8.

6.3K 945 206
                                    

Vote dulu Hayyuk

===

"RIN!"

*DORR, DORR*

suara tembakan berdengung keras di telingamu, refleks kamu menutup kedua telingamu dengan tangan. tubuhmu sedikit bergetar, saat melihat dengan matamu sendiri.

suamimu tengah membunuh seseorang dengan pistol.

"eh.. penghianat sepantasnya dihukum mati." gumam rindou sambil tertawa kecil. merasa sama sekali tak berdosa, karena telah membunuh manusia di hadapannya.

Ini jauh lebih parah dari pada yang kamu bayangkan.

"sepertinya ada penonton hmn?" kamu terkejut dengan kehadiran ran yang secara tiba-tiba ada di belakangmu.

"A-" ran langsung membekap mulutmu, dan mencegahmu berteriak. rindou yang mendengar suara lain di belakangnya segera berbalik.

"(name)?!" rindou terkejut karena kamu masih belum pulang. kamu menyikut kasar perut ran, agar dia melepaskan bekapannya dari mulutmu.

"pembunuh!" ucapmu dengan nada yang penuh kebencian. kamu tau bonten adalah kriminal, kamu juga tau bahwa suami mu adalah seorang penjahat. tapi kamu tidak menyangka bahwa kejahatannya hingga mengambil nyawa orang lain.

"wou.. tenang sayang... jika kamu tidak ingin bernasib sama sepertinya, sebaiknya kamu tutup bibir manismu itu rapat-rapat" rindou berjalan pelan mendekatimu.

"lebih baik aku mati, tapi aku melaporkanmu lebih dahulu ke polisi" kamu menyeringai kecil.

"bukan kah seharusnya kamu sudah berjanji untuk selalu berpihak pada suamimu hmn?" kamu tidak peduli dengan perkataan rindou, dan hendak berlari meninggalkan mereka berdua.

tetapi dengan cepat rindou meraih pergelangan tanganmu lalu menghempas tubuhmu hingga terjatuh.

kamu meringis pelan kala bokongmu mencium tanah dengan aestheticnya. rindou berjalan menghampirimu, lalu mengacungkan pistolnya pada kepalamu. kamu meneguk ludahmu dengan susah payah,

mentalmu belum kuat untuk menghadapi kematian di depan mata.

"kamu yakin ingin membunuh istrimu sendiri rin?" pertanyaan ran sedikit memecahkan keteganganmu. rindou bergerak menghampirimu, lelaki itu berjongkok di hadapanmu.

refleks kamu memundurkan tubuhmu, netramu terlihat begitu ketakutan membuat rindou tersenyum senang.

"sudahlah rin, istrimu jadi takut padamu!" ucap ran sambil menyentuh bahu adiknya. ran mengulurkan tangannya padamu, dan kamu terima dengan ragu-ragu.

"lupakan semua kejadian ini dan kamu akan aman (name)." ucap ran, yang tak membuatmu merasa lebih baik sama sekali.

"kamu dengarkan?! jangan macam-macam padaku" rindou berdecih pelan, lalu meninggalkanmu berdua bersama ran. kamu memijit pelipismu, berusaha melepaskan ketegangan tadi.

"maaf rindou terlalu gegabah, tapi inilah pekerjaan kami." ucap ran berusaha menenangkan.

"pekerjaan? ini kriminal namanya!" ucapmu tak terima. ran tertawa kecil

"ku rasa kamu sudah tau dari awal bahwa aku dan rindou adalah anggota bonten. dan siapapun yang menghianati organisasi kami, tentu saja mereka akan mati."

"maksudnya? kalian akan mengambil nyawa seseorang hanya karena dia berkhianat?" ucapmu tak terima.

"hanya? kita organisasi kriminal yang berusaha menjauh dari urusan hukum. satu-satunya cara adalah dengan membunuh."

"sudah ayo aku antar pulang." ucap ran sambil berjalan mendahului mu. kamu menghela nafas kasar.


"jangan membunuh"

Perintah ke-5 dalam 10 Perintah Allah.

===

1 bulan kemudian

ketegangan antara kamu dan rindou sejak hari itu masih terus berlanjut. kalian jarang berbicara satu sama lain, sementara kamu terus berusaha untuk menghindar dari rindou.

seperti bangun satu jam lebih pagi setiap harinya, berangkat ke kantor saat pagi dan pulang sedikit lebih malam. rindou juga sepertinya tak peduli dengan sikapmu, wajah malasnya sudah tak pernah lagi muncul di hadapanmu.

hingga akhirnya, kamu memutuskan mengunjungi keiji lagi. karena rindou terlihat sudah tidak peduli padamu lagi, jadi apa salahnya kamu mendatangi keiji, dialah satu-satunya manusia yang menerima dan menghargai keberadaanmu di dunia ini







'TBC.'

Toxic Marriage (Haitani Rindou x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang