42.

5.2K 755 206
                                    

Vote dulu Hayyuk

===

rindou memperhatikanmu lamat-lamat hingga dapat rindou rasakan tanganmu yang bergerak di genggamannya.

"(name).." panggil rindou pelan. dengan segera rindou memencet bel untuk memanggil perawat ke kamar inapmu. setelah beberapa saat para perawat dan dokter masuk ke dalam kamarmu, dan berbalik mengusir rindou.

"ya Tuhan aku memang tidak pantas.. tapi- izinkan aku bersamanya lebih lama lagi, aku ingin menjaganya lebih lama lagi.." rindou mengenggam kedua tangannya, berdoa dan berharap dalam hatinya dengan tulus.

===






tiba-tiba pintu ruanganmu kembali terbuka, menampilkan dokter yang tersenyum pada rindou. tidak perlu berkata-kata apapun, rindou tau makna dokter itu.

rindou langsung masuk ke dalam ruang inapmu.

"aww pusing" kamu yang sudah sadar dan duduk di atas kasur rumah sakit, bergumam pelan sambil menyentuh pelipismu. tiba-tiba tatapanmu bersitubruk dengan netra rindou yang berkaca-kaca.

"kenap-" kamu terkejut kala rindou langsung berlari dan mendekapmu erat. rindou menjatuhkan kepalanya di bahumu, kamu sedikit terkejut namun membiarkannya saja.

hingga kamu bisa dengarkan suara isakan pelan dari rindou. kamu tidak menyangka suamimu itu bisa menangis, ya memang semua orang bisa menangis. hanya saja kamu tidak tau alasan pastinya.

"kenapa menangis?" tanyamu pelan sambil mengusap lembut rambut rindou. berusaha menangkan lelaki itu.

"jangan pergi" ucap rindou yang sepertinya sudah cukup tenang. rindou berguman pelan di telingamu, sambil mendusel pada lehermu.

"aku gak kemana-mana kok"

"kemarin kamu pergi" ucap rindou dengan suara parau.

"kenapa kalau aku pergi?" pertanyaanmu membuat rindou perasaan rindou kembali terguncang, membayangkan hari-hari kemarin membuat punggung rindou kembali kembali bergetar.

"j-jangan pergi.." rindou menggeratkan pelukannya. kamu dibuat bingung dengan perilaku rindou.

"iya-iya" kamu bergumam jengah. setelahnya hening kembali melanda kamar inapmu. rindou yang masih setia menenggelamkan kepalanya pada bahumu, dan kamu yang bingung dengan tingkah rindou yang semakin mirip anak kecil.

"kamu menyukaiku rin?" tanyamu ragu-ragu karena gak mau ke ge-erann. bukannya kamu ga peka sama perilaku rindou, tapi kamu memang tidak mudah mengerti kode-kode. lagipula kamu tidak pernah mendapar pernyataan langsung dari rindou.

"enggak, a-aku cuman khawatir" rindou menolak perkataanmu mentah-mentah. kamu menghela nafas kecil, lalu berusaha mendorong tubuh rindou menjauh darimu.

"kamu berat! jangan dekat-dekat denganku, kamu sendiri yang bilang tidak mau menyetuhku!" ucapmu ketus. kamu melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukka angka 3 subuh.

"udah aku mau tidur lagi, kamu juga tidur sana." kamu kembali merebahkan dirimu di atas kasur rumah sakit, lalu menarik selimut.

"(name), j-angan tidur. kamu sudah tertidur selama 12 hari!" ucap rindou tidak terima.

"mungkin saja kali ini selama-lamanya" ucapmu frontal lalu berbalik membelakangi rindou. hingga kamu bisa mendengarkan suara isakkan tangis dari sampingmu.

"lah, kok nangis lagi!" ucapmu panik. Kamu langsung mengubah posisimu menjadi duduk, sementara tanganmu bergerak mengusap air mata yang terjatuh di pipi rindou.

"a-aku bohong. aku menyukaimu" rindou menyatukan keningannya dengan keningmu. rindou meletakkan tanganmu di pipinya.

"i love you" ucapan rindou membuat darahmu berdesir.

"beneran?" tanyamu tak percaya. rindou tidak mengatakan apapun dan beralih mengecup singkat bibirmu. membuatmu bungkam seketika

"I really love you" ucap rindou lembut sambil menangkup kedua pipimu.

"berarti.." kamu menyeringai kecil.

"kamu kalah."










'END'















bcanda dng
'TBC.'

Toxic Marriage (Haitani Rindou x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang