"Jungwoo-ya, bangunlah" Jungwoo mengerjapkan matanya, tetapi ia segera menarik selimutnya kembali.
Bagaimana tidak, Jungwoo dalam posisi tidak berbusana sekarang. Iya, ini semua karena oknum bernama Kim Doyoung. Kegiatan semalam membuatnya sangat lelah, pastinya, ia tak perlu menceritakan apa yang ia dan Doyoung melakukan apa semalam bukan? Tentu.
"Aku lelah, kak.." jawab Jungwoo.
"Iya, tetapi kalau kau tidak bangun sekarang, bagaimana kau ke toilet untuk mandi, hm memangnya kau bisa berjalan?" tanya Doyoung.
"Kakak mengejekku?! Tentu saja bisa" jawab Jungwoo.
"Coba saja, hadap ke kiri" Jungwoo pun merasa tertantang, ia pun menghadap ke kiri dan.. rasa sakit menyerang seluruh tubuhnya di waktu yang bersamaan.
"A-Akh!" aduhnya.
"Kan, hanya hadap kiri saja sakit, sudah sini aku akan menggendongmu" Doyoung mendekati Jungwoo.
"K-kak! Tidak perlu!" Doyoung pun segera menyibak selimut yang Jungwoo pakai, lalu mengangkatnya.
"K-Kakk! Tak perlu!"
"Kak!! AKH! TURUNIN!"
"Tidak mau" ia mengecup pipi Jungwoo sekilas. Ah sudahlah, tidak aja gunanya juga memberontak, Woo.
"K-kak.. aku m-malu" Doyoung berhenti sebentar.
"Mengapa harus malu? Aku sudah melihat semuanya, Kim Jungwoo" Doyoung mendekatkan mukanya ke Jungwoo lalu mengecup bibirnya sekilas.
"T-tetapi tetap saja.. ah sudahlah, ayo ke kamar mandi saja"
"Mengapa malu? Kau sexy dan hot, Jungwoo-ya"
"KAKAK BISA DIAM TIDAK?! Mengapa kau menggendongku lama-lama?! Itu toilet hanya disitu!" Jungwoo menunjuk toilet kamar mereka.
"Tak apa, aku suka menggendongmu ala bridal seperti ini, Jungwoo-ya" jawab Doyoung.
"Terlebih suka lagi, karena kau tidak berbusana" blush! Muka Jungwoo langsung memerah.
"KAKK! DIAMLAH! Ayo ke toilet! Segera!" Jungwoo menggerak-gerakkan kakinya.
"Kau tidak mau morning sex dulu sayang?"
"KAK! Sekali lagi kau berpikiran mesum, aku tampar ya"
"Ahahah, baiklah-baiklah" takut kan Doy, macem-macem aja sama Jungwoo.
Doyoung pun segera ke kamar mandi.~||~
2 minggu kemudian..
"Kak, ikut aku ke kamar sebentar deh" Doyoung mengikuti Jungwoo."Hm, kemarin saat di kantor.."
"Ada apa di kantormu? Hm?" Doyoung mengusap rambut Jungwoo.
"Setelah sarapan.. a-aku sempat mual dan muntah kak.." Jungwoo menyatukan kedua jari tengahnya.
"Lalu? Apakah makanannya beracun? Kau keracunan? Atau apa?"
"Ih, kakak gak paham! Kakak dan aku sudah melakukan itu.. kalau aku muntah-muntah berarti.." perkataan Jungwoo dipotong oleh Doyoung.
"Ohh, coba test" Doyoung berdiri lalu mengambil test pack dari laci dan memberikannya kepada Jungwoo. T-tunggu.. sejak kapan ia membelinya? Doyoung memang selalu siap sedia segalanya.
"Hm? Kapan kakak membelinya?"
"Entah, aku sudah siap ini beberapa hari setelah kita menikah, Jungwoo-ya" Jungwoo sempat terkejut.
"Segeralah kau coba"
"O-oke.." Jungwoo segera ke kamar toilet dan mencoba test pack tersebut.
"K-kak.." Jungwoo keluar dari toilet setelah mencuci tangannya juga.
"Bagaimana?" tanya Doyoung yang langsung berdiri.
"Hm.. mianhae, masih 1 garis.." kata Jungwoo sembari menunduk dan memberikan test pack tadi kepada suaminya.
"Tak apa Jungwoo-ya.. memang belum waktunya mungkin..." katanya sambil membawa Jungwoo ke pelukannya.
"Tapi.." Jungwoo tak bisa melanjutkan kata-katanya. Doyoung mengusap kepalanya dan mencium pucuk kepalanya.
"Gwaenchana Baby.. berarti kita harus lebih sabar lagi.." katanya.
Jungwoo tak menjawab, dia masih sedih sekarang, karena sebenarnya ia sudah sangat berharap hasilnya akan positif.. akan tetapi Tuhan berkata lain."Sudahlah.. tak apa.." Doyoung melepaskan pelukannya, lalu melihat Jungwoo yang masih sedikit menangis.
"Sabar ya.." ia tersenyum didepan Jungwoo, Jungwoo tahu, sebenarnya hati Doyoung juga pasti sedih, karena Jungwoo sangat paham bagaimana Doyoung yang berpura-pura bahagia dan yang benar-benar bahagia.
"Kak, I'm sorry.." kata Jungwoo dengan air mata yang masih menetes.
"Hm? For what? Tak ada yang salah disini.. sabar ya... Gwaenchana.. Tuhan hanya belum kasih sajaa" Doyoung menangkup pipi Jungwoo dan menghapus air matanya.
"Sudah, jangan dipikirkan lagi" lanjut Doyoung.
"Let's do it again" kata-kata Doyoung membuat Jungwoo cukup terkejut.
"K-kak.." ia mengecup bibir Jungwoo sekilas.
"Kita akan lakukan lagi hari ini." Jungwoo menatap manik mata suaminya.
"Hm... Kalau-" Doyoung menyela perkataan Jungwoo.
"Gak ada kalau-kalau, pokoknya malam ini aku mau menanam benih lagi." katanya sambil menarik Jungwoo ke pelukannya.
"Ish, kakak!" Jungwoo menepuk lengan Doyoung.
"Lupakan test pack itu, kita bisa membuat lagi, okay baby?"
"Kakak mah buat-buat saja.. aku sakit tahu kak.." cicit Jungwoo.
"Aku janji akan perlahan, Jungwoo-ya" Jungwoo pun mengangguk.
Doyoung pun mencium bibir Jungwoo.Voment juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
DoWoo one shot/two shot
RomanceDoy x Woo top:Doy bott:Woo welcome! yes, ini irene lgi yg ngetik, i hope u guys like it! #1 in DoJung [010822] #1 in DoWoo! [122321]