalau memang Kakak mau lanjut sama Sejeong, ya sudah, lanjut saja. Aku capek, Kak! Kakak gak mikirin semuanya, Kakak egois, tau gak?! Kakak jahat banget!" aku terduduk di sofa dan menangis. Sepertinya kata-kataku terhenti disini.

"Jungwoo-ya.. aku minta maaf.. aku gak tahu kenapa aku bisa ga ingat tentang kamu.." ia menangis.
"Pada saat itu, aku pulang dari kantor, dan Sejeong mengajakku untuk bertemu. Disana aku mabuk.. aku minta maaf, Woo."
"Ketika aku bangun.. aku tak bisa mengingat dengan jelas, yang pasti aku berada di rumah Sejeong, dan disitu aku punya perasaan dengannya." Kak Doyoung menunduk, ia belum bisa melanjutkan kata-katanya, karena ia juga menangis.

"Eommaa, Jaemin gak bisa masang jasnya- Eomma?! Eomma nangis?!" ia segera berlari turun dari tangga. Ia menghampiriku dan segera menghapus air mataku.

"Eomma gak papa sayang.. sini Eomma pasangin jas nya ya.." ia berdiri di depanku lalu ku benarkan kerah kemejanya, lalu aku memasangkan jasnya.

"Eomma.. kenapa nangis? Pasti Eomma dijahatin sama uncle ini kan?! uncle! Jangan nakalin Eomma nya Jaemin!" Kak Doyoung semakin menangis, mendengar perkataan Jaemin.

"S-Sayang.. unclenya gak nakalin Eomma kok.. Jaemin belum makan kan? Jaemin makan dulu ya? Donat yang tadi mau kan?" Jaemin mengangguk kepadaku.

"Mau ma! Tapi Eomma jangan nangis lagi ya?" ia menghapus air mataku yg masih tersisa di bawah mataku.

"Iya.. yuk ke kamar.." aku menggendong anak berumur 4 tahun itu.

"Oh iya ma.."

"K-Kenapa sayang?"

"Tadi pagi kan Eomma bawain Jaemin kue.. sebelum tiup lilin, Jaemin berdoa dulu kan, doa nya kaya gini 'ulang tahun Jaemin yg ke-4 ini.. Jaemin mau ketemu sama Appa, amin' kira-kira Tuhan kasih gak yaa, Ma?? harusnya Tuhan kasih ya.. kan Jaemin doanya sudah serius tadi.." cerocos Jaemin dengan polosnya.

"Jaem, sekarang Jaemin makan dulu ya? Nanti Jaemin boleh cerita apapun sama Eomma, selesai makan" aku membawanya ke kamar, lalu memberi ia donat, dan menyetelkannya kartun di televisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DoWoo one shot/two shotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang