3.

7.6K 1.1K 330
                                    

Vote dulu Hayyuk

===

"oi, mau taruhan gak?" pagi ini kamu tengah mengantri untuk sarapan di hotel. hingga tiba-tiba rindou mengusik ketenanganmu pagi ini. kepalamu terangkat, netramu menatap malas ke arah rindou.

"gakk" gumammu pelan.

"ayolahh" keluh rindou bak anak kecil. kamu menatap tajam rindou

"apaan?" ucapmu malas.

"kita taruhan, siapa dari kita yang jatuh cinta duluan. dia harus nraktir yang menang jalan-jalan selama sebulan di eropa." rindou sedikit mencondongkan tubuhnya padamu yang lebih pendek darinya.

"gue gaakan jatuh cinta sama lo." ucapmu ketus.

"akan ku buat kamu menelan ludahmu sendiri." rindou menyeringai kecil. lalu memberikan kecupan singkat dipipimu. kamu terdiam sejenak, lalu mengusap pipimu pelan. jijik ceritanya.


"lihatt rencana kita berhasil" gumam ran, pada mizuki yang berada di gendongan punggungnya. kalian taulah habis ngapain.

"baguslah, moga rin-chan bisa mencair oleh gadis itu" ucap mizuki sambil mengeratkan pelukannya di leher ran.




"halo dek" sapa ran yang sudah duduk manis di sofa kafetaria. kamu terdiam sejenak, trauma dengan kejadian malam kemarin. semenara mizuki tersenyum manis dan terlihat baik-baik saja, gatau lagi kalau di dalemnya gimana.

"pagi juga aniki." tiba-tiba tangan rindou melingkar di pinggangmu, membuatmu terkejut.

"bareng yuk" ajak mizuki.

"lepasin tangan lo rin!" bisikmu kesal.

"kan kita jadi suami istri di depan keluarga" bisik rindou di telingamu

"kita belom jadi suami istri bodoh!" ucapmu kesal.

"kan tunangan"

"kita juga belom bertunang hey"

"kamu ini berisik banget deh, aku cium nih"

"serah lo dah" ran menatapmu dan rindou dengan senyum menawannya. kamu berjalan mendahulu rindou, tetapi sesaat sebelum kamu terduduk. rindou menahan lenganmu.


"paan lagi rin?!?" ucapmu kesal.

"duduk di pangkuan gue aja gimana?" rindou menyeringai tipis.

"boleh, tapi sebelum itu gue tumpahin dulu bubur ini di kepala lo" kamu tersenyum terpaksa. dengan perempat imajiner yang muncul di keningmu.

"pfft" ran terkekeh geli melihat interaksimu dan rindou.

"first time ditolak rin?" sindir ran. membuat sang adik mendengus kesal.

fyi aja, rindou tidak suka dengan perempuan. baginya makhluk seperti perempuan hanya hidup sebagai beban, dan sikapnya menyebalkan. dia juga selalu menolak kehadiran wanita murahan jika dia ajak ke tempat prostitusi.

berbeda dengan kakaknya yang lebih ramah, dan mampu membuat kaum hawa doki-doki dengan senyumannya. rindou tidak akan berekspresi jika tidak ada yang menarik.

===


"lo kenapa gak mau nikah kontrak aja sih?" tanya rindou tiba-tiba. sebenarnya dia mau menanyakan hal tersebut kemarin, hanya saja ia lupa.

"dosa" gumammu pelan sambil mengusap bibirmu dengan tisu.

"dosa mulu, sok suci banget sih lo. emang lo percaya Tuhan?" tanya rindou dengan nada kesal.

"pertanyaan lo bodoh baget" gumammu takkala kesal.

"gue bukan orang yang suka main-main, dan bagi gue nikah itu bukan suatu hal yang pantas untuk di permainkan. nikah itu bukan sekedar perjanjian antara lo sama gue. kalau lo cuman mau nikah kontrak, mending kita batalin perjodohan ini."

"emang keluarga lo bakal setuju kalau perjodohan ini dibatalin?" kamu tidak menjawab pertanyaa rindou, dan pergi meninggalkannya begitu saja. kamu meletakkan piring kotormu pada tempatnya.

lalu kamu kembali ke kamar hotelmu dan mengemasi barang-barangmu. kamu melenggang pergi meninggalkan hotel tersebut, tanpa persetujuan siapapun. kamu semakin muak dengan keadaan, jadilah kamu pergi menenangkan diri ke rumah sahabatmu.

keiji.


'TBC.'




Toxic Marriage (Haitani Rindou x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang